Kunjungan Paus dan Dialog Agama
loading...
A
A
A
Bahkan sejak tahun 2004, salah satu program diplomasi kita adalah interfaith dialogue baik secara bilateral dengan negara sahabat, tingkat regional hingga internasional. Karakter moderat tersebut berjalan seiring dengan demokrasi dan modernitas dan telah menjadi identitas pembeda dan sekaligus menempati posisi sangat penting sebagai modal diplomasi Indonesia di fora internasional. Ia menjadi bagian dari soft power kita dalam menarik dan memenangkan hati pihak lain sehingga bersahabat dan berhubungan baik dengan kita.
Kedua, dialog ini mengingatkan kita khususnya di momen menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) November 2024 untuk tetap menjaga persatuan dan persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah Wathaniyah). Jangan sampai lagi terjadi kepentingan politik kekuasaan menggunakan sentimen keagamaan sehingga membahayakan persatuan.
Kita bersyukur bahwa pemilihan umum legislatif dan presiden pada bulan Februari lalu berjalan baik tanpa isu SARA sebagaimana dikhawatirkan banyak kalangan sebelumnya. Kita berharap pemilu kepala daerah juga akan berjalan baik dalam situasi yang kondusif. Dalam kaitan itu, para tokoh agama diyajkini turut memegang peran kunci.
Ketiga, pertemuan para pemimpin agama diyakini kuat memiliki makna simbolik. Ratusan juta umat pengikutnya tentu akan berkaca dan mencontoh keharmonisan para pemimpin- pemimpin agamanya. Ini lah wujud diplomasi agama yang mencerahkan.
Kerja sama dalam membangun moderasi beragama hingga memfasilitasi berbagai kerjasama nyata memang masih sangat dibutuhkan. Kemiskinan, ketimpangan, problem kesehatan, lingkungan dan lainnya masih butuh penyelesaian. Karenanya, potensi yang dimiliki umat lintasagama harus bisa ditransformasikan menjadi kekuatan solutif atas berbagai tantangan nasional dan global.
Agama yang menebarkan rahmat bagi semua (rahmatan lil alamin) itulah yang menjadi harapan penduduk bumi. Komitmen tersebut juga telah ditunjukkan Paus Fransiskus dalam Deklarasi Persaudaran Kemanusiaan bersama Grand Syekh al Azhar Syeikh Ahmed al-Tayeb and para ulama moderat lainnya. Pengarusutamaan pemikiran ini masih penting kita gelorakan di tengah problem dunia yang nyata.
Kemajuan dan harmoni selalu kita upayakan untuk terjadi. Rajutan diplomasi para pemimpin negara dan tokoh agama diyakini akan turut memberi kontribusi.
Kedua, dialog ini mengingatkan kita khususnya di momen menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) November 2024 untuk tetap menjaga persatuan dan persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah Wathaniyah). Jangan sampai lagi terjadi kepentingan politik kekuasaan menggunakan sentimen keagamaan sehingga membahayakan persatuan.
Kita bersyukur bahwa pemilihan umum legislatif dan presiden pada bulan Februari lalu berjalan baik tanpa isu SARA sebagaimana dikhawatirkan banyak kalangan sebelumnya. Kita berharap pemilu kepala daerah juga akan berjalan baik dalam situasi yang kondusif. Dalam kaitan itu, para tokoh agama diyajkini turut memegang peran kunci.
Ketiga, pertemuan para pemimpin agama diyakini kuat memiliki makna simbolik. Ratusan juta umat pengikutnya tentu akan berkaca dan mencontoh keharmonisan para pemimpin- pemimpin agamanya. Ini lah wujud diplomasi agama yang mencerahkan.
Kerja sama dalam membangun moderasi beragama hingga memfasilitasi berbagai kerjasama nyata memang masih sangat dibutuhkan. Kemiskinan, ketimpangan, problem kesehatan, lingkungan dan lainnya masih butuh penyelesaian. Karenanya, potensi yang dimiliki umat lintasagama harus bisa ditransformasikan menjadi kekuatan solutif atas berbagai tantangan nasional dan global.
Agama yang menebarkan rahmat bagi semua (rahmatan lil alamin) itulah yang menjadi harapan penduduk bumi. Komitmen tersebut juga telah ditunjukkan Paus Fransiskus dalam Deklarasi Persaudaran Kemanusiaan bersama Grand Syekh al Azhar Syeikh Ahmed al-Tayeb and para ulama moderat lainnya. Pengarusutamaan pemikiran ini masih penting kita gelorakan di tengah problem dunia yang nyata.
Kemajuan dan harmoni selalu kita upayakan untuk terjadi. Rajutan diplomasi para pemimpin negara dan tokoh agama diyakini akan turut memberi kontribusi.
(abd)