JK Lebih Memilih Menjadi Saudagar ketimbang Politisi, Kenapa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernah menjadi ketua umum partai, menteri, hingga wakil presiden dua periode, M Jusuf Kalla yang akrab disapa JK ternyata lebih memilih menjadi saudagar ketimbang politisi. Hal itu dikatakannya kepada Helmy Yahya .
"Saya punya rapid quesion. Kalau harus memilih, Bapak memilih sebagai politisi atau saudagar?" tanya Helmy Yahya dalam wawancara yang ditayangkan di channel YouTube Helmy Yahya Bicara, 22 September 2020.
"Saudagar," jawab JK dalam tayangan yang diberi judul 'Ngobrol Serius dan Bercanda ala JK' ini.
( ).
Menurut mantan ketua umum Partai Golkar ini, banyak orang yang pengin jadi politisi. "Saudagar tidak banyak, apalagi
katakanlah di kalangan pribumi . Semua orang ngantre jadi politisi, tapi tidak ada yang ngantre untuk jadi saudagar. Jadi
kita harus bertahan di situ, memberi contoh," katanya.
Helmy Yahya lalu mengonfirmasi tentang JK yang pada usia 26-an tahun sudah menjadi CEO NV Haji Kalla. JK mengiyakan. Menurutnya, saat itu dia baru lulus kuliah.
( ).
"Waktu itu habis krisis, tahun 60-an, jadi perusahaan lagi dalam kondisi sulit. Jadi, Bapak saya langsung serahkan, 'you
uruslah'," kenang JK.
JK pun mengingat-ingat bahwa sejak mulai berbisnis hingga sekarang, ada sekitar 35 macam bisnis yang dia urus.
"Yang rugi 20, yang untung 10 lah kira-kira," ujar pria kelahiran 15 Mei 1942 ini.
"Saya punya rapid quesion. Kalau harus memilih, Bapak memilih sebagai politisi atau saudagar?" tanya Helmy Yahya dalam wawancara yang ditayangkan di channel YouTube Helmy Yahya Bicara, 22 September 2020.
"Saudagar," jawab JK dalam tayangan yang diberi judul 'Ngobrol Serius dan Bercanda ala JK' ini.
( ).
Menurut mantan ketua umum Partai Golkar ini, banyak orang yang pengin jadi politisi. "Saudagar tidak banyak, apalagi
katakanlah di kalangan pribumi . Semua orang ngantre jadi politisi, tapi tidak ada yang ngantre untuk jadi saudagar. Jadi
kita harus bertahan di situ, memberi contoh," katanya.
Helmy Yahya lalu mengonfirmasi tentang JK yang pada usia 26-an tahun sudah menjadi CEO NV Haji Kalla. JK mengiyakan. Menurutnya, saat itu dia baru lulus kuliah.
( ).
"Waktu itu habis krisis, tahun 60-an, jadi perusahaan lagi dalam kondisi sulit. Jadi, Bapak saya langsung serahkan, 'you
uruslah'," kenang JK.
JK pun mengingat-ingat bahwa sejak mulai berbisnis hingga sekarang, ada sekitar 35 macam bisnis yang dia urus.
"Yang rugi 20, yang untung 10 lah kira-kira," ujar pria kelahiran 15 Mei 1942 ini.
(zik)