Serikat Perkerja Nilai Pemerintah Tergesa-gesa Membahas RUU Ciptaker
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Serikat Pekerja Transportasi Jalan Raya (SPTJR), No ak Banjarnahor, mengaku tidak menolak keberadaan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) yang tengah dibahas Pemerintah dan DPR.
Noak meminta buruh membangun solidaritas bersama pemerintah, dan pengusaha dalam menghadapi situasi di tengah pandemi virus Corona ini. "Kita tidak menolak RUU Cipta Kerja. Kita juga meminta agar para buruh membangun solidaritas bersama pemerintah dan seluruh elemen bangsa, termasuk pengusaha untuk saling bahu membahu menghadapi situasi sulit sekarang ini, khususnya dalam menghadapi pandemi global virus Corona," kata Noak dalam keterangannya tertulisnya, Selasa (14/4/2020).
Menurutnya, masih ada peluang keterlibatan publik dalam penyempurnaan perumusan RUU tersebut. “Saya sendiri harus berpikir positif terhadap bangsa ini. Saat inilah adalah ujian sesungguhnya bagi rakyat Indonesia, khususnya angkatan kerja produktif. Apakah akan memilih status quo dan turut memperburuk situasi, atau turut ambil bagian menjadi solusi bagi permasalahan bersama," jelasnya.
Noak juga menilai jika pemerintah terlalu tergesa-gesa dan tertutup dalam penyusunan RUU Ciptaker, sehingga memunculkan beragam pertanyaan dan juga kecurigaan. Oleh karena itu, lanjut Noak, pembahasan ini dinilai telah menutup peluang publik untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan-masukan, khususnya dari stakeholders terdampak yakni buruh.
Tidak hanya itu, Noak juga mengimbau agar para buruh juga berempati terhadap para pelaku usaha, investor, dan juga pemerintah. Jika mereka terus merugi, apa lagi mengalami goncangan akibat pandemi Corona, tidak mungkin mereka terus memaksakan diri melanjutkan bisnisnya dan terus menggaji pekerjanya.
“Adanya aturan baru yang mendorong perbaikan iklim pengusaha, berinvestasi, bekerja, dan efisiensi birokrasi sangat kita dukung untuk mengembalikan iklim usaha menjadi sehat seperti semula pasca-COVID-19," ucapnya
Noak meminta buruh membangun solidaritas bersama pemerintah, dan pengusaha dalam menghadapi situasi di tengah pandemi virus Corona ini. "Kita tidak menolak RUU Cipta Kerja. Kita juga meminta agar para buruh membangun solidaritas bersama pemerintah dan seluruh elemen bangsa, termasuk pengusaha untuk saling bahu membahu menghadapi situasi sulit sekarang ini, khususnya dalam menghadapi pandemi global virus Corona," kata Noak dalam keterangannya tertulisnya, Selasa (14/4/2020).
Menurutnya, masih ada peluang keterlibatan publik dalam penyempurnaan perumusan RUU tersebut. “Saya sendiri harus berpikir positif terhadap bangsa ini. Saat inilah adalah ujian sesungguhnya bagi rakyat Indonesia, khususnya angkatan kerja produktif. Apakah akan memilih status quo dan turut memperburuk situasi, atau turut ambil bagian menjadi solusi bagi permasalahan bersama," jelasnya.
Noak juga menilai jika pemerintah terlalu tergesa-gesa dan tertutup dalam penyusunan RUU Ciptaker, sehingga memunculkan beragam pertanyaan dan juga kecurigaan. Oleh karena itu, lanjut Noak, pembahasan ini dinilai telah menutup peluang publik untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan-masukan, khususnya dari stakeholders terdampak yakni buruh.
Tidak hanya itu, Noak juga mengimbau agar para buruh juga berempati terhadap para pelaku usaha, investor, dan juga pemerintah. Jika mereka terus merugi, apa lagi mengalami goncangan akibat pandemi Corona, tidak mungkin mereka terus memaksakan diri melanjutkan bisnisnya dan terus menggaji pekerjanya.
“Adanya aturan baru yang mendorong perbaikan iklim pengusaha, berinvestasi, bekerja, dan efisiensi birokrasi sangat kita dukung untuk mengembalikan iklim usaha menjadi sehat seperti semula pasca-COVID-19," ucapnya
(cip)