Buka Seminar Natal 2024, Menag Nasaruddin: Toleransi Harus Dilakukan dengan Ikhlas

Jum'at, 20 Desember 2024 - 06:36 WIB
loading...
Buka Seminar Natal 2024,...
Menag Nasaruddin Umar memberikan pesan bahwa toleransi harus dilakukan dengan ikhlas. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan toleransi harus dilakukan dengan ikhlas. Sebab toleransi sejati adalah penerimaan terhadap perbedaan yang dilakukan dengan ikhlas dan dari hati terdalam.

Hal itu disampaikan Nasaruddin saat menghadiri sekaligus meresmikan acara Seminar Natal Nasional 2024 di Auditorium HM Rasjidi, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).

Nasaruddin menyoroti soal toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilatari aneka ragam suku, ras, agama dan etnis. Dalam kehidupan beragama, Menag mengingatkan agar toleransi tidak sekadar ucapan di bibir semata.

"Toleransi jangan hanya jadi kiasan bibir, toleransi yang sejati adalah kesediaan kita menerima orang yang berbeda dengan kita dengan tulus," ujar Nasaruddin.



Nasaruddin menyebut, jika masih ada kegundahan itu bukan toleransi. "Toleransi yang sejati adalah kesediaan kita memberikan tempat dalam hati kita yang sangat dalam orang-orang yang berbeda dengan kita karena apa yang kita lakukan selama ini, ini pemandangan yang sangat indah," bebernya.

Tugas Kemenag bersama semua tokoh agama, kata Nasaruddin, adalah mendekatkan umat pada ajaran yang dianutnya. Maka Kemenag dan tokoh agama dinilai sukses jika bisa mendekatkan umat dengan ajaran yang dianutnya.



"Tidak boleh hanya diukur pada ukuran-ukuran formal, misalnya WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Substansi Kementerian Agama dan kita juga sebenarnya tokoh-tokoh agama, keberhasilan kita itu diukur seberapa besar kita mendekatkan umat dengan ajaran agamanya," tandasnya.

Nasaruddin menilai, Kemenag gagal jika tak bisa mengeratkan umat dengan agamanya. Kemenag berhasil apabila umat semakin damai dan meyakini ajarannya.

"Semakin berjarak antara umat dengan ajaran agamanya. Itu artinya semakin gagal kita sebagai pemuka agama atau kementerian negara, tapi sebaliknya semakin lengket, semakin berdamai antara umat dengan ajaran agama yang dianutnya maka itu artinya keberhasilan bersama kita," ungkapnya.

Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2024, Thomas Djiwandono menjelaskan terkait tema seminar Natal tahun ini yaitu 'Gereja Berjalan Bersama Negara: Semakin Beriman, Humanis dan Ekologis'.

Thomas Djiwandono menjelaskan, tema yang dipilih tahun ini erat kaitannya dengan keprihatinan terhadap ibu bumi yang semakin rusak oleh perilaku manusia.

Maka harapannya, sikap humanis yang berlandaskan iman akan ciptaan Tuhan yang paripurna bisa berdampak pada tindakan nyata untuk menyelamatkan bumi ini.

Tema ini juga mau menekankan bahwa Gereja tidak bisa berjalan sendiri tapi harus berjalan bersama negara. Gereja tidak dapat berperan sendiri, negara adalah satu institusi besar yang di banyak hal memiliki otoritas terbesar.

"Negara juga ditopang oleh sumber daya yang kuat. Gereja memerlukan negara untuk memberi wujud nyata pada segala ajaran dan seruannya," ucap Wakil Menteri Keuangan ini.

Di sisi lain, negara perlu mendengar suara gereja. "Gereja seperti halnya institusi keagamaan lainnya, mewarisi kekayaan ajaran moral yang dapat memberi negara arah untuk dituju dan batasan agar tidak tergelincir ke jurang kesewenang-wenangan," imbuhnya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)