Tahun Depan, Kemarau Diprediksi Terjadi April hingga Oktober
A
A
A
JAKARTA - Setelah curah hujan diprediksi meningkat dalam tiga bulan mendatang, musim kemarau diperkirakan dimulai April hingga Oktober 2020.
“Musim kemarau diprediksi dimulai pada bulan April sampai dengan Oktober 2020,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat acara Kaledioskop Bencana 2019 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (30/12/2019).
Namun, kata Dwikorita, kemarau tidak terjadi serempak di sejumlah wilayah. “Tidak serempak, secara bertahap dimulai April terutama pada wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” katanya. (Baca Juga: BMKG Prediksi Curah Hujan Meningkat dalam Tiga Bulan Mendatang)
BMKG merekomendasikan untuk membuat waduk embung kolam untuk meminimalkan dampak kemarau berkepanjangan. “Maka diimbau semua pihak untuk meningkatkan kapasitas waduk embung kolam retensi dan system folder untuk penyimpanan air,” katanya.
Menurut Dwikorita, pembuatan embung waduk dapat dilakukan pada musim penghujan yang diprediksi pada Februari hingga Maret.
“Ini untuk cadangan musim kemarau di bulan April hingga Oktober. Rekomendasi ini yang penting untuk meminimalkan dampak musim kemarau, kan musim kemarau mulai April, tapi kan curah hujan meningkat Januari sampai Maret,” tuturnya.
Dia juga meminta masyarakat agar tidak panik meskipun saat ini telah memasuki musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrem.
“Meskipun demikian, meskipun kita saat ini memasuki musim hujan atau sekarang memasuki cuaca ekstrem sekali lagi ini harus kita waspadai. Namun, jangan panik,” tutur Dwikorita.
Dwikorita mengatakan, jangan menjadikan peringatan cuaca dari BMKG menjadi terganggu untuk berwisata.
“Jangan menjadikan wisata menjadi terganggu, karena dengan peringatan cuaca kita bisa memilih jenis wisata apa kalau saat hujan kita bisa memilih wisata apa, serta sangat bagus untuk menyiapkan apa yang harus dilakukan. Sehingga kondisi ekstrem tidak akan menghambat wisata,” tuturnya.
“Musim kemarau diprediksi dimulai pada bulan April sampai dengan Oktober 2020,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat acara Kaledioskop Bencana 2019 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (30/12/2019).
Namun, kata Dwikorita, kemarau tidak terjadi serempak di sejumlah wilayah. “Tidak serempak, secara bertahap dimulai April terutama pada wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” katanya. (Baca Juga: BMKG Prediksi Curah Hujan Meningkat dalam Tiga Bulan Mendatang)
BMKG merekomendasikan untuk membuat waduk embung kolam untuk meminimalkan dampak kemarau berkepanjangan. “Maka diimbau semua pihak untuk meningkatkan kapasitas waduk embung kolam retensi dan system folder untuk penyimpanan air,” katanya.
Menurut Dwikorita, pembuatan embung waduk dapat dilakukan pada musim penghujan yang diprediksi pada Februari hingga Maret.
“Ini untuk cadangan musim kemarau di bulan April hingga Oktober. Rekomendasi ini yang penting untuk meminimalkan dampak musim kemarau, kan musim kemarau mulai April, tapi kan curah hujan meningkat Januari sampai Maret,” tuturnya.
Dia juga meminta masyarakat agar tidak panik meskipun saat ini telah memasuki musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrem.
“Meskipun demikian, meskipun kita saat ini memasuki musim hujan atau sekarang memasuki cuaca ekstrem sekali lagi ini harus kita waspadai. Namun, jangan panik,” tutur Dwikorita.
Dwikorita mengatakan, jangan menjadikan peringatan cuaca dari BMKG menjadi terganggu untuk berwisata.
“Jangan menjadikan wisata menjadi terganggu, karena dengan peringatan cuaca kita bisa memilih jenis wisata apa kalau saat hujan kita bisa memilih wisata apa, serta sangat bagus untuk menyiapkan apa yang harus dilakukan. Sehingga kondisi ekstrem tidak akan menghambat wisata,” tuturnya.
(dam)