Difasilitasi Siaran Digital, Kaltara Ikut Rasakan Kemajuan Bangsa

Minggu, 01 September 2019 - 11:07 WIB
Difasilitasi Siaran Digital, Kaltara Ikut Rasakan Kemajuan Bangsa
Difasilitasi Siaran Digital, Kaltara Ikut Rasakan Kemajuan Bangsa
A A A
NUNUKAN - Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi lokasi utama peluncuran perdana siaran digital yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan TVRI dan dua Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) atau TV swasta lainnya.

Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie mengucapkan terima kasih kepada pemerintah lewat Kominfo karena pihaknya merasakan adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di perbatasan. Sehingga, Kaltara bisa ikut merasakan kemajuan bangsa.

“Saya sampaikan penghargaan terima kasih kepada Menkominfo, tadi ke Krayan (Nunukan) melaunching penggunaan internet untuk pendidikan. Wilayah terpinggir dan terluar adalah perbatasan, berpuluh-puluh tahun, saya alami pemerintahan beberapa presiden, saya cukup memahami perkembangan pemerintahan negara kita, baru saat presiden Jokowi lah, perbatasan khususnya di Kalimantan betul-betul nyata diperhatikan,” ujar Irianto dalam Peluncuran Digitalisasi Perbatasan di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Sabtu (31/8/2019).

Selain menikmati jalanan beraspal sejak dua tahun terakhir, lanjut Irianto, masyarajat Kaltara juga diberi fasilitas televisi digital dan juga akses internet. Tentu saja ini menjadi momentum strategis karena wilayah perbatasan selama pulihan tahun sealam belum menikmati kemerdekaan Indonesia. Dan sekarang tidak ada lagi istilah “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku” karena pemerintah memberikan perhatian pada Kalimantan.

“Kehadiran pak menteri bagi masyarakat perbatasan dan Pemda Kaltara memberikan kemajuan sebuah bangsa khususnya di wilayah Kaltara di perbatasan ini,” ucap mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Timur (Kaltim) itu.

Irianto menceritakan bahwa selama berpuluh-puluh tahun, masyarakat Kalimantan masih menikmati siaran TV Malaysia sehingga bahasa Malaysia lebih fasih ketimbang bahasa Indonesia. Dan banyak juga uang Ringgit Malaysia, tapi kini tidak ada lagi semenjak Gubernur Bank Indonesia (BI) membangun kantor perwakilan di Kaltara.

“Ini upaya kita membangun nasionalisme dan kebangsaan di perbatasan. Dengan digitalisasi ini memperkuat pengenalan identitas bangsa di wilayah perbatasan,” tutur Irianto.

Irianto menambahkan, Kaltara memang provinsi yang masih baru tetapi dari sisi etnis, agama dan kultur budaya sangat majemuk dan menjunjung toleransi. Dengan digitalisasi informasi bisa memperluas jaringan informasi ke dunia.

“Kaltara merupakan gambaran Indonesia dan dalam sejarahnya, masyarakat di sini paling setia dengan republik ini,” tegasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6350 seconds (0.1#10.140)