Waspada Banjir, La Nina Tingkatkan Curah Hujan yang Sudah Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah pusat mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya sepanjang akhir 2020 hingga awal 2021. Terutama berkaitan dengan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir .
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati menyebut tanpa la nina, Indonesia sudah memiliki curah hujan yang tinggi. Adanya la lina akan semakin menambah tingginya curah hujan tersebut.
“Kami sampaikan dalam prediksi ada kurang lebih 27,5% wilayah di Indonesia yang akan mengalami hujan di atas normal. Artinya di luar kewajaran,” katanya sesuai rapat terbatas, Selasa (13/11/2020).
(Baca: Antisipasi Banjir Akibat La Nina, Doni Monardo Minta Daerah Siap Siaga)
Namun dia tetap mengingatkan agar seluruh daerah di Indonesia mewaspadai hal ini sejak bulan Oktober ini. Pasalnya dia menyebut baik daerah yang terdampak La Nina ataupun tidak akan mengalami curah hujan tinggi.
“Namun meskipun tidak terkena La Nina, Sumatra tanpa La Nina pun curah hujannya termasuk kategori curah hujan. Bulanan tinggi, bisa lebih dari 400 mm per bulan yakni di bagian barat Sumatra mulai dari ujung Aceh sampai ujung selatan Lampung. Sehingga kesimpulannya mulai Oktober sampai November seluruh wilayah Indonesia perlu diwaspadai,” ungkapnya.
(Baca: BMKG Minta Masyarakat Waspada Fenomena Gerakan Tanah dan Dampak La Nina)
Sementara itu masuk pada bulan Desember la nina akan semakin menguat. Hal ini akan semakin mempengaruhi curah hujan di beberapa wilayah. Misalnya saja wilayah Jawa di bulan Desember tanpa la nina pun curah hujan sudah tinggi. Adanya la nina akan semakin meningkatkan curah hujan yang sudah tinggi.
“Jadi yang perlu diwaspadai di Bulan Desember, mulai dari ujung utara Sumatra, Aceh, terus ke bawah. Khususnya pantai barat ke Lampung, masuk ke Jawa, Nusa Tenggara, bagian tengah Papua, sampai Papua utara, sampai Sulawesi hampir merata,” ujarnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati menyebut tanpa la nina, Indonesia sudah memiliki curah hujan yang tinggi. Adanya la lina akan semakin menambah tingginya curah hujan tersebut.
“Kami sampaikan dalam prediksi ada kurang lebih 27,5% wilayah di Indonesia yang akan mengalami hujan di atas normal. Artinya di luar kewajaran,” katanya sesuai rapat terbatas, Selasa (13/11/2020).
(Baca: Antisipasi Banjir Akibat La Nina, Doni Monardo Minta Daerah Siap Siaga)
Namun dia tetap mengingatkan agar seluruh daerah di Indonesia mewaspadai hal ini sejak bulan Oktober ini. Pasalnya dia menyebut baik daerah yang terdampak La Nina ataupun tidak akan mengalami curah hujan tinggi.
“Namun meskipun tidak terkena La Nina, Sumatra tanpa La Nina pun curah hujannya termasuk kategori curah hujan. Bulanan tinggi, bisa lebih dari 400 mm per bulan yakni di bagian barat Sumatra mulai dari ujung Aceh sampai ujung selatan Lampung. Sehingga kesimpulannya mulai Oktober sampai November seluruh wilayah Indonesia perlu diwaspadai,” ungkapnya.
(Baca: BMKG Minta Masyarakat Waspada Fenomena Gerakan Tanah dan Dampak La Nina)
Sementara itu masuk pada bulan Desember la nina akan semakin menguat. Hal ini akan semakin mempengaruhi curah hujan di beberapa wilayah. Misalnya saja wilayah Jawa di bulan Desember tanpa la nina pun curah hujan sudah tinggi. Adanya la nina akan semakin meningkatkan curah hujan yang sudah tinggi.
“Jadi yang perlu diwaspadai di Bulan Desember, mulai dari ujung utara Sumatra, Aceh, terus ke bawah. Khususnya pantai barat ke Lampung, masuk ke Jawa, Nusa Tenggara, bagian tengah Papua, sampai Papua utara, sampai Sulawesi hampir merata,” ujarnya.
(muh)