Misi Rahasia Prajurit TNI AU Menjemput Pesawat Dari Israel

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 09:50 WIB
loading...
Misi Rahasia Prajurit...
Foto: Istimewa
A A A
Handoko Widagdo
Pencinta Buku


JIKA Sri Diharto tidak menuangkan pengalaman hidupnya melalui buku ini, maka sedikit saja dari kita yang tahu bahwa Indonesia mempunyai hubungan dengan militer Israel. Syukurlah upaya untuk membagikan pengalaman hidupnya akhirnya berhasil dituangkan dalam sebuah buku, sehingga kita tahu bahwa di bidang militer Indonesia pernah berhubungan dengan Israel .

baca juga: Media Israel: Indonesia Sangat Ingin Normalisasi Hubungan dengan Israel

Buku karya anggota TNI Angkatan Udara (AU) kelahiran Jepara ini tidak hanya memuat tentang kisah-kisah militer. Ia juga berkisah bagaimana perjuangannya yang otodidak sampai kemudian bisa masuk ke jurusan Teknik Fisika ITB. Ia juga berkisah tentang bagaimana hidup sehari-hari sebagai seorang tentara yang gajinya tidak memadai. Juga cerita tentang keluarganya.

Ia berharap bahwa pengalaman yang dituangkan dalam buku ini tidak hanya berguna bagi anak cucunya. Tetapi juga bagi generasi muda Angkatan Udara dan Institut Teknologi Bandung (hal. 195). Melalui buku ini suami dari Kun Ibawati berharap bahwa wawasan mereka lebih terbuka untuk mencapai cita-cita yang tinggi, bekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari hal-hal baru.

Masa kecil Sri Diharto sampai dengan berpangkat Kapten memang penuh perjuangan. Demikian juga penugasan-penugasan yang dialaminya menuntut dia bekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari hal baru. Sebenarnya Sri Diharto sudah berniat untuk menuangkan pengalaman hidupnya menjadi buku. Melalui berbagi pengalaman itu Sri Diharto berharap generasi muda bisa meneladani pengalamannya.

Jenderal bintang dua Angkatan Udara ini menyampaikan bahwa ia telah menulis di laptopnya. Namun sayang, tulisan itu hilang bersama dengan laptopnya yang dicuri. Untunglah ia bertemu dengan Imelda Bachtiar yang dengan tekun menuliskan apa yang dituturkan oleh Sri Diharto menjadi buku ini.

Sri Diharto adalah anak yang tidak suka belajar mata pelajaran di sekolah. Itulah sebabnya banyak nilai merah di rapornya saat masih di Sekolah Rakyat (sekarang SD). Meski malas belajar, Sri Diharto adalah anak yang suka mencoba hal baru. Perubahan terjadi saat ia di kelas 2 SMP. Ia mulai rajin belajar. Hasil kerja kerasnya dalam belajar mata pelajaran membuatnya ia lulus dari SMA 1 Pati dan bisa masuk ke Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB).

baca juga: Apakah Israel Mengakui Kemerdekaan Indonesia?

Di ITB, anak bungsu R Soetardjo ini berkawan dengan Guntur Sukarno. Ia juga berkenalan dengan Megawati Soekarnoputri . Bahkan anak lelaki satu-satunya Rr Sri Sukamti ini menjadi pembimbing Megawati dalam praktikum mata kuliah Fisika. Saat itu Sri Diharto menjadi asisten mata kuliah Fisika di Universitas Padjadjaran, di mana Megawati adalah salah satu mahasiswa di universitas tersebut. Sri Diharto sempat dekat dengan Megawati. ”Saya waktu itu asisten idola, jadi perhatian saya kepada Mega pun mendapat sambutannya. Gayung bersambut,” tulisnya (hal. 22).

Sri Diharto adalah satu-satunya prajurit Angkatan Udara yang mencapai pangkat jenderal bintang dua yang berasal dari jalur non pendidikan militer. Pada tahun 1964, saat Sri Diharto belum lulus ITB, ia diajak untuk bergabung dengan AURI. Ada dua anggota AURI yang datang ke ITB untuk mencari ahli yang mau mengabdikan ilmunya demi kemajuan Angkatan Udara (hal. 49). Sri Diharto langsung mendapat pangkat Letnan II dan ditugasi untuk mengembangkan komunikasi antariksa.

Setelah lulus dari ITB, ia mendapat penugasan untuk belajar roket ke Cranfield di Inggris. Hanya empat orang yang dipilih dari Angkatan Udara untuk mempelajari ilmu roket. Sri Diarto diminta mempelajari Electrict Flight Control, semacam sistem pengendalian roket. Sayang, saat ia kembali ke Indonesia proyek pengembangan roket tersebut dibatalkan.

Sri Diharto adalah salah satu prajurit TNI AU yang mendapat tugas rahasia ke Israel. Pada tahun 1975, tiba-tiba ia dipanggil untuk menghadap ke Badan Intelijen Strategis (BAIS) (hal. 116). Tanpa diberi tahu lebih dulu, ia harus berangkat dalam sebuah misi rahasia. Bahkan ia tidak boleh memberitahu keluarganya.

Dengan pakaian kasual ia diterbangkan ke Frankfurt. Dari Frankfurt terbang ke Tel Aviv. Ia masuk Tel Aviv dengan paspor Thailand. Ternyata ia diminta untuk menangani masalah elektronika pesawat yang akan digunakan di Indonesia. Istilah awamnya ia diminta untuk menjemput pesawat (tempur?) dari Israel untuk dibawa ke Indonesia.

baca juga: Jokowi: Indonesia Desak Perang Israel-Palestina Dihentikan

Penugasan Sri Diharto tidak terbatas di bidang kemiliteran. Ia juga ditugaskan di bidang sipil. Ia pernah ditugaskan sebagai Kepala Badan Metrologi dan Geofisika. Di bagian Pengantar, Prof Dr Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG mengakui bahwa di era Sri Diharto-lah modernisasi BMKG dimulai sehingga sekarang menjadi salah satu BMKG yang terbaik di Asia (hal. Xxii). Saat ditugaskan sebagai Komisaris BUMN PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, Sri Diharto berhasil membenahi sistem gaji, sehingga tidak terjadi korupsi lagi di kalangan pegawainya.

Pencapaian Sri Diharto hingga sukses di dunia militer maupun sipil adalah berkat ketekunannya, ketertarikannya untuk mempelajari hal baru. Yang menarik, Sri Diharto memaknai TNI sebagai tansah nurut instruksi (selalu menuruti instruksi). Sebab menurut dia, sebagai seorang prajurit harus menjalankan perintah atasannya tanpa perlu bertanya.

Judul : Hidupku – Insinyur Teknis Fisika ITB, Prajurit TNI Angkatan Udara, dan Keluarga

Penulis : Imelda Bachtiar

Terbit : 2024

Penerbit : Penerbit Buku Kompas

Tebal : xxxvi + 212

ISBN: 978-603-160-530-6
(hdr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0997 seconds (0.1#10.140)