Ratusan Banser Jaga Ketat Kantor PBNU, GP Ansor: Ada yang Demo Lagi Kita Sikat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan Banser berjaga di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). Hal itu menyusul didemonya kantor PBNU oleh Aliansi Santri Gus Dur pada Jumat (2/8/2024) lalu.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharudin menegaskan jika ada massa yang kembali menggelar aksi demo di kantor PBNU, pihaknya tak segan-segan melakukan tindakan represif.
"Ini kita instruksikan seluruh kader di seluruh Indonesia, jadi kita minta pertama tidak ada lagi aksi di depan PBNU, apa pun itu. Kalau ada kita langsung sikat, langsung gebuk, tapi sebelumnya kita pendekatan persuasif," ujarnya, Senin (5/8/2024).
Banser akan berjaga di kantor PBNU selama 24 jam. Sejauh ini, Banser yang dikerahkan hanya dari wilayah Jabodetabek, namun jika ada kebutuhan tambahan dia akan menginstruksikan Banser di seluruh Indonesia ikut berpartisipasi.
"Ini kan nggak seberapa ya, kita memang panggil yang dekat-dekat, kalau Jabodetabek kita kumpulkan bisa sampai 100 ribu orang," ucap Addin.
Berdasarkan pantauan, Banser berjaga di depan atau dalam kantor PBNU. Sebagian juga terlihat sedang melaksanakan salat zuhur di kantor PBNU.
Sebelumnya, massa dari Aliansi Santri Gus Dur berunjuk rasa di depan Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024). Mereka mendesak PBNU segera menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk mengganti ketua umum dan sekretaris jenderal.
Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi tuntutan. Beberapa spanduk itu misalnya meminta agar PBNU menggantikan Ketua Umum PBNU sekaligus Sekjen PBNU yang kini dijabat Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
“Karena Gus Yahya sebagai Ketum ketika di Muktamar Lampung yang mengkonsolidasi ideologi perjuangan Gus Dur untuk memperbaiki NU ke depan, tapi faktanya hari ini justru kontraproduktif,” kata Muhamad Sholihin selaku Koordinator Massa Aksi, Jumat (2/8/2024).
Salah satu pelanggaran Gus Yahya karena terlibatnya PBNU dalam politik praktis. Dia menilai sikap itu mencoreng cita-cita Nahdlatul Ulama (NU).
“Yang sangat menyakitkan mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Yang katanya tidak berpolitik praktis tapi malah justru hari ini kami dipertontonkan dengan keputusan PBNU membentuk tim investigasi. Itu adalah offside!” ungkapnya.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharudin menegaskan jika ada massa yang kembali menggelar aksi demo di kantor PBNU, pihaknya tak segan-segan melakukan tindakan represif.
"Ini kita instruksikan seluruh kader di seluruh Indonesia, jadi kita minta pertama tidak ada lagi aksi di depan PBNU, apa pun itu. Kalau ada kita langsung sikat, langsung gebuk, tapi sebelumnya kita pendekatan persuasif," ujarnya, Senin (5/8/2024).
Banser akan berjaga di kantor PBNU selama 24 jam. Sejauh ini, Banser yang dikerahkan hanya dari wilayah Jabodetabek, namun jika ada kebutuhan tambahan dia akan menginstruksikan Banser di seluruh Indonesia ikut berpartisipasi.
"Ini kan nggak seberapa ya, kita memang panggil yang dekat-dekat, kalau Jabodetabek kita kumpulkan bisa sampai 100 ribu orang," ucap Addin.
Berdasarkan pantauan, Banser berjaga di depan atau dalam kantor PBNU. Sebagian juga terlihat sedang melaksanakan salat zuhur di kantor PBNU.
Sebelumnya, massa dari Aliansi Santri Gus Dur berunjuk rasa di depan Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024). Mereka mendesak PBNU segera menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk mengganti ketua umum dan sekretaris jenderal.
Mereka membawa sejumlah spanduk yang berisi tuntutan. Beberapa spanduk itu misalnya meminta agar PBNU menggantikan Ketua Umum PBNU sekaligus Sekjen PBNU yang kini dijabat Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
“Karena Gus Yahya sebagai Ketum ketika di Muktamar Lampung yang mengkonsolidasi ideologi perjuangan Gus Dur untuk memperbaiki NU ke depan, tapi faktanya hari ini justru kontraproduktif,” kata Muhamad Sholihin selaku Koordinator Massa Aksi, Jumat (2/8/2024).
Salah satu pelanggaran Gus Yahya karena terlibatnya PBNU dalam politik praktis. Dia menilai sikap itu mencoreng cita-cita Nahdlatul Ulama (NU).
“Yang sangat menyakitkan mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Yang katanya tidak berpolitik praktis tapi malah justru hari ini kami dipertontonkan dengan keputusan PBNU membentuk tim investigasi. Itu adalah offside!” ungkapnya.
(jon)