Waketum PPP Ajak GPK Rajut Persatuan di Tengah Perbedaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berharap pandemi virus Corona (Covid 19) tidak membuat masyarakat terpecah belah. Justru momen ini bisa dimanfaatkan untuk saling menguatkan dan bersatu menghadapi cobaan.
“Covid-19 memaksa Bangsa Indonesia untuk mempunyai rancangan baru, tatanan baru, karena ini penting, semua orang harus berubah,” kata Wakil Ketua Umum DPP PPP Arwani Thomafi Arwani dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020).
Sosialisasi Empat Pilar MPR digelar bekerja sama dengan dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dan DPC PPP Bojonegoro.
Arwani mengajak kader GPK untuk ikut mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpecah belah oleh isu apa pun. Sebagai kader muslim, GPK mengingatkan umat Islam bersikap dewasa dengan berbagai perbedaan, termasuk berbeda dalam melakukan ritual keagamaan.
“Tak terkecuali dalam hal ritual keagamaan jangan sampai malah terpecah belah” kata Arwani.( )
Arwani juga menyinggung isu yang selalu hangat setiap Bulan September, yakni isu tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut dia, pemberontakan dan Pengkhinatan PKI adalah fakta, sehingga tidak tepat jika ada pejabat pemerintah yang berupaya untuk menghilangkan sejarah kelam bangsa tersebut.
Walaupun begitu, Arwani meminta Bangsa Indonesia tidak larut dalam isu bangkitnya PKI, tetapi tidak boleh juga terlena atau lengah terhadap upaya yang bertujuan mencabut TAP MPRS XXV/MPRS/1966 tahun 1966.
Menurut dia, untuk menjaga agar Pancasila tetap sakti maka perlu pengawalan terhadap undang-undang maupun kebijakan publik lainya agar selaras dengan Pancasila. ( )
Sementara itu, Ketua GPK Kabupaten Bojonegoro Imam Mualim mengatakan, di era yang serba digital ini terkadang sebagian para pemuda tidak begitu peduli terhadap empat pilar kebangsaan.
Oleh karena itu, GPK sengaja mengadakan kegiatan ini sebagai sarana agar pemuda kakbah di bojonegoro memahami dan bisa mengamalkan landasan kebangsaan.
“Kami mengajak kepada para pemuda Bojonegoro untuk senantiasa menghayati falsafah pancasila dengan menjaga tali persaudaraan, solidaritas dan tidak mudah terpancing terhadap isu-isu yang meresahkan dan menimbulkan perpecahan,” tutur Imam.
“Covid-19 memaksa Bangsa Indonesia untuk mempunyai rancangan baru, tatanan baru, karena ini penting, semua orang harus berubah,” kata Wakil Ketua Umum DPP PPP Arwani Thomafi Arwani dalam acara sosialisasi Empat Pilar MPR di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020).
Sosialisasi Empat Pilar MPR digelar bekerja sama dengan dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dan DPC PPP Bojonegoro.
Arwani mengajak kader GPK untuk ikut mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpecah belah oleh isu apa pun. Sebagai kader muslim, GPK mengingatkan umat Islam bersikap dewasa dengan berbagai perbedaan, termasuk berbeda dalam melakukan ritual keagamaan.
“Tak terkecuali dalam hal ritual keagamaan jangan sampai malah terpecah belah” kata Arwani.( )
Arwani juga menyinggung isu yang selalu hangat setiap Bulan September, yakni isu tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut dia, pemberontakan dan Pengkhinatan PKI adalah fakta, sehingga tidak tepat jika ada pejabat pemerintah yang berupaya untuk menghilangkan sejarah kelam bangsa tersebut.
Walaupun begitu, Arwani meminta Bangsa Indonesia tidak larut dalam isu bangkitnya PKI, tetapi tidak boleh juga terlena atau lengah terhadap upaya yang bertujuan mencabut TAP MPRS XXV/MPRS/1966 tahun 1966.
Menurut dia, untuk menjaga agar Pancasila tetap sakti maka perlu pengawalan terhadap undang-undang maupun kebijakan publik lainya agar selaras dengan Pancasila. ( )
Sementara itu, Ketua GPK Kabupaten Bojonegoro Imam Mualim mengatakan, di era yang serba digital ini terkadang sebagian para pemuda tidak begitu peduli terhadap empat pilar kebangsaan.
Oleh karena itu, GPK sengaja mengadakan kegiatan ini sebagai sarana agar pemuda kakbah di bojonegoro memahami dan bisa mengamalkan landasan kebangsaan.
“Kami mengajak kepada para pemuda Bojonegoro untuk senantiasa menghayati falsafah pancasila dengan menjaga tali persaudaraan, solidaritas dan tidak mudah terpancing terhadap isu-isu yang meresahkan dan menimbulkan perpecahan,” tutur Imam.
(dam)