Peran Yayasan PSF dalam Meningkatkan Kualitas Anak-anak Indonesia

Kamis, 03 September 2020 - 05:58 WIB
loading...
Peran Yayasan PSF dalam...
Yayasan Putera Sampoerna atau Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah salah satu pihak yang berkomitmen untuk membantu pengembangan pendidikan di Indonesia. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kualitas pendidikan di Indonesia belum bisa dibilang memuaskan. Perlu keterlibatan banyak pihak untuk mendorong peningkatannya. Yayasan Putera Sampoerna atau Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah salah satu pihak yang berkomitmen untuk membantu pengembangan pendidikan di Indonesia.

(Baca juga: Rektor IPB: Indonesia Harus Siapkan Skenario Pembelajaran Masa Depan)

Sebagai institusi bisnis sosial, PSF menetapkan fokus di bidang pendidikan. PSF juga bekerja sama dengan sejumlah mitra dari banyak pihak mulai dari pemerintah daerah/nasional, swasta, hingga badan internasional.

(Baca juga: Kemendikbud Kembangkan Spirit Kewirausahaan PT untuk Pemulihan Ekonomi)
Peran Yayasan PSF dalam Meningkatkan Kualitas Anak-anak Indonesia

Director of PSF School Development Outreach, Gusman Yahya menyatakan, hal tersebut terjadi karena kualitas pendidikan di Indonesia yang seharusnya menjadi pondasi utama belum cukup berkualitas untuk menghasilkan SDM yang mumpuni.

"Mengacu pada data kualitas pendidikan di Indonesia yang kurang memuaskan dari tahun ke tahun, PSF mengupayakan berbagai cara supaya kondisi ini bisa berubah," kata Gusman Yahya, Kamis (3/9/2020).

(Baca juga: Bertambah 1.082 Orang, Jumlah Suspek Covid-19 Menjadi 81.757 Orang)

Gusman menjelaskan, sejak 2001 PSF sudah membuat sejumlah program untuk meningkatkan kemampuan literasi, numerasi dan pengembangan karakter baik bagi pelajar maupun pengajar.

"Pada tahun 2004, School Development Outreach (SDO) dibangun sebagai unit bisnis sosial milik PSF. PSF-SDO memiliki suatu layanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan guru," jelasnya.

"Cara meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia yang diusung oleh PSF-SDO adalah dengan membuat program inisiatif unggulan yang bernama Lighthouse School Program (LSP)," tambahnya.

Teknis pelaksanaan program LSP kata Gusman, adalah dengan mengintervensi suatu sekolah selama 3 tahun untuk dibina oleh tim SDO. Pengelolaan ini diharapkan bisa membuat sekolah tersebut memiliki standar pendidikan berkualitas.

"Seiring dengan peningkatan kualitas dari sekolah tersebut, diharapkan sekolah-sekolah di sekitarnya bisa terdampak. Sekolah tersebut bisa menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah di sekitarnya," ucap Gusman.

Selain itu, Yayasan Putera Sampoerna juga menggelar sejumlah pelatih guru. Pembinaan yang dilakukan tim SDO meliputi pendekatan secara holistik, pengembangan kemampuan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts & Mathematics) dan Bahasa Inggris.

"Hal ini menjadi perhatian khusus untuk menjawab kebutuhan industri 4.0. Kemudian intervensi intensif, menitikberatkan pada pengembangan teknis pembelajaran yang visioner. Metode pembelajaran yang disempurnakan supaya siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan dan lebih kreatif melakukan pengembangannya," ungkapnya.

Kemudian kata dia, pengembangan profesionalitas tenaga pengajar. Hal ini didukung dengan dibentuknya Teacher Learning Centre (TLC) yang akan menjadi komunitas belajar berkelanjutan dan jaringan guru.

"Pengembangan terhadap manajemen sekolah, pengembangan kapasitas siswa sebagai peserta didik dan pemberdayaan komunitas sekolah," ujarnya.

Gusman mengungkapkan, sejak awal berdiri, sudah ada 65.000 beasiswa yang disalurkan bagi siswa prasejahtera mulai SD hingga Pasca Sarjana.

"Program Pusat Belajar Guru dan Program Sekolah Model yang dikembangkan Yayasan Putera Sampoerna juga sudah menjangkau guru dan kepala sekolah lebih dari 92 ribu, 155 ribu siswa, 855 sekolah umum, 40 madrasah yang tersebar di 57 daerah di 27 provinsi Indonesia," pungkasnya.

Untuk diketahui, tingkat pendidikan di Indonesia tercermin dalam pengukuran PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan oleh OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development).
Skor pengukuran PISA bagi Indonesia adalah:

- 371 untuk kemampuan membaca
- 379 untuk kemampuan matematika
- 396 untuk kemampuan science

Berdasarkan rata-rata skor tersebut, Indonesia menempati peringkat 72 dari 77 negara yang diteliti. Posisi ini bahkan lebih rendah dari Singapura, Malaysia, dan Brunei. Sampel yang digunakan untuk pengukuran PISA adalah 12.098 siswa dari 399 sekolah yang tersebar di beberapa wilayah.

Mengacu pada data kualitas pendidikan di Indonesia yang kurang memuaskan dari tahun ke tahun, PSF mengupayakan berbagai cara supaya kondisi ini bisa berubah.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1946 seconds (0.1#10.140)