BNPB: Bencana Hidrometerologi Mendominasi Sepanjang Awal Tahun 2020
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang awal tahun 2020 Indonesia didominasi dengan jenis bencana hidrometeorologi. Di antaranya puting beliung dengan total 90 kejadian, banjir 67 kejadian, tanah longsor 45 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 3 kejadian dan gelombang pasang/abrasi sebanyak 2 kejadian.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo mengatakan tren dampak bencana tersebut dipicu oleh terjadinya fenomena hujan ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada awal tahun 2020. (Baca juga: BNPB Mencatat Sepanjang Awal Tahun 2020 Terjadi 203 Bencana )
“Hal ini sudah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya. Selain itu, kerusakan lingkungan juga menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut,” ujar Agus melalui siaran pers yang yang diterima SINDOnews, Selasa (21/1/2020).
Sementara itu, BNPB mencatat hingga 21 Januari 2020 sedikitnya ada 207 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Dari total kejadian bencana di Indonesia, jumlah korban meninggal dunia mencapai 82 jiwa, hilang 3 jiwa, luka-luka 83 jiwa dan penduduk yang menderita/mengungsi mencapai 803.996 jiwa.
Agus juga mengatakan jika tren bencana di tahun 2020 meningkat dibandingkan dengan tahun 2019. “Tren kejadian bencana awal Januari 2020 mengalami penurunan sebanyak 29,6% dibandingan dengan data per tahun 2019. Akan tetapi jumlah penurunannya tidak terlalu signifikan yakni 290 kejadian di 2019 dan 207 di 2020,” jelasnya.
Kemudian mengenai data jumlah korban meninggal dunia dan hilang per 20 Januari 2020 mengalami kenaikan hingga 583,3% jika dibandingkan data per 20 Januari 2019. “Pada 2019 korban meninggal dan hilang sebanyak 12 jiwa dan pada 2020 korban meninggal mencapai 82 jiwa pada tanggal dan bulan yang sama,” tambah Agus.
Selanjutnya, BNPB mencatat terjadi peningkatan jumlah korban luka-luka juga mengalami kenaikan hingga 7,8% per tanggal 20 Januari 2019 dibanding 20 Januari 2020 dengan rincian 77 banding 83. (Baca juga: Kepala BNPB: Urusan Kebencanaan Butuh Penanganan Secara Pentahelix )
Lebih lanjut, mengenai data pengungsi mengalami peningkatan sangat signifikan hingga mencapai 1.552% dari 48.668 jiwa per 20 Januari 2019 menjadi 803.996 jiwa per 20 Januari 2020. Kemudian untuk rumah rusak mengalami peningkatan hingga 303,9% dari 2.799 per Januari 2019 menjadi 11.305 per Januari 2020.
“Data yang tersebut di atas masih dapat berpotensi mengalami perubahan sesuai olah data terbaru dari lapangan. BNPB melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusadatinkom) akan memperbarui data tersebut ke depannya,” tutup Agus.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo mengatakan tren dampak bencana tersebut dipicu oleh terjadinya fenomena hujan ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada awal tahun 2020. (Baca juga: BNPB Mencatat Sepanjang Awal Tahun 2020 Terjadi 203 Bencana )
“Hal ini sudah diprakirakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya. Selain itu, kerusakan lingkungan juga menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut,” ujar Agus melalui siaran pers yang yang diterima SINDOnews, Selasa (21/1/2020).
Sementara itu, BNPB mencatat hingga 21 Januari 2020 sedikitnya ada 207 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Dari total kejadian bencana di Indonesia, jumlah korban meninggal dunia mencapai 82 jiwa, hilang 3 jiwa, luka-luka 83 jiwa dan penduduk yang menderita/mengungsi mencapai 803.996 jiwa.
Agus juga mengatakan jika tren bencana di tahun 2020 meningkat dibandingkan dengan tahun 2019. “Tren kejadian bencana awal Januari 2020 mengalami penurunan sebanyak 29,6% dibandingan dengan data per tahun 2019. Akan tetapi jumlah penurunannya tidak terlalu signifikan yakni 290 kejadian di 2019 dan 207 di 2020,” jelasnya.
Kemudian mengenai data jumlah korban meninggal dunia dan hilang per 20 Januari 2020 mengalami kenaikan hingga 583,3% jika dibandingkan data per 20 Januari 2019. “Pada 2019 korban meninggal dan hilang sebanyak 12 jiwa dan pada 2020 korban meninggal mencapai 82 jiwa pada tanggal dan bulan yang sama,” tambah Agus.
Selanjutnya, BNPB mencatat terjadi peningkatan jumlah korban luka-luka juga mengalami kenaikan hingga 7,8% per tanggal 20 Januari 2019 dibanding 20 Januari 2020 dengan rincian 77 banding 83. (Baca juga: Kepala BNPB: Urusan Kebencanaan Butuh Penanganan Secara Pentahelix )
Lebih lanjut, mengenai data pengungsi mengalami peningkatan sangat signifikan hingga mencapai 1.552% dari 48.668 jiwa per 20 Januari 2019 menjadi 803.996 jiwa per 20 Januari 2020. Kemudian untuk rumah rusak mengalami peningkatan hingga 303,9% dari 2.799 per Januari 2019 menjadi 11.305 per Januari 2020.
“Data yang tersebut di atas masih dapat berpotensi mengalami perubahan sesuai olah data terbaru dari lapangan. BNPB melalui Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusadatinkom) akan memperbarui data tersebut ke depannya,” tutup Agus.
(kri)