Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
loading...
A
A
A
Dalam acara tersebut, hadir pula sejumlah narasumber, termasuk Muhammad Abdullah Darraz, MA., M.Ud., Akademisi dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, yang mengingatkan bahwa radikalisasi dan terorisme tidak pernah diajarkan di sekolah. Namun, ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan peran aktif semua pihak di sekolah untuk mencegah paham-paham radikal.
"Jika kita berhasil mencegah radikalisasi, kita membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang lebih harmonis," ujar Darraz.
Selain itu, Muhtar Daeng Lau, mantan narapidana terorisme yang kini menjadi mitra deradikalisasi, juga menyampaikan pesan penting mengenai peran guru dalam membentuk karakter siswa. "Guru yang hebat adalah mereka yang mampu memberikan peluang terbaik bagi muridnya untuk berkembang dan menjadi generasi yang kuat," katanya.
Sementara itu, psikolog Rinjani, S.Psi, M.Psi., yang juga menjadi narasumber, mengingatkan bahwa orang tua adalah role model bagi anak-anak mereka. "Jika anak melihat kekerasan di rumah, ada kemungkinan mereka akan mengekspresikan kekerasan tersebut di luar rumah. Orang tua harus mendukung anak untuk mengontrol emosinya," ujarnya.
Pelatihan yang diadakan BNPT ini akan dilanjutkan pada hari kedua, Kamis (14/11/2024), dengan tema *Pelajar Cerdas, Cinta Damai, Tolak Intoleransi, Bullying, dan Kekerasan*. Pada acara tersebut, sebanyak 300 siswa dari SMA/SMK di Manokwari juga akan dilibatkan, dan akan ada lomba menggambar dengan tema "Tolak Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying" sebagai bagian dari kegiatan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan guru dan siswa di Papua Barat dapat semakin peka terhadap masalah intoleransi dan bullying, serta dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung proses belajar yang positif.
"Jika kita berhasil mencegah radikalisasi, kita membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang lebih harmonis," ujar Darraz.
Selain itu, Muhtar Daeng Lau, mantan narapidana terorisme yang kini menjadi mitra deradikalisasi, juga menyampaikan pesan penting mengenai peran guru dalam membentuk karakter siswa. "Guru yang hebat adalah mereka yang mampu memberikan peluang terbaik bagi muridnya untuk berkembang dan menjadi generasi yang kuat," katanya.
Sementara itu, psikolog Rinjani, S.Psi, M.Psi., yang juga menjadi narasumber, mengingatkan bahwa orang tua adalah role model bagi anak-anak mereka. "Jika anak melihat kekerasan di rumah, ada kemungkinan mereka akan mengekspresikan kekerasan tersebut di luar rumah. Orang tua harus mendukung anak untuk mengontrol emosinya," ujarnya.
Pelatihan yang diadakan BNPT ini akan dilanjutkan pada hari kedua, Kamis (14/11/2024), dengan tema *Pelajar Cerdas, Cinta Damai, Tolak Intoleransi, Bullying, dan Kekerasan*. Pada acara tersebut, sebanyak 300 siswa dari SMA/SMK di Manokwari juga akan dilibatkan, dan akan ada lomba menggambar dengan tema "Tolak Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying" sebagai bagian dari kegiatan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan guru dan siswa di Papua Barat dapat semakin peka terhadap masalah intoleransi dan bullying, serta dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung proses belajar yang positif.
(abd)