Soal Layanan Isolasi Mandiri, ARSSI Tak Setuju Disebut Bisnis RS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi mengatakan rumah sakit swasta pada prinsipnya ingin membantu pemerintah dalam menangani pasien Covid-19.
Beberapa di rumah sakit swasta sudah menyiapkan berbagai fasilitas seperti tempat tidur, terutama di wilayah Jabodetabek kalau nantinya rumah sakit rujukan sudah mengalami kelebihan kapasitas.
“Sudah cukup banyak, tapi kita tambah lagi beberapa rumah sakit yang ikut berpartisipasi melayani pasien Covid-19 kalau misalnya di Jabodetabek sudah overload,” kata Ichsan kepada SINDO, Selasa (15/9/2020).
Dia menepis isu tersebut sebagai peluang bisnis bagi rumah sakit swasta apalagi dikesankan sebagai ladang bisnis baru. Padahal, lanjut Ichsan, banyak tenaga kesehatan (nakes) yang juga ikut menjadi korban akibat terpapar Covid-19 saat menjalankan tugasnya di rumah sakit.
Hanya saja, sejauh ini dirinya belum mengetahui lengkap berapa banyak rumah sakit swasta yang sudah terlibat dalam penanganan pasien Covid-19. Di Jakarta misalnya, bakal ada tambahan 11 RS swasta yang digandeng untuk menambah 67 RS rujukan Covid-19 saat ini.( )
Ichsan menegaskan, pasien yang dirawat nantinya akan dijamin biayanya oleh pemerintah. Namun hal itu berbeda dengan mereka yang melakukan swab atau memilih paket isolasi mandiri bagi pasien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) di rumah sakit swasta lainnya.
“Paket isolasi mandiri ini memang membantu teman-teman OTG ini untuk isolasi di rumah sakit ketimbang di rumah. Kalau di rumah, mungkin susah terkontrol. Makanya rumah sakit menyediakan (paket isolasi-red). Tidak hanya rumah sakit, beberapa hotel juga menyediakan layanan itu,” terang dia.
Menurut dia, setiap rumah sakit memiliki kebijakan tersendiri, termasuk dalam menyediakan paket isolasi mandiri dengan harga yang berbeda. Sebab, hal itu tergantung juga dari layanan atau fasilitas yang diberikan setiap rumah sakit terhadap mereka yang ingin isolasi mandiri.“Kalau itu kan pasien yang menentukan karena enggak dijamin Kemenkes,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak merebak pada awal Maret lalu, sudah ada 221.523 orang terpapar Covid-19 di Indonesia. Orang terpapar ada yang bergejala, mulai dari ringan hingga berat. Namun, ada juga yang tanpa gejala (OTG).( )
Penderita Covid-19 membutuhkan penanganan khusus. Awalnya, orang dengan gejala ringan dan tanpa gejala diminta untuk isolasi mandiri di rumah.Sekarang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Beberapa di rumah sakit swasta sudah menyiapkan berbagai fasilitas seperti tempat tidur, terutama di wilayah Jabodetabek kalau nantinya rumah sakit rujukan sudah mengalami kelebihan kapasitas.
“Sudah cukup banyak, tapi kita tambah lagi beberapa rumah sakit yang ikut berpartisipasi melayani pasien Covid-19 kalau misalnya di Jabodetabek sudah overload,” kata Ichsan kepada SINDO, Selasa (15/9/2020).
Dia menepis isu tersebut sebagai peluang bisnis bagi rumah sakit swasta apalagi dikesankan sebagai ladang bisnis baru. Padahal, lanjut Ichsan, banyak tenaga kesehatan (nakes) yang juga ikut menjadi korban akibat terpapar Covid-19 saat menjalankan tugasnya di rumah sakit.
Hanya saja, sejauh ini dirinya belum mengetahui lengkap berapa banyak rumah sakit swasta yang sudah terlibat dalam penanganan pasien Covid-19. Di Jakarta misalnya, bakal ada tambahan 11 RS swasta yang digandeng untuk menambah 67 RS rujukan Covid-19 saat ini.( )
Ichsan menegaskan, pasien yang dirawat nantinya akan dijamin biayanya oleh pemerintah. Namun hal itu berbeda dengan mereka yang melakukan swab atau memilih paket isolasi mandiri bagi pasien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) di rumah sakit swasta lainnya.
“Paket isolasi mandiri ini memang membantu teman-teman OTG ini untuk isolasi di rumah sakit ketimbang di rumah. Kalau di rumah, mungkin susah terkontrol. Makanya rumah sakit menyediakan (paket isolasi-red). Tidak hanya rumah sakit, beberapa hotel juga menyediakan layanan itu,” terang dia.
Menurut dia, setiap rumah sakit memiliki kebijakan tersendiri, termasuk dalam menyediakan paket isolasi mandiri dengan harga yang berbeda. Sebab, hal itu tergantung juga dari layanan atau fasilitas yang diberikan setiap rumah sakit terhadap mereka yang ingin isolasi mandiri.“Kalau itu kan pasien yang menentukan karena enggak dijamin Kemenkes,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak merebak pada awal Maret lalu, sudah ada 221.523 orang terpapar Covid-19 di Indonesia. Orang terpapar ada yang bergejala, mulai dari ringan hingga berat. Namun, ada juga yang tanpa gejala (OTG).( )
Penderita Covid-19 membutuhkan penanganan khusus. Awalnya, orang dengan gejala ringan dan tanpa gejala diminta untuk isolasi mandiri di rumah.Sekarang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta