Nasaruddin Umar dan Harapan Baru Keberagamaan Kita

Jum'at, 18 Oktober 2024 - 16:04 WIB
loading...
A A A
Begitupun dengan kelompok-kelompok minoritas dalam internal suatu agama. Sebut saja Syiah dan Ahmadiyah dalam agama Islam. Dua kelompok ini masih sering ketakutan untuk mengekspresikan keberagamaannya.

Terdapat kekhawatiran jika nanti mereka tampil dan terang-terangan menunjukkan identitasnya, mereka akan mendapatkan tindakan yang tidak adil. Sebab, sebagaimana yang terjadi di Sampang (Jawa Timur) dan Sintang (Kalimantan Barat), perlakuan masyarakat terhadap mereka menghasilkan trauma yang cukup berat.

Selain masalah-masalah itu, hal yang membuat jabatan menteri agama ini sangat sentral adalah karena ia berkaitan dengan wajah Islam Indonesia. Sosok yang akan menempati posisi ini akan menentukan bagaimana baik-buruknya citra Islam Indonesia di mata internasional.

Apalagi per hari ini, sebagaimana pernah Fazlur Rahman dan beberapa pemikir Islam lainnya, harapan masyarakat dunia terhadap Islam di Indonesia sangat kuat. Pemikir-pemikir itu optimistis kebangkitan Islam akan terbit dari Indonesia. Khususnya dengan melihat pemikiran dan wacana keagamaan yang hari ini berkembang dan menjadi arus utama masyarakat Indonesia.

Warna Pemikiran Keagamaan Nasaruddin Umar
Kita tentu bersyukur bahwa pengalaman dan kiprah yang dijalankan Nasaruddin Umar sejak dulu hingga sekarang sangat sejalan dengan kebutuhan tersebut. Sebelum terjun pada beberapa amanah seperti sekarang, Nasaruddin Umar, khususnya di tengah pergaulan nasional, telah dikenal sebagai pemikir dan ulama yang memiliki pandangan-pandangan brillian.

Bagi mereka yang telah bergelut dengan wacana studi Islam sejak lama, nama ulama kelahiran Sulawesi Selatan ini pastilah tidak asing. Lewat disertasinya yang membahas argumen kesetaraan gender dalam Al-Qur’an, Nasaruddin telah tampil sebagai salah satu pemikir Islam terkemuka di Indonesia.

Bahkan kiprah dan corak pemikiran keagamaannya mendapat apresiasi yang cukup hangat dari beberapa cendekiawan-cendekiawan muslim senior seperti mendiang Nurcholish Madjid dan Quraish Shihab. Karena itu kita tidak perlu takut soal bagaimana nasib perempuan dalam konteks agama ke depan jika posisi ini ditempati oleh “ulama feminis” tersebut.

Nasaruddin Umar memiliki corak dan warna pemikiran keagamaan yang cukup progresif dan terbuka. Tidak hanya pro terhadap kesetaraan gender, ia juga dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan keagamaan yang toleran dan terlibat banyak di forum-forum dialog antar agama, baik di tingkat nasional ataupun di kancah internasional. Pandangan keagamaannya yang toleran itu terhidang dalam banyak karya-karyanya.

Dengan nanti terpilih sebagai menteri agama, kita berharap pemikiran-pemikiran keagamaan yang selama ini diperjuangkan dan didakwahkan Rektor Universitas PTIQ Jakarta tersebut dapat terlembagakan dan memiliki daya jangkau yang cukup luas.

Inilah yang membedakan antara cendekiawan independen dan cendekiawan yang telah memiliki pengaruh yang cukup besar lewat institusi negara. Kita menjadi optimis bahwa pemikiran-pemikirannya memiliki radius yang besar dan diharapkan menjadi inspirasi banyak umat Islam di Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0685 seconds (0.1#10.140)