Latih 1.000 Takmir, LTM PBNU Ingin Transformasi Masjid di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) menginisiasi silaturahmi nasional dan pelatihan transformasi kemasjidan. Pelatihan yang mengusung tema Merawat Masjid Membangun Peradaban ini digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, dari 31 Agustus 2024 sampai 2 September 2024.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menyampaikan, orang-orang yang mengurus masjid adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT. Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
"Sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid turut berperan dalam proses hijrah dan membangun peradaban Islam. Selain itu, masjid di era Rasulullah turut melahirkan para sahabat yang kemudian terlibat menjadi pejuang Islam bersama Rasulullah," kata Kiai Miftah, Senin (2/9/2024).
"Masjid bukan cuma tempat salat, tapi juga madrasah, di situ jamiah, menerima delegasi di masjid, bahkan tempat para pahlawan semua ditampung di masjid," sambungnya.
Kiai Miftah juga mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan LTM PBNU.
"Siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan para pengurus dan takmir masjid. Pelatihan manajemen masjid dengan tema Merawat Masjid Membangun Peradaban ini sebuah niat yang baik. Mulai saat ini kita hijrah untuk memperbaiki manajemen yang sudah diajarakan Rasulullah SAW," tutur Rais Aam.
Ketua LTM PBNU, Mokhamad Mahdum menyampaikan, setelah pelatihan para peserta diharapkan betul-betul menjadi penggerak (agen perubah) masjid-masjid NU.
Sehingga kata dia, masjid menjadi ramai dengan jamaah, masjid menjadi tempat yang dirindukan karena masjid NU update teknologi kekinian, peduli ummat dan solutif persoalan masyarakat.
"LTM PBNU hadir untuk merawat dan memakmurkan masjid sebagai langkah menjaga peradaban. Total kami menargetkan 1.000 takmir pada periode pertama," ujar Mahdum.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah mewakili Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Adib menambahkan, pelatihan ini menjadi sarana untuk berdakwah yang moderat.
"Kita ingin meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar benar Rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar professional, moderat dan berdaya. Karena dakwah semacam ini jati diri masjid NU itu akan semakin keliatan," turutnya.
"Pelatihan yang diadakan LTM PBNU ini juga didukung oleh Kemenag. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan standar dalam pengelolaan masjid, bahkan dapat memperkuat jaringan dan kerja sama," tutupnya.
Pemateri pada pelatihan tersebut adalah sejumlah ahli yang memiliki pengalaman Panjang dalam mentransformasi organisasi dari internal PBNU, Kemenag, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menyampaikan, orang-orang yang mengurus masjid adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT. Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
"Sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid turut berperan dalam proses hijrah dan membangun peradaban Islam. Selain itu, masjid di era Rasulullah turut melahirkan para sahabat yang kemudian terlibat menjadi pejuang Islam bersama Rasulullah," kata Kiai Miftah, Senin (2/9/2024).
"Masjid bukan cuma tempat salat, tapi juga madrasah, di situ jamiah, menerima delegasi di masjid, bahkan tempat para pahlawan semua ditampung di masjid," sambungnya.
Kiai Miftah juga mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan LTM PBNU.
"Siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan para pengurus dan takmir masjid. Pelatihan manajemen masjid dengan tema Merawat Masjid Membangun Peradaban ini sebuah niat yang baik. Mulai saat ini kita hijrah untuk memperbaiki manajemen yang sudah diajarakan Rasulullah SAW," tutur Rais Aam.
Ketua LTM PBNU, Mokhamad Mahdum menyampaikan, setelah pelatihan para peserta diharapkan betul-betul menjadi penggerak (agen perubah) masjid-masjid NU.
Sehingga kata dia, masjid menjadi ramai dengan jamaah, masjid menjadi tempat yang dirindukan karena masjid NU update teknologi kekinian, peduli ummat dan solutif persoalan masyarakat.
"LTM PBNU hadir untuk merawat dan memakmurkan masjid sebagai langkah menjaga peradaban. Total kami menargetkan 1.000 takmir pada periode pertama," ujar Mahdum.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah mewakili Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Adib menambahkan, pelatihan ini menjadi sarana untuk berdakwah yang moderat.
"Kita ingin meneguhkan kembali dakwah masjid yang benar benar Rahmatan lil alamin, dakwah yang benar benar professional, moderat dan berdaya. Karena dakwah semacam ini jati diri masjid NU itu akan semakin keliatan," turutnya.
"Pelatihan yang diadakan LTM PBNU ini juga didukung oleh Kemenag. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan standar dalam pengelolaan masjid, bahkan dapat memperkuat jaringan dan kerja sama," tutupnya.
Pemateri pada pelatihan tersebut adalah sejumlah ahli yang memiliki pengalaman Panjang dalam mentransformasi organisasi dari internal PBNU, Kemenag, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
(maf)