Kepala BPH Migas dan Anggota Komisi VII DPR RI Kunjungi Bupati Batang dan KI Batang

Sabtu, 26 September 2020 - 16:38 WIB
loading...
Kepala BPH Migas dan Anggota Komisi VII DPR RI Kunjungi Bupati Batang dan KI Batang
BPH Migas tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya agar pembangunan pipa gas bumi Cirebon-Semarang segera dapat terwujud.
A A A
BATANG - BPH Migas tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya agar pembangunan pipa gas bumi Cirebon-Semarang segera dapat terwujud. Sejak penetapan PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai pemenang lelang pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang tahun 2006 oleh BPH Migas dan ground breaking pada Februari 2020, sudah 14 tahun pembangunan ruas pipa tersebut belum ada kemajuan yang berarti dikarenakan kendala jaminan pasokan gas dan kepastian permintaan.

Padahal proyek pipa gas bumi tersebut akan sangat diperlukan untuk mendukung upaya Presiden Jokowi yang ingin mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batang, yang telah dilakukan peletakan batu pertama pada 30 Juni 2020.

Guna mendorong percepatan pembangunan pipa transmisi Cirebon-Semarang, setelah audiensi dengan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya, di Pekalongan, Jawa Tengah, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam, dan Direktur Gas Bumi Sentot Harijady BTP melanjutkan kunjungan kerja dan audiensi dengan Bupati Batang Wihaji di Kantor Bupati Batang, (25/9/20).

Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa pada kesempatan tersebut menekankan perlu ada percepatan alokasi gas dan kepastian demand di daerah Jawa Tengah, terutama Kabupaten Batang yang masih sangat rendah, walaupun saat ini sedang dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Guna meningkatkan demand, apabila dimungkinkan juga dibangun pabrik pupuk yang akan meningkatkan serapan gas sebesar 100 MMSCFD, seperti usulan saat audiensi dengan anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya. Hal ini akan berdampak terhadap ketersediaan pupuk di Jawa Tengah akan senantiasa terpenuhi untuk perkebunan dan pertanian tanpa menunggu produk dari wilayah lain.

M. Fanshurullah Asa yang akrab disapa Ifan lebih lanjut menjelaskan bahwa saat groundbreaking, HOA sudah siap, dan saat ini PT. Rukun Raharja menyatakan sudah siap menjadi calon investor yang akan mendanai proyek tersebut. Jadi mestinya sudah berjalan saat ini. Konsesi 30 tahun berlaku dalam proyek ini, kalau pipa gas besar dan demandnya tinggi, maka peluang BEP bisa lebih cepat, gak sampai 30 tahun.

"Semoga Bupati berkenan menyambut dan mewujudkan usulan kami. Nanti pasokan gas diambil dari Lapangan Utilisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) Bojonegoro yang dikelola Pertamina EP Cepu (PEPC), yang sedang disiapkan, saya berharap 100 MMSCFD," jelas Ifan.

Dengan harga gas yang lebih murah, menurutnya industri akan muncul dan serapan tenaga kerja akan signifikan. "Tolong salam dan sampaikan Pak Gubernur, Pak Ganjar, untuk terus bantu dorong pipa Cisem bisa segera terwujud, BPH Migas sangat perlu penguatan dari pimpinan wilayah" tambah Ifan.

Menanggapi Hal tersebut Bupati Batang Wihaji, menyatakan komitmennya bahwa
Kawasan Ekonomi Khusus di Batang menjadi kawasan yang ramah bagi investor. "Para investor dari dalam maupun luar negeri, datang ke Batang, kita layani sebaik-baiknya dan Kabupaten Batang akan dapat berbagai keuntungan, utamanya lapangan pekerjaan," tegas Wihaji.

Menurutnya ini adalah bagian dari semangat untuk mengadakan lompatan-lompatan, meski kita rasakan covid-19 sangat mempengaruhi. Semangatnya adalah merah putih, semata-mata untuk kepentingan Indonesia. "Terkait rencana lompatan-lompatan besar inilah, tentu kami memerlukan arahan. Kadang-kadang ada ego antar Kabupaten, antar Dinas, bahkan antar Kementerian, tetapi intinya tetep lapangan kerja bagi rakyat. Kita perlu kepastian, listrik, air bersih, termasuk juga jaringan gas yang akan kita bangun ini."

"Tapi tentu memang harus kompetitif, sehingga semua bisa mendapatkan margin. Termasuk juga kompetitif terhadap negara lain, sehingga produk-produk hasil industri bisa laku jika dijual keluar negeri," ujar Wihaji.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2056 seconds (0.1#10.140)