7 Jasa PDIP dalam Karier Politik Jokowi dan Keluarga Sebelum Akhirnya Pecah Kongsi

Sabtu, 21 Desember 2024 - 11:41 WIB
loading...
A A A
Pencalonan tersebut didukung oleh PDIP, Partai NasDem, PKB, dan Partai Hanura. Pada akhirnya, kpu menyatakan Jokowi menang dengan 53,15% suara (70.997.859 pemilih), sementara Prabowo mendapatkan 46,85% (62.576.444 suara).

5. Bertahan Selama Dua Periode

PDIP juga kembali mengusung Jokowi untuk maju di periode keduanya sebagai Presiden RI pada Pemilu 2019. Mengingat pada saat itu tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tetap tinggi.

Jokowi yang didampingi Ma'ruf Amin pada saat itu kembali berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan suara 55,50%, untuk melanjutkan periode keduanya. Namun di akhir masa jabatan ini, hubungan antara Jokowi dan PDIP mulai renggang.

6. Mengusung Gibran jadi Wali Kota Solo

Tidak hanya Joko Widodo yang mendapat kekuasaan setelah diusung PDIP, putra sulungnya yakni Gibran Rakabuming Raka, juga ikut kecipratan. Imbasnya, Gibran berhasil dinobatkan sebagai calon favorit Pemilihan umum Wali Kota Surakarta 2020 menurut sejumlah survei.

PDIP secara resmi mendukung Gibran sebagai calon walikota pada Juli 2020, menjodohkannya dengan Ketua DPRD, Teguh Prakosa. Putra sulung Jokowi ini pada akhirnya menang telak setelah meraih 86,53 % suara.

7. Mengusung Bobby jadi Wali Kota Medan

Menantu Presiden Jokowi, yang merupakan suami dari Kahiyang Ayu juga ikut terjun ke panggung politik dengan menjadi kader PDIP. Puncaknya, Bobby diusung oleh PDIP untuk maju jadi Wali Kota Medan di tahun 2021.

Bobby kala itu mencalonkan diri dengan menggandeng pengusaha dan politikus Partai Gerindra Aulia Rachman.



Hubungan panjang PDIP dan Jokowi serta keluarganya resmi berakhir pada Senin (16/12/2024). PDIP memecat Jokowi, Gibran, dan Bobby dari kader partai. Ketiganya dilarang untuk melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apa pun yang mengatasnamakan PDIP.

Kader PDIP Adian Napitupulu pernah menyebut permasalahan antara Jokowi dan PDIP ketika Presiden ke-7 itu meminta penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ditolak oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Adian juga menyebut sejumlah jasa PDIP untuk Joko Widodo.

"Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," kata Adian.
(abd)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1005 seconds (0.1#10.140)