Pendidikan Berbasis Online di Masa New Normal

Kamis, 27 Agustus 2020 - 07:04 WIB
loading...
Pendidikan Berbasis Online di Masa New Normal
Novianty Elizabeth
A A A
Novianty Elizabeth
Pengamat Pendidikan, Pendiri Sekolah Putra Pertiwi, dan Dosen Universitas Jayabaya

DITENGAH Pandemi yang masih belum selesai bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pernyataan bahwa pandemi ini tidak akan berakhir dengan cepat. Ketika Presiden RI mencetuskan new normal sebagai sebuah tahapan baru dimulainya kehidupan dimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 tentunya dengan berbagai aturan protokol kesehatan yang wajib diikuti, maka idealnya adalah bagaimana institusi pendidikan formal seperti sekolah bisa tetap menjalankan fungsinya dengan segala keterbatasan yang ada. Sehingga jikapun keadaan mengharuskan siswa tetap belajar dari rumah, maka payung utamanya harus tetap sekolah

Dapat dipastikan sektor pendidikan akan mengalami perubahan besar. Salah satunya dimana para pendidik harus dapat membuktikan mampu secara cepat beradaptasi dengan lingkungan yang mengharuskan mereka mengajar dan berinteraksi dengan siswa melalui media online. Keterpaksaan akibat Pandemi Covid-19 telah memberikan pengalaman baru bagi guru dalam mengajar melalui media online sebut saja google classroom, zoom cloud, dan beragam aplikasi belajar lainnya secara online. Kemendikbud juga menghadirkan program belajar dari rumah melalui media televisi Nasional yaitu TVRI. Namun, media televisi merupakan media satu arah dirasa belum dapat menjawab kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan.

Di era new normal saat ini dunia pendidikan dipaksa oleh keaadaan beradaptasi dengan cepat. Mendikbud sudah mengeluarkan pernyataan bahwa masing-masing sekolah mulai menyiapkan diri dalam penyelenggaraan pendidikan di era new normal. Masa-masa transisi pembelajaran masih menggunakan metode online. Penerapan physical distancing sebagai faktor utama new normal menjadi tantangan tersendiri bagi di dunia pendidikan, yang biasanya mempertemukan pendidik dengan siswa dalam proses belajar mengajar tatap muka. Karena itu sekolah wajib mencari solusi terkait bagaimana proses belajar mengajar di era new normal bisa tetap dilangsungkan, tanpa mengabaikan peran guru sebagai pengajar. Selain itu, peran penting juga dimiliki Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang perlu banyak belajar dari negara lain. Hal-hal yang baik bisa diadopsi di Indonesia, atau menciptakan inovasi baru yang bisa disesuaikan dengan kondisi di daerah mengingat demografis dan geografis Indonesia Hambatan-hambatan proses belajar secara online seperti fasilitas teknologi, jaringan internet, kesiapan pendidik dan konten belajar yang baik harus segera dicarikan solusinya.

Penerimaan peserta didik baru yang saat ini sedang berlangsung baik seleksi maupun kelulusan juga dilakukan secara online. Awal tahun pelajaran sekolah sudah dipastikan belum ada tatap muka. Saat ini sekolah-sekolah mulai mempersiapkan program pembelajaran tahun ajaran 2020/2021 dengan mengacu pada himbauan pemerintah menggunakan kaidah-kaidah yang sesuai dengan penerapan new normal. Persiapan tahun ajaran baru ini dimulai dari pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran online maupun offline, membuat jadwal mata pelajaran online yang tidak terlalu panjang waktu belajarnya namun memuat pembelajaran yang bermakna dan berbagai kecakapan hidup jadi tidak hanya dititik beratkan pada selesainya target kurikulum dan tersampaikan pengetahuan pada peserta didik atau hanya memperhatikan kognitifnya saja. Persiapan pembelajaran tatap muka di ruang kelas disekolah dengan memperpendek jam pelajaran dan menghilangkan jam istirahat di sekolah. Sekolah juga mulai merancang ekskul yang bisa dilakukan secara online, sambil menunggu arahan dari pemerintah untuk kembali lagi belajar disekolah dimana ekskul seperti bidang olahraga, pramuka dan ekskul lain yang menitik beratkan pada motorik dapat berjalan lagi. Persiapan pembuatan buku panduan program pembelajaran tahun 2020/2021 disertai panduan sekolah dalam menghadapi new normal. Seperti akan diberlakukannya sistem shift bagi peserta didik supaya tidak ada pertemuan besar antar siswa dalam satu kelas, kemudian mengatur jam belajar antara shift pagi dan siang agar tidak terjadi gelombang siswa yang pulang dan yang datang kesekolah secara bersamaan

Membuat panduan protokol kesehatan bagi siswa, guru dan orang tua/penjemput. Tentunya persiapan ini mengantisipasi jika sudah mendapatkan izin membuka sekolah dan telah termasuk kategori daerah zona hijau dan mendapat instruksi dari dinas pendidikan setempat untuk dapat mengadakan pembelajaran tatap muka. Panduan new normal sekolah harus disosialisasikan pada seluruh stakeholder sekolah. Artinya sebelum dimulai pembelajaran tatap muka sekolah juga harus meminta izin orang tua apakah anaknya diizinkan mengikuti pelajaran tatap muka di sekolah.

Namun dibalik sulitnya semua sektor kehidupan di masa Pandemi Covid-19. Ada hal positif yang dapat ditarik dan tidak bisa diabaikan bagi dunia pendidikan. Masa pandemik ini merupakan momentum yang baik untuk berubah, sekolah dipaksa oleh lingkungan untuk memberikan pelayanan pendidikan tidak secara tatap, tetapi melalui media online, hal ini memberi pelajaran dan pengalaman baru bagi pendidik, peserta didik dan orang tua, dimana semua dituntut agar membiasakan diri memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Secara langsung Covid-19 mendorong pendidikan secara onlinecepat berkembang. Dengan pemanfaatan tehnologi dalam pembelajaran, diharapkan pembelajaran akan lebih bisa diarahkan pada upaya perbaikan secara terus menerus, efektif-efisien, benar, dan objektif. Pemanfaatan teknologi ini akan memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk melakukan berbagai macam modeling dalam menerapkan kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran jarak jauh mengunakan media online akan menjadi permanen. Bukan berarti situasi akan kembali normal karena dalam kenyataannya pendidikan era new normal telah menggeser pendidikan era normal. Sehingga dimasa akan datang segala kegiatan sekolah benar-benar dialihkan ke pembelajaran online dan fungsi ruang kelas lama kelamaan akan hilang, tergantikan kelas-kelas dengan media virtual, saat ini memang butuh upaya ekstra untuk mengkolaborasikan antara sistem pendidikan konvensional dan digital. Karena pembelajaran secara online saat ini hanya dimungkinkan untuk kognitif transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kompetensi terkait psikomotorik dan afektif masih harus membutuhkan proses pendidikan dengan cara tatap muka.

Walau belum sampai ke tatanan nasional karena masih banyak kendala yang dihadapi sekolah antara lain bagi yang tidak memiliki akses infrastruktur serta terbatasnya kemampuan menyediakan sarana internet. Akan tetapi setidaknya pengalaman belajar dari rumah menggunakan media online saat ini dapat dijadikan salah satu bukti bahwa guru Indonesia juga bisa belajar dan berubah cepat. Dalam tiga bulan belakangan ini konsep pendidikan tradisional telah berubah secara radikal, yang tadinya banyak dari para pendidik menganggap belajar tanpa tatap muka adalah kemustahilan, namun saat ini mereka sudah belajar dan mengalamai sendiri. Menginjak fase baru dalam dunia pendidikan, dimana mau tidak mau semua harus siap menjalankan pembelajaran tanpa tatap muka. Anggap saja proses pembelajaran online saat ini sebagai langkah awal memulai revolusi pendidikan di Indonesia.
(ras)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)