SDM Perlu Ditingkatkan untuk Kualitas Pendidikan Bangsa yang Berkebudayaan

Kamis, 03 Oktober 2024 - 14:23 WIB
loading...
A A A
Menurut dia, sejatinya museum adalah sekolah. Sementara, kebudayaan dan seni akan lestari jika sebagai bangsa mengenal dan memahaminya. "Menarik intisari ilmu yang terkandung di dalamnya untuk kemudian kita sesuikan dengan kebutuhan hari ini. Kearifan lokal dan kebijaksanaan lokal kita, sangat relevan dengan konteks internasional hari ini. Inilah yang dinamakan dengan from local wisdom to global action," ungkapnya.

Di samping itu, Putu berharap gagasan besar Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan harus juga digaungkan semangatnya menjadi internasionalisme atau multilateralisme. Bahkan, ia mendorong gagasan besar ini yang sifatnya sangat universal harus sampai di forum tingkat tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tentu saja, kata dia, hal ini diperlukan diplomasi untuk perjuangkan Ki Hajar Dewantara gagasannya dihargai dunia.

"Mereka harus tahu ada sosok Ki Hajar Dewantara yang seharusnya mendapatkan nobel, ini tanggungjawab kita. Kita belum pernah mendapatkan penghargaan nobel itu, bangsa lain banyak. Tapi sosok yang harus diperjuangkan agar mendapatkan nobel dunia dari Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara," jelas Putu.

Menurut dia, peluang Ki Hajar Dewantara untuk bisa mendapatkan nobel tersebut sangat besar. Hanya saja, kata dia, bagaimana pemerintah atau negara yang memperjuangkannya melalui jalur diplomasi.

"Saya lihat kriteria beliau untuk dapat nobel sangat besar. Tapi kemampuan kita, mungkin negara atau pemerintah belum sampai di situ. Jadi mungkin harus kita bantu. Kita punya mimpi ada sosok bangsa mendapatkan nobel prize, hal ini untuk duduk dan sejajar dengan bangsa lain. Jadi harus kita pastikan untuk diperjuangkan, Ki Hajar Dewantara berhak untuk mendapatkan nobel di tingkat dunia," kata Putu.

Untuk diketahui, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) berdiri pada 1955 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas ini memiliki komitmen dalam pengembangan Catur Dharmya Perguruan Tinggi dan mengembangkan ajaran Kemandirian, Kemerdekaan dan Kebangsaan sesuai cita-cita pendiri UST yaitu Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.

Taman Siswa (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid) adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan Dewantara bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
(abd)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0775 seconds (0.1#10.140)