Loyalis Zulhas Bantah Semua Tuduhan Amien Rais
A
A
A
JAKARTA - Loyalis Ketua Umum PAN terpilih Zulkifli Hasan (Zulhas), Yandri Susanto membantah semua tuduhan pendiri PAN Amien Rais dalam video berdurasi 7 menit 40 detik yang diunggah ke Instagram pada Rabu (26/2/2020) malam.
Pernyataan Amien yang dibantah itu mulai dari tidak adanya pandangan partai lima tahun ke depan, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan sebelumnya, hingga tudingan kecurangan dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara pada pertengahan bulan ini.
"Ya kalau proses itu (LPJ dan program) sudah pernah dilakukan di Bali (Kongres IV) kan, di Bali itu tidak ada juga LPJ, tidak ada juga pandangan umum, tidak ada juga visi misi kandidat Ketum dan itu berjalan selama lima tahun kan. Keputusan Bang Zul dan tidak ada masalah," kata Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Karena itu, Yandri mengatakan bahwa Zulhas telah mengantarkan Kongres V PAN di Kendari sukses dan tidak melanggar aturan atau substansi apa pun. Bahwa di sana ada dinamika ada eskalasi, itu memang tidak bisa dipungkiri. Dia pun melihat bahwa arena kongres itu dipenuhi para peserta seperti pengurus DPW, DPD, peninjau yaitu unsur pengurus DPP mulai dari unsur Ketua, Wasekjen, Bendahara dan Ketua-Ketua Departemen. "Dan itu memang dibenarkan oleh Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga," ujar Yandri. (Baca Juga: Respons Video Amien Rais, Kader Pun Bertanya Perlukah Kongres PAN Diulang?).
"Nah, persoalan tahapan kongres itu ada yang dianggap tidak lazim, itu sekali lagi, di Bali sudah pernah dilakukan. Sama, sekali lagi, di Bali itu didahului dengan pemilihan ketua umum. Karena eskalasi ada waktu itu di Bali, tapi tidak memang setinggi ekskalasi yang ada di Kendari," tegasnya.
Yandri juga membantah bahwa Zulhas mengerahkan preman di Kongres Kendari. Tapi, kalau memang Amien menuding demikian, hal itu perlu ditindaklanjuti atau dilakukan sesuatu. "Tapi, kalau pendapat Pak Amien seperti itu ya mungkin perlu ditindaklanjuti atau apa gitu. Tapi bagi kami nggak ada masalah, kongres itu berjalan dengan ada hasilnya," tutur Ketua Komisi VIII DPR itu.
Yandri juga menceritakan secara detail kejadian kala itu, bahwa sejak pagi sampai siang di hari pemilihan, ada eskalasi hingga saling serang karena mempertahankan argumen masing-masing. Tetapi, setelah itu ada kesepakatan atau pemufakatan antara steering committee (SC/panitia pengarah kongres), peserta, antara para kandidat untuk melanjutkan dengan agenda utama pemilihan ketum.
Maka, lanjut dia, waktu itu ada empat kandidat ketua umum. Yang pertama dipanggil Asman Abnur dan dia mengatakan mundur dari pencalonan. Kemudian, Dradjad Wibowo naik ke panggung menyampaikan visi misi atau program. Lalu Zulhas, dan terakhir Mulfachri Harahap dan Mulfachri agak panjang berbicara dan dia menyatakan siap menghormati hasilnya baik kalau ataupun menang. (Baca Juga: Amien Rais Sebut Suasana Kongres PAN seperti Kongres Para Teroris).
"Kemudian selama proses one man one vote itu Pak Amien juga setau saya datang di situ, walaupun mungkin tidak selesai. SC hampir lengkap di meja SC itu. Kemudian dari sisi proses pemilihan ketua umum itu, steering committee memanggil per provinsi. Provinsi itu ada ketua DPW dan sekretarisnya, plus DPD-DPD-nya," urainya.
Bahkan, Yandri menambahkan, selama proses pemilihan ketum itu, tidak ada satupun komplain, tidak ada interupsi, tidak ada huru-hara, tidak ada yang gebrak-gebrak meja lagi. Antarpendukung saling bersalaman dan berpelukan, setelah itu ambil kartu suara masuk ke bilik suara dan mencoblos. Setelah itu, semuanya tenang menonton bersama saat-saat penghitungan suara.
