Polemik Sumbar dan Pancasila, Dinilai Tak Ada Maksud Negatif dari Puan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Universitas Djuanda Agus Surachman menilai, pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani tentang Sumatera Barat (Sumbar) dan Pancasila berisi sebuah harapan. Namun di tengah publik, pernyataan Puan telah dipolitisasi sehingga menjadi polemik.
(Baca juga: Bahas soal Puan Maharani di Rapat Anggaran, Arteria-Sahroni Adu Mulut)
Agus mengatakan, upaya mempolitisasi pernyataan atau salah ucap guna menjatuhkan lawan politik menjadi suatu yang lumrah belakangan ini. Puan dan PDIP dalam perkara Sumbar dan Pancasila adalah menjadi salah satu contoh.
"Sekarang seperti sudah biasa, ada kesalahan bicara langsung dipolitisasi dan dijadikan isu untuk menyudutkan," kata Agus, Senin (14/9/2020). (Baca juga: Sudah Tarik Diri dari Pilgub Sumbar, PDIP Masih Klarifikasi Pernyataan Puan)
Dalam kasus Sumbar dan Pancasila, Agus menilai, ada pihak yang sengaja menggoreng pernyataan Puan. Sementara, jamak diketahui, secara matrilinier atau keturunan dari garis ibu Fatmawati, Puan dan Megawati adalah orang Minangkabau.
Begitu juga dari garis ayahnya, Taufiq Kiemas diangkat menjadi penghulu kaum Sikumbang, Nagari Sabu, Tanah Datar dengan gelar Datuak Basa Batuah.
"Jadi tak mungkin ada maksud negatif dari pernyataan Puan soal Sumbar dan Pancasila. Mungkin karena Puan menjabat Ketua DPR dan dari PDIP maka pernyataannya menjadi sorotan," kata Agus.
Agus pun mendorong agar persoalan ini segera diselesaikan dengan mengedepankan dialog dan saling klarifikasi. "Agar polemik ini tak terus digoreng, mungkin ada baikanya juga jika Puan meluruskan,” kata Agus.
(Baca juga: Bahas soal Puan Maharani di Rapat Anggaran, Arteria-Sahroni Adu Mulut)
Agus mengatakan, upaya mempolitisasi pernyataan atau salah ucap guna menjatuhkan lawan politik menjadi suatu yang lumrah belakangan ini. Puan dan PDIP dalam perkara Sumbar dan Pancasila adalah menjadi salah satu contoh.
"Sekarang seperti sudah biasa, ada kesalahan bicara langsung dipolitisasi dan dijadikan isu untuk menyudutkan," kata Agus, Senin (14/9/2020). (Baca juga: Sudah Tarik Diri dari Pilgub Sumbar, PDIP Masih Klarifikasi Pernyataan Puan)
Dalam kasus Sumbar dan Pancasila, Agus menilai, ada pihak yang sengaja menggoreng pernyataan Puan. Sementara, jamak diketahui, secara matrilinier atau keturunan dari garis ibu Fatmawati, Puan dan Megawati adalah orang Minangkabau.
Begitu juga dari garis ayahnya, Taufiq Kiemas diangkat menjadi penghulu kaum Sikumbang, Nagari Sabu, Tanah Datar dengan gelar Datuak Basa Batuah.
"Jadi tak mungkin ada maksud negatif dari pernyataan Puan soal Sumbar dan Pancasila. Mungkin karena Puan menjabat Ketua DPR dan dari PDIP maka pernyataannya menjadi sorotan," kata Agus.
Agus pun mendorong agar persoalan ini segera diselesaikan dengan mengedepankan dialog dan saling klarifikasi. "Agar polemik ini tak terus digoreng, mungkin ada baikanya juga jika Puan meluruskan,” kata Agus.
(maf)