Akhir 2020, 20–30 Juta Vaksin Covid-19 Masuk Indonesia

Selasa, 25 Agustus 2020 - 06:46 WIB
loading...
A A A
Dengan begitu, total yang akan diterima Bio Farma sampai Maret 2021 adalah 50 juta bulk vaksin Covid-19. "Mari kita tuntaskan tugas besar kita untuk segera memproduksi vaksin dan mendistribusikannya bagi masyarakat Indonesia.” ujar Honesti.

Bio Farma sendiri sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas 100 juta dosis pada Agustus 2020, dan akhir Desember 2020 akan ada tambahan kapasitas produksi 150 juta dosis.

Sementara itu, proses uji klinis vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China masih terus berlangsung. Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah dijadwalkan menjadi relawan. Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Hermansyah mengatakan, sebelum penyuntikan dilakukan, Ridwan Kamil akan menjalani pemeriksaan fisik dan uji usap (swab test) dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

"Kunjungan pertama, Bapak Gubernur akan diperiksa kondisi fisik dan diambil swab-nya. Jika hasilnya negatif, tiga hari kemudian Pak Gubernur menjalani proses penyuntikan. Proses uji klinis Bapak Gubernur tidak dapat diliput secara langsung oleh media," ujar Hermansyah di Bandung kemarin. (Baca juga: Zulhas Sebut Gaya Kepemimpinan Amien Rais Ibarat Pesawat)

Menurut Hermansyah, keikutsertaan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, sebagai relawan uji klinis kandidat vaksin Covid-19 untuk meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah. "Pemerintah memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui proses yang kita tunggu-tunggu, yakni adanya vaksin Covid-19," katanya.

Sementara itu, juru bicara tim uji klinis Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran Rodman Tarigan mengatakan, selama uji klinis, setiap relawan melakukan lima kunjungan penelitian. Pada kunjungan pertama, relawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan swab test.

"Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari. Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya,” jelas Rodman. (Baca juga: Biar Enggak Resesi, Sri Mulyani Kebut Belanja Pemerintah)

Pada kunjungan kedua, lanjut Rodman, relawan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan rapid test. Jika hasil tes memenuhi syarat dan hasil rapid test nonreaktif, penyuntikan vaksin atau plasebo dapat dilakukan. "Setiap suntikan terdapat reaksi dalam waktu 30-40 menit. Jadi, kami menyediakan tempat observasi. Apabila tidak terjadi gejala, sukarelawan dapat pulang," katanya.

Rodman mengatakan, penyuntikan vaksin kedua akan dilakukan dua pekan setelahnya. Kemudian, relawan wajib menjalani dua kunjungan lagi untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kondisi kesehatan. Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, maka relawan diminta melapor kepada tim uji klinis. "Kondisi kesehatan relawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis," imbuhnya.

Sementara pada proses uji klinis fase ketiga akan berjalan selama enam bulan atau hingga akhir 2020. Jika berjalan lancar, rencananya vaksin Sinovac akan mendapat izin edar dan diproduksi massal awal 2021 mendatang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)