"Dan, ketika penghitungan suara selesai setahu saya sebagai saksi hidup juga saya berdiri di samping Bang Zul persis, nggak ada jarak, Bang Mulfachri mendatangi Bang Zul mengucapkan selamat, berpelukan, dan itu ada videonya. Jadi menurut saya dari sisi proses insya Allah tidak ada masalah," tandasnya.
Pernyataan Amien yang dibantah itu mulai dari tidak adanya pandangan partai lima tahun ke depan, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan sebelumnya, hingga tudingan kecurangan dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara pada pertengahan bulan ini.
"Ya kalau proses itu (LPJ dan program) sudah pernah dilakukan di Bali (Kongres IV) kan, di Bali itu tidak ada juga LPJ, tidak ada juga pandangan umum, tidak ada juga visi misi kandidat Ketum dan itu berjalan selama lima tahun kan. Keputusan Bang Zul dan tidak ada masalah," kata Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Karena itu, Yandri mengatakan bahwa Zulhas telah mengantarkan Kongres V PAN di Kendari sukses dan tidak melanggar aturan atau substansi apa pun. Bahwa di sana ada dinamika ada eskalasi, itu memang tidak bisa dipungkiri. Dia pun melihat bahwa arena kongres itu dipenuhi para peserta seperti pengurus DPW, DPD, peninjau yaitu unsur pengurus DPP mulai dari unsur Ketua, Wasekjen, Bendahara dan Ketua-Ketua Departemen. "Dan itu memang dibenarkan oleh Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga," ujar Yandri. (Baca Juga: Respons Video Amien Rais, Kader Pun Bertanya Perlukah Kongres PAN Diulang?).
"Nah, persoalan tahapan kongres itu ada yang dianggap tidak lazim, itu sekali lagi, di Bali sudah pernah dilakukan. Sama, sekali lagi, di Bali itu didahului dengan pemilihan ketua umum. Karena eskalasi ada waktu itu di Bali, tapi tidak memang setinggi ekskalasi yang ada di Kendari," tegasnya.
Yandri juga membantah bahwa Zulhas mengerahkan preman di Kongres Kendari. Tapi, kalau memang Amien menuding demikian, hal itu perlu ditindaklanjuti atau dilakukan sesuatu. "Tapi, kalau pendapat Pak Amien seperti itu ya mungkin perlu ditindaklanjuti atau apa gitu. Tapi bagi kami nggak ada masalah, kongres itu berjalan dengan ada hasilnya," tutur Ketua Komisi VIII DPR itu.
Yandri juga menceritakan secara detail kejadian kala itu, bahwa sejak pagi sampai siang di hari pemilihan, ada eskalasi hingga saling serang karena mempertahankan argumen masing-masing. Tetapi, setelah itu ada kesepakatan atau pemufakatan antara steering committee (SC/panitia pengarah kongres), peserta, antara para kandidat untuk melanjutkan dengan agenda utama pemilihan ketum.
Maka, lanjut dia, waktu itu ada empat kandidat ketua umum. Yang pertama dipanggil Asman Abnur dan dia mengatakan mundur dari pencalonan. Kemudian, Dradjad Wibowo naik ke panggung menyampaikan visi misi atau program. Lalu Zulhas, dan terakhir Mulfachri Harahap dan Mulfachri agak panjang berbicara dan dia menyatakan siap menghormati hasilnya baik kalau ataupun menang. (Baca Juga: Amien Rais Sebut Suasana Kongres PAN seperti Kongres Para Teroris).
"Kemudian selama proses one man one vote itu Pak Amien juga setau saya datang di situ, walaupun mungkin tidak selesai. SC hampir lengkap di meja SC itu. Kemudian dari sisi proses pemilihan ketua umum itu, steering committee memanggil per provinsi. Provinsi itu ada ketua DPW dan sekretarisnya, plus DPD-DPD-nya," urainya.
Bahkan, Yandri menambahkan, selama proses pemilihan ketum itu, tidak ada satupun komplain, tidak ada interupsi, tidak ada huru-hara, tidak ada yang gebrak-gebrak meja lagi. Antarpendukung saling bersalaman dan berpelukan, setelah itu ambil kartu suara masuk ke bilik suara dan mencoblos. Setelah itu, semuanya tenang menonton bersama saat-saat penghitungan suara.
"Dan, ketika penghitungan suara selesai setahu saya sebagai saksi hidup juga saya berdiri di samping Bang Zul persis, nggak ada jarak, Bang Mulfachri mendatangi Bang Zul mengucapkan selamat, berpelukan, dan itu ada videonya. Jadi menurut saya dari sisi proses insya Allah tidak ada masalah," tandasnya.
(zik)