Atasi Corona, Fraksi PKS Minta Pemerintah Tak Hanya Andalkan Vaksin

Selasa, 01 September 2020 - 11:01 WIB
loading...
Atasi Corona, Fraksi...
Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menyoroti masih tingginya jumlah kasus positif Corona di Indonesia, bahkan, pada Sabtu (29/8/2020) lalu menembus 3.308 kasus. Foto/MNC Trijaya
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menyoroti masih tingginya jumlah kasus positif Covid-19 (virus Corona) di Indonesia yang bahkan, pada Sabtu (29/8/2020) lalu menembus jumlah rekor harian dengan jumlah 3.308 kasus.

Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah dan pemerintah jangan hanya mengandalkan vaksin untuk mengatasi pandemi ini. (Baca juga: 100 Dokter Wafat, Reisa Broto Asmoro Ingatkan Pandemi Belum Tamat)

"Para ahli epidemiologi kesulitan memprediksi puncak dan akhir dari penyebaran Covid-19 di Indonesia. Ada yang menyebut jika penanganan Covid-19 masih lambat seperti saat ini, puncaknya baru akan terjadi pada awal semester 2021. Sementara kita lihat masyarakat karena tuntutan ekonomi sudah mulai beraktivitas seperti biasa, disiplin protokol kesehatan juga masih sulit ditegakkan,” kata Sukamta kepada wartawan, Selasa (1/9/2020).

(Baca juga: Pemeriksaan Covid-19 di RI Hanya 46,85% dari Standar WHO)

"Kondisi ini mestinya disikapi dengan langkah-langkah yang lebih progresif oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Jika kapasitas testing dan tracing masih rendah, bagaimana mungkin upaya penanganan bisa maksimal. Ini yang mestinya diprioritaskan oleh pemerintah," desaknya.

Menurut Sukamta, upaya pemerintah untuk membuat vaksin dengan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asal Cina dan Korea Selatan dan di saat bersamaan membangun optimisme masyarakat merupakan langkah yang perlu, tetapi jangan sampai hal itu seakan-akan menjadi jurus pamungkas.

"Karena isu kesiapan vaksin yang gencar disampaikan pemerintah sebagaimana dahulu adanya wacana pelonggaran PSBB dan New Normal bisa berimbas membuat masyarakat berperilaku lebih longgar. Jika masyarakat merespon seperti itu, hal ini akan semakin menyulitkan dalam mengendalikan penyebaran virus," ujarnya.

Legislator asal Yogyakarta ini meminta pemerintah untuk fokus pada 2 hal. Pertama, pemerintah sesegera mungkin memperbesar kapasitas testing dan tracing. Bahkan, WHO menyebut, dengan jumlah populasi penduduk Indonesia saat ini, setidaknya bisa dilakukan 50 ribu pengujian setiap hari. Kedua, masyarakat Indonesia harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Dua hal itu sekarang prioritas dan fokusnya. Jika ada kendala SDM dalam hal testing dan tracing, semestinya pemerintah bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi, sekolah kesehatan dan lain-lain. Pemerintah juga bisa meniru model pool test yang dilakukan Pemda Sumatera Barat di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, yang terbukti mampu meningkatkan jumlah tes secara masif," paparnya.

"Kalau soal anggaran mestinya tidak ada kendala, karena dilaporkan baru terserap Rp7,36 triliun atau baru mencapai 13,98% dari pagu yang sebesar Rp87,55 triliun hingga Senin pekan lalu (24/8)," imbuh anggota Komisi I DPR itu.

Terkait penegakan kedisiplinan masyarakat, Sukamta meminta pemerintah tidak sekedar berlaku normatif dan formalitas dalam membuat seruan. Menurutnya, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 harus diikuti dengan langkah nyata dalam melakukan sosialisasi.

"Mestinya pemerintah dan pemda dahulukan sosialasi secara masif. Pemerintah dan pemda dengan anggaran yang ada juga bisa sediakan masker dalam jumlah cukup secara berkala ke masyarakat. Aparat pemerintah juga harus bisa menjadi teladan dalam menjalan disiplin protokol kesehatan. Saya yakin dengan keseriusan untuk mensosialisasikan, masyarakat akan semakin disiplin," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
HNW Tak Bantah Mendikti...
HNW Tak Bantah Mendikti Saintek Brian Yuliarto Pernah Jadi Kader PKS
Mendikti Saintek Brian...
Mendikti Saintek Brian Yuliarto Sangkal Representasi PKS: Saya dari ITB
Prabowo Didorong Gerindra...
Prabowo Didorong Gerindra Maju Pilpres 2029, Ini Kata PKS
Peneliti Maarif Institute...
Peneliti Maarif Institute Jadi Doktor Administrasi Publik Pertama di UMJ
Dianggap Mengolok-olok...
Dianggap Mengolok-olok Partai Gelora, Mardani PKS Akan Dilaporkan ke MKD DPR
Interupsi di Paripurna...
Interupsi di Paripurna DPR, Fraksi PKS Usul Pembentukan Pansus Pagar Laut
Anis Byarwati Tegaskan...
Anis Byarwati Tegaskan Ibu Pilar Peradaban Bangsa
Syaikhu: Perjuangan...
Syaikhu: Perjuangan Para Ibu Fondasi Masa Depan Bangsa
Datang ke Markas PBB,...
Datang ke Markas PBB, Fraksi PKS Perjuangkan Nasib Anak-anak Gaza
Rekomendasi
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Putri Nabila Meminta...
Putri Nabila Meminta Maaf pada Mantan Kekasih di Lagu Maaf
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor Asset Management Gelar Edukasi Pasar Modal Syariah di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
NASA Minta Penduduk...
NASA Minta Penduduk Bumi Siaga 1, Kondisi Alam Semesta Tak Stabil
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved