Denny JA Raih Penghargaan Sastra Tingkat ASEAN dari Malaysia

Jum'at, 13 Maret 2020 - 19:51 WIB
Denny JA Raih Penghargaan...
Denny JA Raih Penghargaan Sastra Tingkat ASEAN dari Malaysia
A A A
JAKARTA - Badan Bahasa dan Sastra Sabah, Malaysia memberikan penghargaan kepada Denny JA atas beberapa karya puisinya. Denny JA mendapatkan penghargaan berupa Sastra Kemanusiaan dan Diplomasi ASEAN.

Hal itu diungkapkan Presiden Badan Bahasa dan Sastra Sabah, Datuk Jasni Matlani, melalui surat resmi yang ditujukan kepada Denny JA bulan Febuari 2020

“Semoga penghargaan ini ikut menjadi penanda. Bahwa tak hanya di dunia politik, bisnis dan jurnalisme, di dunia sastra pun selalu terjadi inovasi,” kata Denny JA merespons surat tersebut, Jumat (3/13/2020) melalui keterangan tertulisnya.

Denny JA dianggap berjasa membuat terobosan, melahirkan dan mempopulerkan puisi esai hingga ke tingkat negara ASEAN.

Melalui inovasi tersebut, puisi melampaui fungsi tradisionalnya. Bahkan kisah hubungan dua negara di ASEAN atau dinamika batin masyarakat di negara ASEAN bisa dikisahkan melalui puisi esai.

Puisi esai menjadi cara baru bertutur untuk meriwayatkan kisah. Sudah terbit beberapa buku dalam bentuk puisi esai yang ditulis oleh penyair Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan Thailand. Membaca puisi esai yang mereka tulis, kita membaca batin dan kultur hubungan manusia di antara negara ASEAN.

Terbit pada tahun 2019, buku hasil lomba puisi esai tingkat ASEAN, berjudul Yang Sunyi dan Terasing. Di tahun 2019, penulisan puisi esai bahkan sudah dilombakan di negara ASEAN.

Denny JA pun merasa senang puisi esainya bisa ikut menjembatani kerja sama budaya antarpenulis negara ASEAN.

Denny pun berencana untuk mengumpulkan 10 penyair dari Palestina dan Israel. “Saya akan kumpulan 10 penyair Palestina dan Israel. Mereka diharapkan mengekspresikan kisah dan mimpi hubungan dua negara itu melalui puisi esai," kata Denny JA yang juga dikenal sebagai peneliti survei.

Saat ini Denny sedang menuntaskan 34 skenario film dari 34 provinsi tentang drama manusia dalam kearifan lokal masing masing provinsi. "Ini mungkin yang pertama kali terjadi. Serial skenario film ini semua berdasarkan puisi. Yaitu puisi esai," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2173 seconds (0.1#10.140)