Respons Moeldoko-Gatot, Pengamat: Tak Masalah Purnawirawan Berpolitik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang mengingatkan purnawirawan agar memegang teguh prinsip, dinilai ditujukkan kepada Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
(Baca juga: Moeldoko Ingatkan Purnawirawan agar Pegang Teguh Prinsip)
"Saya kira merespons beberapa Purnawirawan TNI yang terjun di gerakan politik, terutama yang mutakhir soal gerakan politik KAMI yang dimotori mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo," kata Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Sabtu (3/10/2020).
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Arif berpendapat, soal politik yang ada kepentingan tentu tidak ada gerakan politik yang bebas kepentingan. "Hanya masalahnya, kepentingan apa yang menjadi konsentrasi dari gerakan politiknya?" ujarnya.
Kemudian, dia menanyakan apakah masih dalam koridor dalam membangun bangsa, menjaga NKRI atau sebaliknya. "Kalau berpolitik untuk kepentingan yang konstruktif bagi kemajuan bangsa, sah-sah saja bagi siapa pun, termasuk purnawirawan. Sebaliknya, jika berpolitik untuk kepentingan sempit dan sesaat maka itu wajib dicegah," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Moeldoko menuturkan, sebagai seorang purnawirawan, dirinya selalu saling mengingatkan agar mantan prajurit selalu berpegang teguh pada prinsip. Namun, ketika itu berkaitan dengan urusan politik, ia pun tidak bisa melarang. Pasalnya kata dia, otoritas kembali pada diri masing-masing.
(Baca juga: Moeldoko Ingatkan Purnawirawan agar Pegang Teguh Prinsip)
"Saya kira merespons beberapa Purnawirawan TNI yang terjun di gerakan politik, terutama yang mutakhir soal gerakan politik KAMI yang dimotori mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo," kata Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Sabtu (3/10/2020).
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Arif berpendapat, soal politik yang ada kepentingan tentu tidak ada gerakan politik yang bebas kepentingan. "Hanya masalahnya, kepentingan apa yang menjadi konsentrasi dari gerakan politiknya?" ujarnya.
Kemudian, dia menanyakan apakah masih dalam koridor dalam membangun bangsa, menjaga NKRI atau sebaliknya. "Kalau berpolitik untuk kepentingan yang konstruktif bagi kemajuan bangsa, sah-sah saja bagi siapa pun, termasuk purnawirawan. Sebaliknya, jika berpolitik untuk kepentingan sempit dan sesaat maka itu wajib dicegah," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Moeldoko menuturkan, sebagai seorang purnawirawan, dirinya selalu saling mengingatkan agar mantan prajurit selalu berpegang teguh pada prinsip. Namun, ketika itu berkaitan dengan urusan politik, ia pun tidak bisa melarang. Pasalnya kata dia, otoritas kembali pada diri masing-masing.
(maf)