Ramai Konten Rendang Willie Salim, CFRIST Ingatkan Perilaku Hidup di Dunia yang Terbalik
loading...

Direktur CFIRST Arif Mirdjaja menilai tekanan pada Willie Salim untuk meminta maaf tidak masuk akal. Willie Salim ditekan minta maaf karena konten rendang 200 kg hilang saat masak di Pelataran Benteng Kuto Besak Kota Palembang. FOTO/IST
A
A
A
JAKARTA - Sedang viral di media sosial kreator konten Willie Salim dihujat sejumlah tokoh agama dan publik figur lantaran membuat konten memasak rendang 200 kilogram kemudian hilang dicuri di sebuah kota di Sumatera.
Dalam aksinya, muncul narasi bahwa willie mensetting peristiwa tersebut sehingga mendeskriditkan kelompok masyarakat ataupun perilaku warga kota tersebut. Alhasil, Willie kini resmi dilaporkan seorang bernama Muhammad Gustryan ke Polda Sumatera Selatan pada Sabtu 22 Maret 2025 lalu.
Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja menilai bahwa narasi-narasi yang menekan willie untuk meminta maaf sungguh tidak masuk akal.
"jika saya masak lalu masakan saya dijarah ramai-ramai, lalu ada kelompok mayoritas mendesak saya untuk minta maaf, seolah-olah membela para penjarah bahwa mereka direkayasa dan menyalahkan saya yang sebenarnya jadi korban," ujarnya kepada MNC Portal, Senin (25/3/2025).
"Itu sebuah theodesi leibeniz, yaitu kita hidup didunia terbalik dari dunia yang mungkin, bagaimana mungkin penjarahan dianggap benar dan yang dijarah justru dianggap salah?," ungkap Arif.
Arif menganggap kaum agamawan maupun publik figure hingga masyarakat memiliki kecenderungan senang membangun opini mayoritas meskipun secara moral salah.
"Saya tudak kenal willie, tapi seharusnya willie yang dibela akibat prilaku masyarakat yang tidak benar, perilaku tersebut bukan sesuatu yang baru, karena culture pencuri beramai-ramai itu juga sudah umum bagi masyarakat," ucapnya.
*Ada banyak berita viral ketika truk sembako kecelakaan, masyarakat malah menjarah dan tidak menolong, mereka sesunguhnya meniru perilaku pemimpin-pemimpin politik, budaya, agama dan publik figure yang gemar korupsi. Ingat peristiwa mei 98 ketika penjarahan terjadi di hampir semua kota besar di indonesia," imbuh Arif yang juga mantan Aktivis 98 itu.
Arif mengaku pihaknya menyayangkan pernyataan yang cendderung mendeskriditkan willie, yang sebenarnya adalah korban penjarahan.
Untuk itu, Arif menyarankan agar willie berani mengambil langkah hukum dengan melaporkan para penjarah rendang, dan mensomasi para pengkritiknya yang dinilai membela para penjarah.
"Kebenaran tidak boleh tunduk pada tekanan mayoritas, kebenaran harus tunduk pada sesuatu yang faktual, yang sebenarnya terjadi, agar justice bisa diteggakkan!," tandasnya.
Dalam aksinya, muncul narasi bahwa willie mensetting peristiwa tersebut sehingga mendeskriditkan kelompok masyarakat ataupun perilaku warga kota tersebut. Alhasil, Willie kini resmi dilaporkan seorang bernama Muhammad Gustryan ke Polda Sumatera Selatan pada Sabtu 22 Maret 2025 lalu.
Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja menilai bahwa narasi-narasi yang menekan willie untuk meminta maaf sungguh tidak masuk akal.
"jika saya masak lalu masakan saya dijarah ramai-ramai, lalu ada kelompok mayoritas mendesak saya untuk minta maaf, seolah-olah membela para penjarah bahwa mereka direkayasa dan menyalahkan saya yang sebenarnya jadi korban," ujarnya kepada MNC Portal, Senin (25/3/2025).
"Itu sebuah theodesi leibeniz, yaitu kita hidup didunia terbalik dari dunia yang mungkin, bagaimana mungkin penjarahan dianggap benar dan yang dijarah justru dianggap salah?," ungkap Arif.
Arif menganggap kaum agamawan maupun publik figure hingga masyarakat memiliki kecenderungan senang membangun opini mayoritas meskipun secara moral salah.
"Saya tudak kenal willie, tapi seharusnya willie yang dibela akibat prilaku masyarakat yang tidak benar, perilaku tersebut bukan sesuatu yang baru, karena culture pencuri beramai-ramai itu juga sudah umum bagi masyarakat," ucapnya.
*Ada banyak berita viral ketika truk sembako kecelakaan, masyarakat malah menjarah dan tidak menolong, mereka sesunguhnya meniru perilaku pemimpin-pemimpin politik, budaya, agama dan publik figure yang gemar korupsi. Ingat peristiwa mei 98 ketika penjarahan terjadi di hampir semua kota besar di indonesia," imbuh Arif yang juga mantan Aktivis 98 itu.
Arif mengaku pihaknya menyayangkan pernyataan yang cendderung mendeskriditkan willie, yang sebenarnya adalah korban penjarahan.
Untuk itu, Arif menyarankan agar willie berani mengambil langkah hukum dengan melaporkan para penjarah rendang, dan mensomasi para pengkritiknya yang dinilai membela para penjarah.
"Kebenaran tidak boleh tunduk pada tekanan mayoritas, kebenaran harus tunduk pada sesuatu yang faktual, yang sebenarnya terjadi, agar justice bisa diteggakkan!," tandasnya.
(abd)
Lihat Juga :