Moeldoko Ingatkan Purnawirawan agar Pegang Teguh Prinsip
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berbicara tentang para purnawirawan TNI yang bisa berubah karena urusan politik. Namun, Moeldoko tidak menyebut secara jelas tentang apa dan siapa yang dimaksudnya.
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Moeldoko menuturkan, sebagai seorang purnawirawan, dirinya selalu saling mengingatkan agar mantan prajurit selalu berpegang teguh pada prinsip. Namun, ketika itu berkaitan dengan urusan politik, ia pun tidak bisa melarang.
Pasalnya kata dia, otoritas kembali pada diri masing-masing. (Baca juga: Moeldoko Sebut Seseorang Bisa Berbeda kalau Sudah Bicara Politik...)
"Kami, sesama purnawirawan, selalu mengingatkan. Imbauan bahwa mantan prajurit ya harus selalu ingat dan tidak bisa lepas begitu saja. Tapi sekali lagi, kalau itu berkaitan dengan kepentingan, tidak ada otoritas kita untuk bisa melarang. Masing masing sudah punya otoritas atas dirinya," kata Moeldoko, melalui keterangan tertulis, Jumat (2/10/2020).
Ia lalu berbicara tentang pensiunan prajurit yang berubah karena urusan politik. Menurut Moeldoko, setiap prajurit aktif terikat dengan Saptamarga dan sumpah. Sumpah tersebut terasa begitu kuat.
"Tapi begitu seseorang pensiun, maka otoritas atas pilihan-pilihan itu melekat pada masing-masing orang. Kalau kepentingan tertentu itu sudah mewarnai kehidupan yang bersangkutan, maka saya jadi tidak yakin kadar Sapta Marga-nya masih melekat seratus persen karena dipengaruhi kepentingan-kepentingan," tandasnya.
(Baca juga: Din Syamsuddin ke Moeldoko: KAMI Bukan Orang-orang Pengecut)
Moeldoko menuturkan, sebagai seorang purnawirawan, dirinya selalu saling mengingatkan agar mantan prajurit selalu berpegang teguh pada prinsip. Namun, ketika itu berkaitan dengan urusan politik, ia pun tidak bisa melarang.
Pasalnya kata dia, otoritas kembali pada diri masing-masing. (Baca juga: Moeldoko Sebut Seseorang Bisa Berbeda kalau Sudah Bicara Politik...)
"Kami, sesama purnawirawan, selalu mengingatkan. Imbauan bahwa mantan prajurit ya harus selalu ingat dan tidak bisa lepas begitu saja. Tapi sekali lagi, kalau itu berkaitan dengan kepentingan, tidak ada otoritas kita untuk bisa melarang. Masing masing sudah punya otoritas atas dirinya," kata Moeldoko, melalui keterangan tertulis, Jumat (2/10/2020).
Ia lalu berbicara tentang pensiunan prajurit yang berubah karena urusan politik. Menurut Moeldoko, setiap prajurit aktif terikat dengan Saptamarga dan sumpah. Sumpah tersebut terasa begitu kuat.
"Tapi begitu seseorang pensiun, maka otoritas atas pilihan-pilihan itu melekat pada masing-masing orang. Kalau kepentingan tertentu itu sudah mewarnai kehidupan yang bersangkutan, maka saya jadi tidak yakin kadar Sapta Marga-nya masih melekat seratus persen karena dipengaruhi kepentingan-kepentingan," tandasnya.
(maf)