Jokowi Targetkan Kemiskinan Nol Persen, Pengamat: Mimpi di Siang Bolong
A
A
A
JAKARTA - Presiden Jokowi menargetkan angka kemiskinan ekstrem turun menjadi nol persen pada 2024. Pengamat menilai hal itu sebagai mimpi di siang bolong.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menganggap, target tersebut terlalu muluk. Saat ini jumlah penduduk sangat miskin di Indonesia 9,9 juta jiwa atau 3,371%. "Ini hanya sebuah mimpi di siang bolong. Melihat ekonomi yang tumbuh 5 persen ditambah dunia dihajar dengan virus corona maka menurut saya sebuah keniscayaan," kata Jerry saat dihubungi SINDOnews, Jumat (6/3/2020).
Jerry mengatakan, bagi orang awam target itu terdengar enak. Tapi bagi kaum akademisi, intektual barangkali menjadi kontroversi. Menurut dia, presiden juga perlu bijaksana dalam menyampaikan sebuah pandangan. "Saya belum tahu apakah dari beliau ataukah bisikan orang di sekitarnya," tutur dia.
"Ini pernyataan bagi saya agak menggelitik. Betapa tidakm secara ekonomi, politik dan elemen lain kita belum siap," imbuh dia.
Melihat target itu, Jerry melihat dana desa Rp70 triliun untuk mengatasi dan mengurangi kemiskinan menjadi mubazir. Sedangkan, pada 2019 lalu angka kemiskinan 25,14 juta orang atau sekitar 9,14 persen. (Baca Juga: Jokowi Targetkan Jumlah Kemiskinan Ekstrem di Angka 0 Tahun 2024).
Sebenarnya ada cara lain dan gampang agar tidak ada kemiskinan, yakni basmi dan berangus mafia koruptor dan kartel. Langkah kedua, pemerintah harus good, clean and clear dulu baru jalan programnya.
"2024 bisa penduduk miskin turun 10-15 persen atau paling tinggi 20 persen. Lebih baik gunakan bahasa 'mengurangi kemiskinan'," tandasnya.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menganggap, target tersebut terlalu muluk. Saat ini jumlah penduduk sangat miskin di Indonesia 9,9 juta jiwa atau 3,371%. "Ini hanya sebuah mimpi di siang bolong. Melihat ekonomi yang tumbuh 5 persen ditambah dunia dihajar dengan virus corona maka menurut saya sebuah keniscayaan," kata Jerry saat dihubungi SINDOnews, Jumat (6/3/2020).
Jerry mengatakan, bagi orang awam target itu terdengar enak. Tapi bagi kaum akademisi, intektual barangkali menjadi kontroversi. Menurut dia, presiden juga perlu bijaksana dalam menyampaikan sebuah pandangan. "Saya belum tahu apakah dari beliau ataukah bisikan orang di sekitarnya," tutur dia.
"Ini pernyataan bagi saya agak menggelitik. Betapa tidakm secara ekonomi, politik dan elemen lain kita belum siap," imbuh dia.
Melihat target itu, Jerry melihat dana desa Rp70 triliun untuk mengatasi dan mengurangi kemiskinan menjadi mubazir. Sedangkan, pada 2019 lalu angka kemiskinan 25,14 juta orang atau sekitar 9,14 persen. (Baca Juga: Jokowi Targetkan Jumlah Kemiskinan Ekstrem di Angka 0 Tahun 2024).
Sebenarnya ada cara lain dan gampang agar tidak ada kemiskinan, yakni basmi dan berangus mafia koruptor dan kartel. Langkah kedua, pemerintah harus good, clean and clear dulu baru jalan programnya.
"2024 bisa penduduk miskin turun 10-15 persen atau paling tinggi 20 persen. Lebih baik gunakan bahasa 'mengurangi kemiskinan'," tandasnya.
(zik)