5 Maestro Tradisi Peraih Penghargaan AKI 2024

Kamis, 19 September 2024 - 21:24 WIB
loading...
A A A
2. Seni tradisi Sunda dalam jejak karya Tatang Setiadi
Tatang Setiadi merupakan sosok yang berdedikasi tinggi dalam pelestarian seni tradisi Sunda. Terhitung sejak 1980, Tatang sudah banyak membina dan melahirkan seniman hebat di Cianjur, Jawa Barat.

Dia menekuni banyak bidang seni seperti naskah drama, tarian, musikalitas lokal, hingga buku dongeng. Integritas Tatang terhadap pelestarian budaya memang tidak diragukan, ia juga menginisiasi terbentuknya Sanggar Perceka lalu berubah menjadi Perceka Art Center di Cianjur.
Hasil kerja budaya Tatang terlihat dengan adanya pembaruan dalam tari Sunda serta seni ritual dengan melakukan terapi penyadaran terhadap lingkungan dan rekognisi pada sumber daya pengetahuan lokal. Ia juga merupakan pencetus ritual “Nyeka banda” Gunung Padang, yaitu sebuah tradisi membasuh benda pusaka dan anugerah.

Tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Cianjur. Tidak hanya dalam negeri, prestasi Tatang juga ditunjukan di kancah internasional. Pada tahun 2024, ia mengikuti Olimpiade Kebudayaan Athena dan mendapat penghargaan budaya dari walikota Athena.

“Mudah saja dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Perlu ditanamkan dalam hati kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melakukan pengembangan kebudayaan,” ujar Tatang.

3. Lakon empu seni tari Rusini
Rusini mendapatkan gelar empu seni tari klasik asal Surakarta, Jawa Tengah, yang dikenal atas kepiawaiannya sebagai penari alusan, pencipta dan pendidik seni tari gaya Mangkunegaran. Rusini telah melakoni seni tari tersebut sejak 1961, bahkan membawa karya seni tari tradisi Indonesia hingga ke kancah internasional.

Menyoal jenjang akademik, Rusini juga bergelar Magister dan menjadi pengajar Tari Bedoyo di kampus ASKI Surakarta yang sekarang berubah nama menjadi Institut Seni Indonesia (ISI). Pada 1977 menjadi momentum perdana Rusini menggondol penghargaan sebagai penari Jawa golongan putri dari Gubernur Jawa Tengah pada masa itu.

4. Pesan kidungan ludruk Kartolo
Kartolo, pria kelahiran Pasuruan, Jawa Tmur, 67 tahun lalu merupakan seorang pelakon guyonan atau kidungan ludruk. Bahkan, dia dikenal sebagai pelopor kidungan ludruk tersebut.

Potret kehidupan masyarakat kecil dengan mengandung muatan kritik sosial serta pesan moral menjadi ciri khas dari kidungan ludruk yang dipopulerkan Kartolo. Selama kariernya, Ia telah melahirkan sebanyak 65 karya rekaman lagu ludruk.

Kartolo membawa warna baru dalam menampilkan seni kidungan ludruk dengan menjadikannya sebagai ruang kritik sosial dan ruang imajinasi. Hingga kini, Kartolo masih aktif bermain ludruk di Jawa Timur.

Piagam Prestasi dan Pengabdian Bidang Seni Budaya pernah diberikan Gubernur Jawa Timur kala itu ke Kartolo pada 2005. Kemudian 2023, Kartolo menerima Special Achievment Award Jawa Timur.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)