Kuartal IV-2020 yang Sarat Tantangan
loading...
A
A
A
Ketika secara teknikal perekonomian sudah dalam zona resesi, tindakan atau kebijakan yang patut diprioritaskan adalah meminimalisir dampaknya terhadap seluruh sistem perekonomian. Menjaga kekuatan permintaan atau konsumsi rumah tangga, merawat daya beli, keberlangsungan puluhan juta usaha mikro, kecil dan usaha menengah (UMKM) hingga kebijakan yang memberi kemudahan atau stimulus bagi siapa saja untuk berbisnis. Ragam kebijakan itu telah dimulai. Bahkan pemerintah sudah memastikan keberlanjutan program Bansos, sejumlah stimulus dan restrukturisasi kredit hingga 2021.
Namun, kebijakan perlindungan sosial seperti ini tidak cukup kuat untuk memulihkan perekonomian. Diperlukan partisipasi semua elemen masyarakat untuk memperbaiki pondasi ekonomi yang rusak akibat pandemi Covid-19. Partisipasi semua orang cukup diaktualisasikan dengan mematuhi protokol kesehatan agar potensi ancaman dari Covid-19 bisa dikendalikan. Ketika jumlah kasus Covid-19 bisa diperkecil hingga level terendah, kerja pemulihan ekonomi bisa segera dimulai. Pemerintah telah memberi perhatian sangat serius pada masalah ini sehingga mengerahkan TNI-Polri ke ruang publik untuk mendorong semua orang mematuhi protokol kesehatan.
Selain kerja meminimalisir dampak resesi, masyarakat dan semua Pemda juga harus mewaspadai dampak perubahan musim. Memang bukan persoalan baru, tetapi kewaspadaan dan langkah-langkah antisipatif sangat diperlukan karena perubahan musim sekarang terjadi ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Sudah ada sinyal tentang ekses perubahan musim sekarang ini. Kota Sukabumi dilanda banjir bandang pada Senin (21/9) yang menewaskan dua warga, kemudian berlanjut dengan bencana hidrometeorologi pada Rabu (23/9) sore yang menimbulkan kerusakan bagi sedikitnya 60 unit rumah karena diterjang angin kencang. Di Aceh Barat Daya, terjadi banjir dan tanah longsor di enam kecamatan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada Rabu (23/9) sore. Pemprov DKI Jakarta pun harus antisipatif. Sebab, hujan deras pada Senin (21/9) menyebab munculnya genangan air di sejumlah kawasan.
Apa yang terjadi di Sukabumi, Aceh Barat Daya dan Jakarta patut untuk ditanggapi semua Pemda dengan langkah-langkah antisipatif merespons perubahan musim.
Namun, kebijakan perlindungan sosial seperti ini tidak cukup kuat untuk memulihkan perekonomian. Diperlukan partisipasi semua elemen masyarakat untuk memperbaiki pondasi ekonomi yang rusak akibat pandemi Covid-19. Partisipasi semua orang cukup diaktualisasikan dengan mematuhi protokol kesehatan agar potensi ancaman dari Covid-19 bisa dikendalikan. Ketika jumlah kasus Covid-19 bisa diperkecil hingga level terendah, kerja pemulihan ekonomi bisa segera dimulai. Pemerintah telah memberi perhatian sangat serius pada masalah ini sehingga mengerahkan TNI-Polri ke ruang publik untuk mendorong semua orang mematuhi protokol kesehatan.
Selain kerja meminimalisir dampak resesi, masyarakat dan semua Pemda juga harus mewaspadai dampak perubahan musim. Memang bukan persoalan baru, tetapi kewaspadaan dan langkah-langkah antisipatif sangat diperlukan karena perubahan musim sekarang terjadi ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Sudah ada sinyal tentang ekses perubahan musim sekarang ini. Kota Sukabumi dilanda banjir bandang pada Senin (21/9) yang menewaskan dua warga, kemudian berlanjut dengan bencana hidrometeorologi pada Rabu (23/9) sore yang menimbulkan kerusakan bagi sedikitnya 60 unit rumah karena diterjang angin kencang. Di Aceh Barat Daya, terjadi banjir dan tanah longsor di enam kecamatan akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu pada Rabu (23/9) sore. Pemprov DKI Jakarta pun harus antisipatif. Sebab, hujan deras pada Senin (21/9) menyebab munculnya genangan air di sejumlah kawasan.
Apa yang terjadi di Sukabumi, Aceh Barat Daya dan Jakarta patut untuk ditanggapi semua Pemda dengan langkah-langkah antisipatif merespons perubahan musim.
(ras)