LIPI Sebut 80% Tanaman Herbal Dunia Tumbuh di Indonesia

Rabu, 19 Februari 2020 - 17:26 WIB
LIPI Sebut 80% Tanaman...
LIPI Sebut 80% Tanaman Herbal Dunia Tumbuh di Indonesia
A A A
BOGOR - Sekitar 80% tanaman herbal (tumbuhan untuk pengobatan) dunia tumbuh di Indonesia. Bahkan dari 28.000 spesies tanaman sebanyak 1.845 spesies sudah teridentifikasi sebagai tanaman obat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko dalam Seminar Drug Discovery and Development in Indonesia: From Biodiversity to Medicine di Auditorium Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI, Jalan Raya Bogor KM 46, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (19/2/2020). "Meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun Indonesia belum memanfaatkan secara optimal potensi tersebut," paparnya.

Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya bersama dengan para akademisi dan industri akan terus berupaya melakukan pengembangan obat herbal di Indonesia guna mewujudkan kemandirian obat Indonesia.

"Sebab masih ada celah antara akademisi, industri, juga masyarakat dalam upaya mengoptimalkan potensi tersebut. Nah untuk menjembatani tiga komponen tersebut dalam meningkatkan potensi pengembangan bahan baku obat (BBO) berbasis keanekaragaman hayati darat maupun laut, kita adakan Seminar Drug Discovery and Development in Indonesia: From Biodiversity to Medicine ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan, dari 1.845 spesies tanaman yang teridentifikasi sebagai tanaman obat, baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat dan telah digunakan masyarakat. "Bahkan potensi sumber daya alam hayati laut juga masih belum dimanfaatkan secara optimal," ujarnya.

Dia menjelaskan, pengembangan tanaman obat sebagai bahan baku obat merupakan salah satu prioritas riset nasional bidang kesehatan dan obat. Tujuannya adalah mewujudkan kemandirian obat Indonesia. "Lembaga penelitian dapat berperan dalam melakukan riset pendahuluan sedangkan industri berperan dalam hilirisasi produk yang telah dikembangkan, terutama obat herbal terstandar dan fitofarmaka, melalui riset dan komersialisasi bahan baku obat tradisional," ungkapnya.

Menurutnya, selain mendukung akses dan ketersediaan obat nasional, hilirisasi produk obat juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sumber daya alam Indonesia.

Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti menerangkan, potensi keanekaragaman hayati Indonesia untuk bahan baku obat harus terus dikembangkan mengingat sebagian besar bahan baku obat di Indonesia masih diimpor dari luar negeri. "Sementara kebutuhan penduduk dunia terhadap terhadap obat-obatan alami sangat tinggi. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi industri obat herbal terstandar Indonesia untuk menggunakan tanaman obat sebagai bahan bakunya," jelasnya.

Seminar ini juga dihadiri para narasumber baik dari peneliti maupun perusahaan multinasional dan nasional yang berkecimpung dibidang penemuan dan pengembangan obat baru, di antaranya Director of Research & Development PharmaMar, Spanyol,; Director of Business and Scientific Development PT. Dexa Medica; Director of Corporate Creative and Innovation Martha Tilaar Group; juga perwakilan dari BPOM, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4826 seconds (0.1#10.140)