Cegah Penyebaran Virus Corona, Imigrasi Andalkan Identifikasi Karantina Kesehatan

Kamis, 30 Januari 2020 - 16:25 WIB
Cegah Penyebaran Virus...
Cegah Penyebaran Virus Corona, Imigrasi Andalkan Identifikasi Karantina Kesehatan
A A A
JAKARTA - Direktur Lalu Lintas Keimigrasian Ditjen Imigrasi Kemenkumham, Cucu Koswala mengungkapkan dalam mencegah penyebaran virus Corona ke Indonesia Ditjen Imigrasi mengandalkan identifikasi dari petugas Karantina Kesehatan. Hal ini diungkapkan Cucu dalam Forum Merdeka Barat 9 dengan tema Antisipasi Penyebaran Corona di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

“Peranan Imigrasi lebih kepada pada tugas kami di pintu-pintu masuk seluruh Indonesia. Kami ada di pintu-pintu masuk yang saya sampaikan tadi. Peran imigrasi di pintu-pintu masuk tadi sifatnya kami hanya menunggu. Menunggu apakah orang asing atau penumpang yang datang di pelabuhan tersebut sudah clear oleh teman-teman dari KKP atau Kantor Kesehatan Pelabuhan atau kita sebut karantina kesehatan,” jelas Cucu.

“Kalau sudah lolos di cek oleh teman-teman dari KKP, dari lihat dari suhu tubuhnya dengan memasang thermoscanner dan juga alat semacam tembak begitu untuk ukur suhu dinyatakan lolos oleh KKP, tentunya kami memberikan izin masuk selanjutnya bisa tinggal di Indonesia,” sambung Cucu.

Namun, kata Cucu jika petugas karantina menemukan indikasi adanya virus di dalam tubuh Warga Negara Asing (WNA) yang akan masuk ke Indonesia, maka Imigrasi tidak akan meberikan izin. “Kalau sekiranya ditemukan indikasi KKP tadi, ya tentunya kami tidak akan memberi masuk kepada orang asing tersebut. Jadi kami pelabuhan-pelabuhan pintu masuk koordinasi dengan teman-teman dari KKP, karena memang barangkali ini sudah suatu hal yang rutin kita lakukan manakala terjadi isu-isu virus,” jelasnya.

Virus Corona sendiri menyebar di China. Sementara itu, jumlah warga negara China di Indonesia yang tercatat melakukan perjalanan ke Indonesia ada sejumlah 2.117.678 orang.

“Mereka itu WN China di Indonesia yang terdiri dari WN China yang hanya melakukan kunjungan singkat yang paling lama hanya paling 30 hari. Kemudian, jumlah tenaga kerja asing China di Indonesia hingga tahun 2019 sebanyak 32.037 orang. Jumlah pelajar China di Indonesia ada 204 orang,” ungkap Cucu.

Cucu mengatakan ada tiga unsur penting peran imigrasi di pintu masuk pelabuhan atau bandara yakni, Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai. “Belajar dari suspect Ebola dan virus-virus sebelumnya, kemudian SARS dan lain sebagainya, itu sudah menjadi standar kami dengan teman-teman. Jadi sudah otomatis lah mereka siap siaga kemudian informasi yang saya peroleh dari pintu masuk Indonesia,” tegasnya.

“Saya perlu sampaikan ada 93 pintu masuk yang kita sebut tempat pemeriksaan imigrasi laut. Kemudian ada 34 pintu masuk bandar udara dan 8 pos lintas batas negara. Kemudian 39 pos lintas batas darat dan 27 pos lintas batas perairan. Jadi, pintu masuk kita di Indonesia cukup banyak baik darat, laut maupun udara,” jelas Cucu.

Ia juga menegaskan bahwa sampai hari ini belum ada yang orang asing yang atau penumpang asing yang masuk Indonesia teridentifikasi virus corona. “Jadi belum ada sampai dengan siang tadi. Dari teman-teman imigrasi tentunya kami juga harus melindungi yang bertugas di konter-konter imigrasi di apa namanya di pintu masuk,” tambah Cucu.

Sementara untuk keamanan petugas Imigrasi sendiri, Cucu mengatakan bahwa pihaknya sudah terbiasa dengan isu penyebaran virus di bebera negara. “Kami tetap menjalankan standart operasional saja, mereka mengenakan masker kemudian juga sarung tangan dan juga hand sanitizer. Jadi sebagai tindakan antisipasi agar para petugas kami di lapangan. Kalaulah memang ada yang tidak terjangkit datanya sudah diantisipasi itu yang barangkali kami lakukan sampai dengan saat ini di pintu-pintu masuk.”
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5516 seconds (0.1#10.140)