PCINU China: Umat Islam Jangan Terprovokasi Isu Penghancuran Masjid di Xinjiang

Rabu, 30 September 2020 - 02:07 WIB
loading...
PCINU China: Umat Islam...
Salah satu masjid di Xinjiang, China. Foto/Nestia
A A A
JAKARTA - Isu penghancuran ribuan masjid di Xinjiang, China yang bersumber dari sebuah lembaga think tank di Australia belakangan ramai dibicarakan di media sosial. Rois Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) China Imron Rosyadi Hamid mengharapkan agar Umat Islam Indonesia tidak terprovokasi pemberitaan yang belum jelas kebenarannya.

Menurut Imron, berita yang menyebut terjadinya penghancuran ribuan masjid di Xinjiang oleh Pemerintah China itu seperti mengulang berita-berita sama yang pernah beredar beberapa tahun lalu dari sumber-sumber media barat dan sudah dibantah otoritas China.

(Baca: Lembaga Think Tank Australia: China Hancurkan Ribuan Masjid di Xinjiang)

"PCINU Tiongkok perlu menyampaikan informasi berdasarkan kenyataan yang kami saksikan berkait kehidupan beragama di China. Aktivitas umat Islam di Tiongkok berlangsung normal termasuk keberadaan masjid-masjid di berbagai kota yang terpelihara dengan baik dan warga muslim, termasuk dari Indonesia bebas beribadah di dalamnya," ujar Imron dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/9/2020).

Dikatakan Imron, konstitusi China memberikan kebebasan beragama bagi rakyatnya untuk memeluk agama atau tidak (pasal 36). Ada 5 agama resmi di China yang difasilitasi oleh Pemerintah China yakni Islam, Protestan, Katolik, Budha dan Tao.

(Baca: China Tolak Tuduhan Hancurkan Ribuan Masjid di Xinjiang)

"Selain membangun banyak masjid di berbagai kota, Pemerintah Tiongkok juga memberikan berbagai fasilitas pelayanan ibadah haji bagi warga muslim yang akan ke Tanah Suci," katanya.

Karena itu, dirinya mengajak umat Islam Indonesia untuk fokus membantu Pemerintah RI dalam menangani wabah Covid-19, dan tetap jernih dalam menanggapi berita yang menyebut ada penghancuran ribuan masjid di China di tengah berkembangnya wacana perang dagang antara Barat dan China.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)