Berkat Kepemimpinan Airlangga, Golkar Telah Mencapai Posisi Strategis di Peta Politik Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Golkar dengan pertimbangan untuk menjaga stabilitas transisi pemerintahan dan keutuhan partai. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui video, Airlangga menyatakan keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi politik yang ada dan demi memastikan proses transisi kepemimpinan berjalan lancar.
Airlangga juga menegaskan bahwa Golkar, sebagai partai besar dan matang, bakal segera menjalankan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART untuk menjaga muruah partai. Airlangga menekankan pentingnya peran partai politik sebagai pilar demokrasi dalam menjaga keberlanjutan sistem demokrasi di Indonesia dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus menilai Airlangga yang telah lama berjuang di partai politik dan saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian rela melepas jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini merupakan peristiwa sejarah. Diharapkan, Airlangga dapat fokus mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dari dalam kabinet.
Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus. Foto/Istimewa
"Airlangga masih sangat kuat dalam posisinya saat ini, dan keberadaannya penting dalam menjaga stabilitas serta keberlanjutan koalisi. Terlebih, saat ini Golkar menjadi salah satu partai utama yang akan menentukan arah kepemimpinan Indonesia lima tahun ke depan,” kata Firdaus, Senin (11/8/2024).
Menurut Firdaus, langkah yang diambil Airlangga luar biasa, terutama mengingat peran strategis Golkar dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM plus) yang sedang memimpin di kancah politik nasional. Firdaus menilai, peran dan kiprah Airlangga dalam politik telah berhasil memperkuat dan membesarkan Partai Golkar.
Keberhasilan Airlangga dalam memimpin Partai Golkar, menurut Firdaus, menjadikan pemilihan penggantinya sebagai langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan kedudukan politik dan muruah partai. "Golkar telah mencapai posisi strategis di peta politik nasional berkat kepemimpinan Airlangga. Oleh karena itu, pemilihan sosok yang tepat untuk meneruskan estafet kepemimpinan menjadi sangat penting," ujarnya.
Firdaus berpendapat agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan segera mengakhiri masa jabatannya dipertimbangkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, Jokowi adalah figur yang memiliki kapabilitas untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan partai.
Selain posisi ketua umum, Firdaus juga menyebut pentingnya pemilihan jajaran teras partai yang tepat, termasuk dewan pembina dan penasihat. Dalam pandangannya, sosok-sosok seperti Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Pembina, Aburizal Bakrie sebagai penasihat, dan Jokowi sebagai Ketua Umum, Ridwan Hisyam sebagai Sekretaris Jenderal, dan Ahmad Doli Kurnia Tandjung sebagai Ketua Harian.
Lima orang yang disebutkan tadi, menurut Firdaus mereka dapat membentuk komposisi kepemimpinan yang solid, yang ia sebut sebagai 'Pendawa Lima'. Firdaus melihat kehadiran sosok Jokowi di kancah politik masih sangat dibutuhkan untuk memastikan visi dan misi partai serta koalisi berjalan dengan optimal.
"Dalam situasi seperti ini, pemimpin yang memiliki pengalaman dan kekuatan politik seperti Jokowi justru harus tetap berada di garis depan," katanya.
Firdaus berharap komposisi ini mampu mempertahankan kekuatan dan stabilitas Golkar di masa mendatang, sehingga partai tetap menjadi salah satu pilar utama demokrasi di Indonesia. "Saya mengajak seluruh fungsional SMSI untuk ikut mengamati seluruh pergerakan dinamika politik dan ekonomi yang terus berkembang, karena sebagai organisasi perusahaan media siber, kita wajib tahu arahnya kebijakan politik dan ekonomi di masa akan datang," katanya
"Partai Golkar dan Airlangga merupakan wujud pengabdian terbaik untuk negeri," pungkas Firdaus.
Lihat Juga: Bahlil Pamer Kontribusi Minerba ke PNBP Sektor ESDM: Dulu Rp29 T, Sekarang Rp170 Triliun
Airlangga juga menegaskan bahwa Golkar, sebagai partai besar dan matang, bakal segera menjalankan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART untuk menjaga muruah partai. Airlangga menekankan pentingnya peran partai politik sebagai pilar demokrasi dalam menjaga keberlanjutan sistem demokrasi di Indonesia dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus menilai Airlangga yang telah lama berjuang di partai politik dan saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian rela melepas jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini merupakan peristiwa sejarah. Diharapkan, Airlangga dapat fokus mengabdikan diri kepada bangsa dan negara dari dalam kabinet.
Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus. Foto/Istimewa
"Airlangga masih sangat kuat dalam posisinya saat ini, dan keberadaannya penting dalam menjaga stabilitas serta keberlanjutan koalisi. Terlebih, saat ini Golkar menjadi salah satu partai utama yang akan menentukan arah kepemimpinan Indonesia lima tahun ke depan,” kata Firdaus, Senin (11/8/2024).
Menurut Firdaus, langkah yang diambil Airlangga luar biasa, terutama mengingat peran strategis Golkar dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM plus) yang sedang memimpin di kancah politik nasional. Firdaus menilai, peran dan kiprah Airlangga dalam politik telah berhasil memperkuat dan membesarkan Partai Golkar.
Keberhasilan Airlangga dalam memimpin Partai Golkar, menurut Firdaus, menjadikan pemilihan penggantinya sebagai langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan kedudukan politik dan muruah partai. "Golkar telah mencapai posisi strategis di peta politik nasional berkat kepemimpinan Airlangga. Oleh karena itu, pemilihan sosok yang tepat untuk meneruskan estafet kepemimpinan menjadi sangat penting," ujarnya.
Firdaus berpendapat agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan segera mengakhiri masa jabatannya dipertimbangkan menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, Jokowi adalah figur yang memiliki kapabilitas untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan partai.
Selain posisi ketua umum, Firdaus juga menyebut pentingnya pemilihan jajaran teras partai yang tepat, termasuk dewan pembina dan penasihat. Dalam pandangannya, sosok-sosok seperti Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Pembina, Aburizal Bakrie sebagai penasihat, dan Jokowi sebagai Ketua Umum, Ridwan Hisyam sebagai Sekretaris Jenderal, dan Ahmad Doli Kurnia Tandjung sebagai Ketua Harian.
Lima orang yang disebutkan tadi, menurut Firdaus mereka dapat membentuk komposisi kepemimpinan yang solid, yang ia sebut sebagai 'Pendawa Lima'. Firdaus melihat kehadiran sosok Jokowi di kancah politik masih sangat dibutuhkan untuk memastikan visi dan misi partai serta koalisi berjalan dengan optimal.
"Dalam situasi seperti ini, pemimpin yang memiliki pengalaman dan kekuatan politik seperti Jokowi justru harus tetap berada di garis depan," katanya.
Firdaus berharap komposisi ini mampu mempertahankan kekuatan dan stabilitas Golkar di masa mendatang, sehingga partai tetap menjadi salah satu pilar utama demokrasi di Indonesia. "Saya mengajak seluruh fungsional SMSI untuk ikut mengamati seluruh pergerakan dinamika politik dan ekonomi yang terus berkembang, karena sebagai organisasi perusahaan media siber, kita wajib tahu arahnya kebijakan politik dan ekonomi di masa akan datang," katanya
"Partai Golkar dan Airlangga merupakan wujud pengabdian terbaik untuk negeri," pungkas Firdaus.
Lihat Juga: Bahlil Pamer Kontribusi Minerba ke PNBP Sektor ESDM: Dulu Rp29 T, Sekarang Rp170 Triliun
(rca)