Jokowi: Jaga Optimisme Lawan Covid-19

Senin, 05 Oktober 2020 - 07:02 WIB
loading...
Jokowi: Jaga Optimisme...
Presiden Joko Widodo. Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan kasus pandemi Covid-19 . Selama tujuh bulan terakhir, pemerintah telah melakukan banyak mengambil langkah kebijakan meskipun banyak yang belum sempurna.

Berbagai langkah kebijakan tersebut ditunjang dengan komitmen anggaran untuk mengatasi berbagai dampak pandemi Covid-19 di sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial. Kendati demikian, muncul berbagai kritikan kepada pemerintah, termasuk tudingan bahwa pemerintah lebih mengedepankan dampak ekonomi dibandingkan dengan dampak kesehatan. (Baca: Amalan yang Bisa Mempercepat Datangnya Rezeki)

Jokowi pun sadar dengan kritikan ini. Dia pun menegaskan bahwa pemerintahannya tetap memprioritaskan penanganan di bidang kesehatan selama pandemi Covid-19. Hanya, dampak ekonomi pun harus tetap dipertimbangkan matang karena begitu besar efeknya kepada masyarakat. Pemerintah pun terus berusaha mencari titik keseimbangan agar apa pun kebijakan di bidang kesehatan tidak membuat ekonomi kian terpuruk.
“Sekali lagi, mencari titik keseimbangan. Saya tegaskan kembali bahwa kesehatan masyarakat, kesehatan publik tetap nomor satu. Tetap yang harus diutamakan. Inilah prioritas,” ujar Jokowi dalam pernyataan publik yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden kemarin.

Dalam upaya mencari keseimbangan itu, dia kembali menekankan bahwa kebijakan yang mengorbankan ekonomi seperti lockdown tidak akan diambil pemerintah. Menurutnya, jika sampai ada kebijakan yang mengorbankan sektor ekonomi maka puluhan juta nasib rakyat akan dipertaruhkan.

Jokowi pun secara tegas mengingatkan kepada semua pimpinan daerah untuk tidak sok-sokan dalam mengambil kebijakan karantina total tanpa mempertimbangkan dampaknya dalam jangka panjang. “Oleh sebab itu, saya dan seluruh jajaran pemerintah selalu berupaya mencari keseimbangan itu. Tidak perlu sok-sokan. Akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten. Karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat. Tetapi kita tetap serius mencegah penyebaran wabah,” katanya.

Mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan bahwa mengarantina total suatu wilayah akan lebih banyak menghasilkan dampak negatif daripada dampak positifnya. Menurutnya, pembatasan sosial memang harus dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19 .

Kendati demikian, model karantina wilayah harus disesuaikan dengan gerak penularan wabah. Selama tujuh bulan penanganan Covid-19, Jokowi mengatakan karantina wilayah yang pas untuk memutus rantai penularan Covid-19 adalah pembatasan sosial berskala mikro. (Baca juga: Masa Pendaftaran Beasiswa Unggulan Ditutup Hari Ini)

“Setelah tujuh bulan banyak yang bisa kita pelajari dari wabah ini. Misalnya pembatasan sosial, saya kira harus kita sesuaikan. Untuk itu, saya menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Kita buat lebih terarah, spesifik, fokus, tajam, untuk mengatasi masalah covid, tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat. Ini yang harus kita lakukan,” tegasnya.

Jokowi menekankan, berbagai kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 terus berubah mengikuti perkembangan pandemi di lapangan. Menurutnya, dampak Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi di lapangan memang terus berubah. Pemerintah pun terus merespons perubahan tersebut dengan penyesuaian berbagai kebijakan.

“Penyesuaian kebijakan itu jangan dianggap pemerintah mencla-mencle. Covid ini masalah baru. Seluruh dunia juga sama. Belum ada negara yang berani mengklaim sudah menemukan solusi yang terbaik. Tiap negara juga beda-beda masalahnya, berbeda cara dalam menanganinya. Jadi, kita pun harus terus menyesuaikan diri mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita,” ungkapnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jokowi Bersedia Jadi...
Jokowi Bersedia Jadi Dewan Pembina Rampai Nusantara
Prabowo Bangga Indonesia...
Prabowo Bangga Indonesia Pernah Dipimpin SBY dan Jokowi
Ubedilah Badrun Sebut...
Ubedilah Badrun Sebut Efisiensi Anggaran Era Prabowo Akibat Buruknya Pemerintahan Jokowi
Peneliti Maarif Institute...
Peneliti Maarif Institute Jadi Doktor Administrasi Publik Pertama di UMJ
Tuding OCCRP Proksi...
Tuding OCCRP Proksi untuk Sudutkan Jokowi, Joman: Kita Pantas Curiga!
7 Fakta tentang Masuknya...
7 Fakta tentang Masuknya Jokowi ke Daftar Finalis Pemimpin Terkorup Dunia 2024
Masuk Daftar Pemimpin...
Masuk Daftar Pemimpin Paling Korup versi OCCRP, Jokowi: Framing Jahat
9 Pati TNI Jadi Perisai...
9 Pati TNI Jadi Perisai Hidup Jokowi saat Jabat Presiden, di Mana Mereka Sekarang?
Jokowi hingga Prabowo...
Jokowi hingga Prabowo Subianto Hadiri Pernikahan Putri Zulkifli Hasan dengan Zumi Zola
Rekomendasi
Ikan Berkepala Gumpalan...
Ikan Berkepala Gumpalan Ditemukan di Antara 27 Spesies Baru di Peru
Profil dan Biodata Bobon...
Profil dan Biodata Bobon Santoso Youtuber Masak yang Kini Mualaf, Istrinya Langsung Unfollow
Film John Wick 5 Dilanjutkan...
Film John Wick 5 Dilanjutkan Tanpa Keanu Reeves, Benar-benar Mati di Chapter 4?
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
38 menit yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
1 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
1 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
2 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Jerman Khawatir Bom...
Jerman Khawatir Bom Nuklir AS Tak Bela NATO saat Perang Lawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved