Prabowo dan Masa Depan ASEAN

Selasa, 24 September 2024 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Saat menyambut AD Retreart yang dihelat di Bangkok (07/11/2019), Prabowo mengatakan bahwa ASEAN mempunyai potensi kekayaan alam luar biasa, sehingga sejak dahulu selalu menjadi magnet kepentingan kekuatan global. Selain itu, perairan ASEAN juga merupakan urat nadi transportasi dan perdagangan dunia. Namun, Prabowo menggariskan bahwa potensi wilayah laut di Asia Tenggara akan sulit dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal jika tidak ada proteksi serta jaminan keamanan dan keselamatan dari masing-masing negara anggota ASEAN.

Lebih jauh dia menandaskan, di tengah situasi dunia internasional yang penuh dengan ketidakpastian, ASEAN harus tetap menjaga komitmen dan koneksitasnya bagi kesejahteraan bersama. Guna mewujudkan hal tersebut, ASEAN harus memiliki kerja sama yang tangguh dan dapat diandalkan, tidak mudah dicerai-berai oleh kepentingan sesaat, serta perlunya memelihara komitmen terhadap piagam ASEAN.

“ASEAN tidak boleh terpecah belah dan terpolarisasi yang akan mengakibatkan konflik dan perpecahan. Indonesia secara tegas menentang invasi negara dalam bentuk apapun dan di wilayah negara manapun khususnya di Asia tenggara,” tandas Menhan RI, seperti dikutip dari kemhan.go.id.

Menurut Prabowo, keyakinan akan kekuatan ASEAN harus dimulai dengan kemandirian ASEAN, khususnya di bidang pertahanan. Bidang Pertahanan dimaksud meliputi kerja sama pengamanan laut perbatasan, penyelesaian sengketa perbatasan, industri pertahanan, dan bidang lainnya dengan mengutamakan sentralitas ASEAN.

Ditambahkan, kerja sama ASEAN dalam kerangka ADMM-Plus, Kerja sama Mallacca Strait Patrol, Trilateral Indomalphi di wilayah Laut Sulu dan Sulawesi, pertukaran informasi strategis ASEAN Our Eyes melalui mekanisme ADI (ASEAN Direct Communication Infrastructure) telah menunjukkan kepada dunia internasional tentang komitmen ASEAN bagi terwujudnya kawasan yang tangguh, aman, damai dan sejahtera.

baca juga: Menhan Prabowo-PM Singapura Sepakat Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Pada kesempatan sama, Prabowo juga menyampaikan harapan agar ASEAN harus dapat menjadi penyeimbang (balancing) dan penghubung (bridging) di kawasan Indo-Pasifik melauli AOIP, sehingga tidak ada dominasi kekuasaan di kawasan. ASEAN melalui netralitas dan sentralitasnya mengajak seluruh negara di kawasan Indo-Pasifik untuk ikut bertanggungjawab terhadap keamanan kawasan, karena Indo-Pasifik bukanlah semata-mata milik ASEAN melainkan milik masyarakat dunia.

Prabowo menilai, Indo-Pasifik tidak boleh dimaknai hanya dalam konteks bebas dan terbuka, melainkan juga harus memiliki karakteristik inklusif, transparan, dan komprehensif, mendatangkan manfaat bagi kepentingan jangka panjang seluruh negara di kawasan, dan didasarkan pada komitmen bersama untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama.

Permasalahan Laut China Selatan yang mengemuka saat ini, lanjut mantan Danjen Kopassus itu, harus segera diselesaikan secara damai melalui forum dialog dan diplomasi dengan mendorong code of conduct yang telah disepakati ASEAN agar dapat diterima oleh negara Tiongkok. ’’Bagi Indonesia, ASEAN adalah wadah membangun kerja sama yang bermanfaat bagi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan kita. Melalui pilar politik dan keamanan ASEAN, kita bisa memperkuat keamanan Asia Tenggara yang tentunya juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan negara-negara di dalamnya,” kata Prabowo.

Visi dan misi yang disampaikan Prabowo setelah dua pekan dilantik sebagai menteri pertahanan (23/10/2019) itu, mengindikasikan pemahaman mendalam latar pendirian ASEAN, dinamika perkembangan memperkuat kerja sama pertahanan, dan tantangan yang harus dihadapi, terutama di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Laut China Selatan di dalamnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)