Jadi Relawan Vaksin, Ridwan Kamil Cerita Efek yang Dirasakan

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 23:31 WIB
loading...
Jadi Relawan Vaksin,...
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbagi pengalaman ketika menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil merupakan salah satu dari 1.620 relawan vaksin Covid-19 . Dalam perbincangannya dengan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro , Emil, begitu dia akrab disapa, membagikan pengalamannya itu.

Emil mengaku punya dua alasan mengapa dirinya bersedia menjadi relawan vaksin Covid-19. Alasan pertama adalah bahwa vaksin inilah yang nantinya melindungi masyarakat yang sehat dari Covid-19.

“Orang sakitnya sembuh oleh obat. Orang sehatnya imun oleh vaksin. Nah momentum itulah yang kita tunggu kan. Nah yang sakit kita doakan sembuh lah ya dengan segala obat, terapi. Nah kita yang mayoritas sehat itu mendapat imun ya salah satunya oleh vaksin kan. Nah alasan itu pertama,” katanya, Jumat (9/10/2020).

(Baca: IWD Minta Pemerintah Siapkan Data Valid Penerima Vaksin Covid-19)

Sementara alasan yang kedua berkaitan dengan menangkal berita bohong atau hoaks. Hal ini membuat orang enggan menjadi relawan.

“(Misalnya), ya bahwa vaksin ini satu tidak halal. Vaksin ini justru akan menimbulkan lemahnya tubuh. Vaksin ini jualannya dari Tiongkok, dibisniskan. Pokoknya membuat orang antipati. Ditambahkan ‘tuh engga ada pemimpin yang jadi relawan, berarti kita rakyat dikorbankan. Kita dijadikan kelinci percobaan’. Nah gara-gara itulah akhirnya, saya Pak Kapolda, Pak Pangda, Forkopimda ya mendaftarkan diri jadi relawan,” ungkapnya.

Emil menyebut bahwa sebelum dirinya mendaftar, jumlah relawan vaksin masih rendah yakni 400 orang. Menurutnya hal ini efek adanya hoaks yang beredar di internet. “Di momentum saya belum daftar itu relawan hanya 400 mba. Karena takut tadi oleh hoaks dan provokasi. Seminggu setelah saya daftar, relawannya naik ke 2.000,” ujarnya.

(Baca: Positif Corona di Bogor Capai 2.136 Orang, Ridwan Kamil Minta Ponpes Proaktif)

Untuk menjadi relawan, kata Emil, akan ada lima kali kunjungan. Kunjungan pertama adalah untuk melakukan beberapa tes seperti PCR dan rapid. Kunjungan kedua adalah penyuntikan kandidat vaksin tahap pertama. Pada kunjungan ketiga juga akan kembali disuntikan kandidat vaksin kepada relawan.

“Nah yang keempat dan kelima adalah diambil darah untuk dicek reaksinya. Apakah setelah disuntik vaksin di dalam tubuh saya ini antibodinya berlimpah atau engga. Nah kalau berlimpahnya sampai 90%, berarti badan saya siap melawan virus Covid-19 kalaupun masuk ke tubuh saya kan,” ungkapnya.

Dia juga membagi pengalamannya dituding berbohong saat pengambilan darah. Pasalnya pengambilan darah saat ini menggunakan alat yang berbeda yang disebut dengan vacutainer.

“Itu jarumnya dua, satu tusuk nadi vena, satu lagi ke tabung yang menempel. terus kelihatan kayak ada tutupnya, itulah yang membuat vacum, supaya bebas infeksi dan kontaminasi. Nah orang-orang tidak paham paham, disangkanya saya bohong. Katanya itu ada darahnya, kok tutupnya belum dibuka. Jadi, memori dia pakai itu jarum suntik jadul dipakai mengomentari jarum suntik versi modern yang baru,” paparnya.

(Baca: Vaksinasi Covid Ditarget Beres 2022)

Mantan Wali Kota Bandung ini mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping signifikan yang dirasakannya setelah penyuntikan kandidat vaksin. Jika biasanya setelah vaksinasi akan dirasakan demam dan bengkak, Emil mengaku tak merasakan keduanya..

“Nah dua-duanya saya engga ada. Saya ngalamin hanya pegal. Terus besoknya mengantuk itu saja,” tuturnya.

“Tapi intinya engga ada dampak medis. Makanya begini, dengan saya divaksin, saya ini kan jadi saksi utama. Pak gub berhasil ga? Berhasil. Misalnya Bohong ah, saya ikut disuntuk ini buktinya dan sebagainya. Kalau gagal saya bilang kurang berhasil. Kenapa? Saya cerita. Itulah pentingnya saya ikut. Bukan katanya-katanya,” tegasnya.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)