Matana University dan 12 Universitas Ternama Tanda Tangani MoU dengan AIPFMI dan AFISMI
loading...

Matana University bersama 12 universitas ternama di Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama tridarma perguruan tinggi dengan AIPFMI dan AFISMI di MIPA CENTER Universitas Brawijaya, Malang. FOTO/IST
A
A
A
JAKARTA - Matana University bersama 12 universitas ternama di Indonesia resmi menandatangani perjanjian kerja sama tridarma perguruan tinggi dengan Aliansi Institusi Pendidikan Fisika Medis Indonesia (AIPFMI) dan Aliansi Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI). Penandatanganan ini dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Inovasi Matana University, Gregoria Illyadi MIPA CENTER Universitas Brawijaya, Malang.
Kerja sama ini melibatkan 13 universitas yang berada di bawah naungan AIPFMI, yaitu Matana University, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya. Kemudian Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Nasional.
Selain penandatanganan perjanjian, pertemuan ini juga membahas silabus mata kuliah Fisika Medis untuk memastikan bahwa lulusan dari 13 universitas tersebut memiliki standar kualitas yang sama. Hal ini penting mengingat kebutuhan tenaga kesehatan fisikawan medik di Indonesia saat ini mencapai sekitar 2.800 orang, dengan permintaan terbesar berasal dari wilayah Indonesia bagian timur.
"Kiranya dengan adanya perjanjian kerja sama ini, prodi Fisika Medis Matana University dapat semakin maju dan berkembang serta menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan fisikawan medik di lapangan," ujar Gregoria Illya dalam .
Matana University merupakan salah satu dari 13 universitas di Indonesia yang memiliki program studi Fisika dengan konsentrasi Fisika Medis dan telah tergabung dalam AIPFMI. Sebagai perguruan tinggi swasta pertama yang menyelenggarakan program studi Fisika Medis jenjang sarjana di Provinsi Banten, Matana University telah menghasilkan lulusan yang melanjutkan ke program profesi fisikawan medik.
Dosen-dosen dari program studi Fisika Medis Matana University juga aktif dalam Aliansi Fisikawan Medik Indonesia DPW Banten, berperan dalam bidang riset dan publikasi ilmiah.
Rektor Matana University, Melitina Tecoalu menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan Rencana Strategis Matana University untuk menjadikan Program Studi Fisika Medis sebagai program unggulan yang akan mencetak fisikawan medik berkualitas.
"Dalam lima tahun mendatang, Matana juga akan membuka program profesi, di mana saat ini baru tersedia di Universitas Diponegoro dengan kuota yang sangat terbatas. Dengan demikian, kelangkaan fisikawan medik di Indonesia dapat teratasi," kata Melitina.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan standar pendidikan Fisika Medis di Indonesia semakin meningkat, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga fisikawan medik yang berkualitas di seluruh negeri.
Kerja sama ini melibatkan 13 universitas yang berada di bawah naungan AIPFMI, yaitu Matana University, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya. Kemudian Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Nasional.
Selain penandatanganan perjanjian, pertemuan ini juga membahas silabus mata kuliah Fisika Medis untuk memastikan bahwa lulusan dari 13 universitas tersebut memiliki standar kualitas yang sama. Hal ini penting mengingat kebutuhan tenaga kesehatan fisikawan medik di Indonesia saat ini mencapai sekitar 2.800 orang, dengan permintaan terbesar berasal dari wilayah Indonesia bagian timur.
"Kiranya dengan adanya perjanjian kerja sama ini, prodi Fisika Medis Matana University dapat semakin maju dan berkembang serta menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan fisikawan medik di lapangan," ujar Gregoria Illya dalam .
Matana University merupakan salah satu dari 13 universitas di Indonesia yang memiliki program studi Fisika dengan konsentrasi Fisika Medis dan telah tergabung dalam AIPFMI. Sebagai perguruan tinggi swasta pertama yang menyelenggarakan program studi Fisika Medis jenjang sarjana di Provinsi Banten, Matana University telah menghasilkan lulusan yang melanjutkan ke program profesi fisikawan medik.
Dosen-dosen dari program studi Fisika Medis Matana University juga aktif dalam Aliansi Fisikawan Medik Indonesia DPW Banten, berperan dalam bidang riset dan publikasi ilmiah.
Rektor Matana University, Melitina Tecoalu menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan Rencana Strategis Matana University untuk menjadikan Program Studi Fisika Medis sebagai program unggulan yang akan mencetak fisikawan medik berkualitas.
"Dalam lima tahun mendatang, Matana juga akan membuka program profesi, di mana saat ini baru tersedia di Universitas Diponegoro dengan kuota yang sangat terbatas. Dengan demikian, kelangkaan fisikawan medik di Indonesia dapat teratasi," kata Melitina.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan standar pendidikan Fisika Medis di Indonesia semakin meningkat, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga fisikawan medik yang berkualitas di seluruh negeri.
(abd)
Lihat Juga :