Kelompok Usia Ini Bakal Disuntik Vaksin COVID-19, Tapi Ada Syaratnya

Senin, 19 Oktober 2020 - 18:59 WIB
loading...
Kelompok Usia Ini Bakal...
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto memaparkan Sinovac menyanggupi vaksin bagi 1,5 juta orang, Sinopharm memberikan vaksin bagi 7,5 juta orang, dan Cansino untuk 100 ribu penerima. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Proses pengembangan vaksin COVID-19 masih berlanjut. Sejumlah vaksin itu dikabarkan sudah melewati tahap uji klinis fase III seperti Sinovac , Sinopharm, Cansino yang merupakan buatan China. Bahkan, vaksin tersebut dikabarkan telah mendapatkan izin badan otoritas kesehatan di negeri Tirai Bambu itu.

Hingga akhir tahun ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan telah mendapat kepastian ketersediaan vaksin yang dapat digunakan bagi 9,1 juta orang. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto memaparkan Sinovac menyanggupi vaksin bagi 1,5 juta orang, Sinopharm memberikan vaksin bagi 7,5 juta orang, dan Cansino untuk 100 ribu penerima. (Baca juga: Sri Mulyani: Vaksin Nggak Gratis, Orang Mampu Beli Sendiri)

“Kalau ditotal pada November dan Desember, kita sudah mendapatkan kepastian ketersediaan untuk digunakan vaksinasi bagi 9,1 juta orang. Kepastian ketersediaan (vaksin) itu masih sangat tergantung dari emergency use authority yang bisa dikeluarkan Badan POM serta rekomendasi kehalalan dari Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia,” ujar Yuri dalam konferensi pers mengenai perkembangan vaksin COVID-19, Senin (19/10/2020).

Jumlah itu memang masih belum mencukupi kebutuhan nasional. Menurut Yuri, bila ingin tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity) maka vaksinasi cukup di kisaran 70% dari total 268 juta penduduk Indonesia.

“Kalau kita menginginkan tercapainya herd immunity, maka vaksinasi itu tidak perlu dilaksanakan terhadap 100% orang. Cukup di kisaran antara 70%, sebenarnya kita sudah bisa mencapai herd immunity. Dasar inilah yang kita pakai bahwa perhitungan hanya mencapai di herd immunity sekitar 160 juta orang,” jelasnya.

Bila menggunakan vaksin besutan Sinovac, lanjut Yuri, maka dibutuhkan sekitar 320 juta atau dua kali dari kisaran capaian herd immunity. Hal ini dikarenakan penggunaan vaksin Sinovac harus diberikan dua kali (dual use) kepada setiap orang.

Adapun penerima vaksin yang utamanya diberikan pada kelompok usia dan syarat yang sudah digunakan dalam uji klinis fase III. Ketiga vaksin tersebut hanya dilakukan pada kelompok usia 18-59 tahun.

“Maka, kelompok inilah yang akan kita vaksin. Di dalam uji klinisnya disebutkan, di dalam kelompok tidak boleh ada yang berpenyakit komorbid berat. Jadi tidak seluruh usia 18-59 tahun akan kita suntik karena pada kelompok yang komorbid (penyakit penyerta) berat pun tidak memiliki data untuk dilakukan penyuntikan,” terang dia.

Di luar kelompok usia tersebut, Yuri mengaku tidak memiliki data uji klinis. Sebab, tidak ada uji klinis yang dilakukan pada usia 0-18 tahun dan usia di atas 69 tahun. “Sehingga kita belum akan melakukan vaksinasi pada kelompok di luar 18-59 tahun,” lanjutnya. (Baca juga: Bio Farma Diharapkan Dapat Akses Teknologi Pembuatan Vaksin)

Namun, ia menegaskan pemerintah tidak akan mengabaikan mereka yang berada di luar kelompok usia tersebut. Pihaknya akan terus meneliti agar vaksin bisa digunakan pada rentang semua umur.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Partai Perindo Dukung...
Partai Perindo Dukung Tindakan Cepat Pemerintah Rombak Pendidikan Dokter Spesialis
Marak Kasus Pelecehan...
Marak Kasus Pelecehan Seksual Dokter PPDS, IDI: Rumah Sakit Harus Ikut Bertanggung Jawab
Kemenkes Tutup 3 Prodi...
Kemenkes Tutup 3 Prodi di Fakultas Kedokteran Buntut Laporan Perundungan dan Pelecehan Seksual
Marak Kasus Asusila...
Marak Kasus Asusila Dokter, Wamenkes Minta Penerapan Tes Psikologi MMPI
Pendekatan THR Bisa...
Pendekatan THR Bisa Jadi Alternatif Dalam Upaya Berhenti Merokok
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran,...
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Kemendikdasmen Peringkat 2 Kementerian Paling Memuaskan
Maraknya Pelecehan,...
Maraknya Pelecehan, Kemenkes Minta Dokter PPDS Tes Psikologis
Parah! Dokter PPDS Unsri...
Parah! Dokter PPDS Unsri Ditendang di Bagian Testis hingga Memar oleh Konsulen
Kemampuan Bahasa Asing...
Kemampuan Bahasa Asing Masih Kendala Utama Daya Saing SDM Kesehatan RI di Luar Negeri
Rekomendasi
Pengamat Sebut Kinerja...
Pengamat Sebut Kinerja Mentan Amran Luar Biasa, Target 4 Tahun Dicapai dalam 6 Bulan
Comeback Manis Andy...
Comeback Manis Andy Prayoga di Pembuka 76 Indonesian Downhill 2025 Kudus
Badou Jack Teman Mike...
Badou Jack Teman Mike Tyson Kalahkan Noel Mikaelyan, Akhiri Perselisihan di Kelas Penjelajah
Berita Terkini
RBPI Gandeng Sahabat...
RBPI Gandeng Sahabat Polisi Gelar Seminar Tingkatkan Keselamatan Berkendara
Mantan Jubir Gus Dur...
Mantan Jubir Gus Dur Bicara Lain Dulu Lain Sekarang, Sindir Siapa?
Gema Waisak Pindapata...
Gema Waisak Pindapata Nasional, Ini Pesan Menag Nasaruddin Umar
Kondisi Terkini Gaza,...
Kondisi Terkini Gaza, BSMI: Pelayanan Kesehatan hanya Mampu Bertahan 40 Hari
PPK Kemayoran Dipilih...
PPK Kemayoran Dipilih Jadi Tempat Perayaan Gema Waisak Pindapata Nasional 2025
Letjen Kunto Arief Wibowo...
Letjen Kunto Arief Wibowo Batal Dimutasi, Pengamat: Prabowo Tetap Kuat di TNI
Infografis
Sudah Ada di Indonesia,...
Sudah Ada di Indonesia, Kenali Gejala Covid-19 Varian Omicron XBB
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved