Besok, Satgas Covid-19 MUI dan Pemerintah Gelar Zikir Nasional Daring
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satgas Covid-19 MUI bekerja sama dengan BNPB, Kantor Wapres, Kementerian Agama RI, dan Kemenkominfo akan mengadakan Zikir Nasional Menolak Musibah Pandemi Covid-19 sekaligus Menyambut Bulan Ramadhan.
Kegiatan yang akan digelar pada Kamis 16 April 2020 pukul 19.30-20.30 WIB tersebut dilakukan secara daring dan disiarkan langsung TVRI, live streaming YouTube Wapres, official YouTube dan medsos Kemenag, BNPB, dan official YouTube TV MUI.
Juru Bicara Satgas COVID-19 MUI KH M Cholil Nafis menjelaskan, Zikir Nasional akan diikuti seluruh komponen umat secara nasional, ormas Islam, tokoh umat, dan instansi pemerintah.
Kiai Cholil mengatakan, Zikir Nasional akan dipandu Ketua Umum MUI nonaktif yang juga Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Dr Din Syamsudin, Menteri Agama RI, ketua-ketua ormas Islam, dan tokoh umat.
Dia memaparkan, acara akan disiarkan dari titik fokus acara di Jakarta yaitu Istana Wapres, Kantor MUI Pusat, Kementerian Agama RI, dan Kantor BNPB. Sementara itu, di daerah akan dilakukan dengan fokus liputan di Indonesia barat, Indonesia tengah, dan Timur. "Semuanya dilakukan di rumah masing-masing untuk tetap menjaga jarak fisik/physical distancing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/4/2020).
Kiai Cholil menjelaskan relevansi dan urgensi kegiatan ini. Menurut dia, Zikir Nasional bertujuan meminta perlindungan Allah SWT dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19 serta menggugah kesadaran umat untuk muhasabah, zikir, dan tobat kepada Allah SWT.
Menurut dia, sikap tawakal dalam menghadapi musibah pendemi Covid-19 adalah melakukan ikhtiar kemanusiaan seraya memanjatkan doa dan tobat kepada Allah SWT. Ikhtiar menjaga jarak fisik/physical distancing dan tetap di rumah saja adalah bagian dari upaya memutus mata rantai penularan virus corona.
Namun, Kiai Cholil berpendapat, upaya itu saja tak cukup bagi umat yang beriman. Sebab, senjata orang mukmin adalah doa. Karenanya, upaya akan maksimal manakala dipersenjatai dengan doa. Sehingga, ikhtiar akan menghasilkan tujuan menghindar dari wabah manakala disertai dengan doa.
"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa kuasa Allah SWT dan lemahnya manusia. Hikmahnya, musibah ini mengajarkan kita untuk muhasabah diri dan tobat kepada Allah SWT seraya memohon pertolongan-Nya," tutur dia.
Dia berharap Zikir Nasional dan Tarhib Ramadhan adalah bagian dari ikhtiar yang utuh antara lahir dan batin dalam menghadap cobaan dari Allah SWT. "Untuk menguatkan ikhtiar lahir, acara zikir ini akan dilakukan secara berkala sampai Lebaran tiba," kata dia.
Kegiatan yang akan digelar pada Kamis 16 April 2020 pukul 19.30-20.30 WIB tersebut dilakukan secara daring dan disiarkan langsung TVRI, live streaming YouTube Wapres, official YouTube dan medsos Kemenag, BNPB, dan official YouTube TV MUI.
Juru Bicara Satgas COVID-19 MUI KH M Cholil Nafis menjelaskan, Zikir Nasional akan diikuti seluruh komponen umat secara nasional, ormas Islam, tokoh umat, dan instansi pemerintah.
Kiai Cholil mengatakan, Zikir Nasional akan dipandu Ketua Umum MUI nonaktif yang juga Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Dr Din Syamsudin, Menteri Agama RI, ketua-ketua ormas Islam, dan tokoh umat.
Dia memaparkan, acara akan disiarkan dari titik fokus acara di Jakarta yaitu Istana Wapres, Kantor MUI Pusat, Kementerian Agama RI, dan Kantor BNPB. Sementara itu, di daerah akan dilakukan dengan fokus liputan di Indonesia barat, Indonesia tengah, dan Timur. "Semuanya dilakukan di rumah masing-masing untuk tetap menjaga jarak fisik/physical distancing," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/4/2020).
Kiai Cholil menjelaskan relevansi dan urgensi kegiatan ini. Menurut dia, Zikir Nasional bertujuan meminta perlindungan Allah SWT dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19 serta menggugah kesadaran umat untuk muhasabah, zikir, dan tobat kepada Allah SWT.
Menurut dia, sikap tawakal dalam menghadapi musibah pendemi Covid-19 adalah melakukan ikhtiar kemanusiaan seraya memanjatkan doa dan tobat kepada Allah SWT. Ikhtiar menjaga jarak fisik/physical distancing dan tetap di rumah saja adalah bagian dari upaya memutus mata rantai penularan virus corona.
Namun, Kiai Cholil berpendapat, upaya itu saja tak cukup bagi umat yang beriman. Sebab, senjata orang mukmin adalah doa. Karenanya, upaya akan maksimal manakala dipersenjatai dengan doa. Sehingga, ikhtiar akan menghasilkan tujuan menghindar dari wabah manakala disertai dengan doa.
"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa kuasa Allah SWT dan lemahnya manusia. Hikmahnya, musibah ini mengajarkan kita untuk muhasabah diri dan tobat kepada Allah SWT seraya memohon pertolongan-Nya," tutur dia.
Dia berharap Zikir Nasional dan Tarhib Ramadhan adalah bagian dari ikhtiar yang utuh antara lahir dan batin dalam menghadap cobaan dari Allah SWT. "Untuk menguatkan ikhtiar lahir, acara zikir ini akan dilakukan secara berkala sampai Lebaran tiba," kata dia.
(zik)