Elektabilitas Partai Politik Turun kecuali PDIP, Gerindra, PKS dan PSI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Posisi dua partai politik besar yang sedang berkuasa masih belum tergoyahkan. Di tengah menurunnya elektabilitas parpol-parpol, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra justru mengalami kenaikan. PDIP masih tetap unggul dengan elektabilitas 31,6%, naik dari 26,8% pada survei Juli 2020.
Gerindra menyusul di urutan kedua, dengan kenaikan dari 14,1% menjadi 14,4%. Koalisi strategis yang dibangun oleh PDIP dan Gerindra meraup posisi dominan, belum tergoyahkan oleh parpol-parpol lain maupun yang ada di luar pemerintahan. (Baca juga: Pesan Megawati kepada BMI di Tengah Pandemi Covid-19)
Di antara parpol oposisi hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang naik elektabilitasnya, dari 4,9% menjadi 5,7%. Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum memiliki keterwakilan di Senayan bergerak naik dari 4,4% menjadi 4,8%. “Elektabilitas partai-partai politik mengalami penurunan, hanya empat parpol yang naik yaitu PDIP, Gerindra, PKS, dan PSI,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam press release di Jakarta, pada Jumat (16/10/2020). (Baca juga: Elektabilitas PDIP-PSI-PKS Naik di Tengah Wabah Covid-19)
Hampir semua parpol lainnya di kubu pemerintah menurun elektabilitasnya. Pada peringkat ketiga Golkar turun dari 8,2% menjadi 8,0%. Lalu ada PKB dari 5,4% menjadi 5,1%, Nasdem dari 4,2% menjadi 3,6%, dan PPP dari 2,1% menjadi 1,9%. Sementara parpol di luar pemerintah lainnya juga menurun, yaitu Demokrat semula 3,9% menjadi 3,2% dan PAN dari 2,3% menjadi 1,1%. “PAN makin anjlok setelah pendirinya Amien Rais resmi keluar dan membentuk parpol baru, Partai Ummat,” jelas Leonard. (Baca juga: Tak Dukung Gibran, Elektabilitas PKS Secara Nasional Dinilai Bisa Naik)
Selebihnya parpol-parpol papan bawah, yaitu Perindo dari 0,7% menjadi 0,5%, Hanura dari 0,3% menjadi 0,4%, dan Berkarya semula 0,4% menjadi 0,3%. PKPI, PBB, dan Garuda masing-masing 0%, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebesar 22,2% dan 19,4%. Survei Indometer dilakukan pada 25 September-5 Oktober 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
Gerindra menyusul di urutan kedua, dengan kenaikan dari 14,1% menjadi 14,4%. Koalisi strategis yang dibangun oleh PDIP dan Gerindra meraup posisi dominan, belum tergoyahkan oleh parpol-parpol lain maupun yang ada di luar pemerintahan. (Baca juga: Pesan Megawati kepada BMI di Tengah Pandemi Covid-19)
Di antara parpol oposisi hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang naik elektabilitasnya, dari 4,9% menjadi 5,7%. Sementara itu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum memiliki keterwakilan di Senayan bergerak naik dari 4,4% menjadi 4,8%. “Elektabilitas partai-partai politik mengalami penurunan, hanya empat parpol yang naik yaitu PDIP, Gerindra, PKS, dan PSI,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam press release di Jakarta, pada Jumat (16/10/2020). (Baca juga: Elektabilitas PDIP-PSI-PKS Naik di Tengah Wabah Covid-19)
Hampir semua parpol lainnya di kubu pemerintah menurun elektabilitasnya. Pada peringkat ketiga Golkar turun dari 8,2% menjadi 8,0%. Lalu ada PKB dari 5,4% menjadi 5,1%, Nasdem dari 4,2% menjadi 3,6%, dan PPP dari 2,1% menjadi 1,9%. Sementara parpol di luar pemerintah lainnya juga menurun, yaitu Demokrat semula 3,9% menjadi 3,2% dan PAN dari 2,3% menjadi 1,1%. “PAN makin anjlok setelah pendirinya Amien Rais resmi keluar dan membentuk parpol baru, Partai Ummat,” jelas Leonard. (Baca juga: Tak Dukung Gibran, Elektabilitas PKS Secara Nasional Dinilai Bisa Naik)
Selebihnya parpol-parpol papan bawah, yaitu Perindo dari 0,7% menjadi 0,5%, Hanura dari 0,3% menjadi 0,4%, dan Berkarya semula 0,4% menjadi 0,3%. PKPI, PBB, dan Garuda masing-masing 0%, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebesar 22,2% dan 19,4%. Survei Indometer dilakukan pada 25 September-5 Oktober 2020 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98% pada tingkat kepercayaan 95%.
(cip)