Dua Sosok Muda Ini Ungkap Kehidupan di AS yang Menjunjung Toleransi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua sosok muda asal Indonesia, Atssania dan Melati yang saat ini tengah belajar di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan soal toleransi di negara tersebut. Diungkapkan keduanya, kehidupan di negeri Paman Sam ini sangat menjujung tinggi toleransi.
Ketika ditanya host Intan Selni terkait tantangan yang dihadapi, Atssania bercerita awalnya banyak yang mempertanyakan bagaimana mungkin mahasiswi yang berlatarbelakang ilmu Islam bisa menuntut ilmu ke Amerika Serikat.
Selain itu, banyak anggapan dari luar terkait kehidupan muslim yang kurang baik di negara tersebut. Dalam kesempatan itu, Atssania menjelaskan, ternyata di AS banyak yang bisa dipelajari tentang Islam, terutama terkait toleransi dan budaya-budaya Islam lain yang didapatnya dari sesama pelajar di Amerika Serikat.
"Terkait anggapan adanya pandangan yang tidak baik terhadap muslim di sana saya tidak merasakannya sama sekali," kata Atssania, seperti dikutip dari YouTube Channel USAID Teman LPDP, Selasa (30/7/2024).
"Hal ini bisa dirasakan ketika kami yang memakai hijab tidak mempengaruhi pandangan masyarakat disana untuk saling sapa dan saling membantu," tambah Melati.
Bahkan kata keduanya, untuk yang muslim tidak sulit untuk menemukan tempat untuk beribadah karena disedikan oleh pihak kampus.
"Di sinilah saya melihat bahwa kehidupan di kampus di Amerika Serikat menjunjung tinggi nilai toleransi jadi kami bisa tenang dalam menjalankan Salat," ucap Atssania.
"Selain itu, jika ada acara-acara kampus para panitia juga memperhatikan keberadaan pelajar muslim dengan menjamin makanan-makanan yang tersedia halal untuk dimakan," sambung Melati.
Atssania pun mengimbau kepada para mahasiswa/mahasiswi Indonesia yang berkeinginan kuliah di Amerika Serikat untuk tidak takut karena kabar miring tentang kehidupan muslim di sana tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
"Karena masyarakatnya punya toleransi yang tinggi dan tidak perlu khawatir untuk kesulitan menemukan tempat Salat karena di setiap kampus menyediakan tempat ibadah untuk mahasiswa," tegasnya.
Untuk informasi program yang didapat Atssania dan Melati ini adalah program khusus dari LPDP yang menyasar mahasiswa dan mahasiswi dari kampus yang berbasis ilmu Islam di Indonesia. Jadi, untuk apply program ini, harus mendaftar di LPDP seperti beasiswa LPDP pada umumnya.
Untuk diketahui, Atssania dan Melati yang merupakan mahasiswa S2 dari PTIQ adalah awardee beasiswa LPDP yang bekerja sama dengan Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU MI) mendapat kesempatan kuliah di Hartford International University, Amerika Serikat, selama tiga bulan.
Ketika ditanya host Intan Selni terkait tantangan yang dihadapi, Atssania bercerita awalnya banyak yang mempertanyakan bagaimana mungkin mahasiswi yang berlatarbelakang ilmu Islam bisa menuntut ilmu ke Amerika Serikat.
Selain itu, banyak anggapan dari luar terkait kehidupan muslim yang kurang baik di negara tersebut. Dalam kesempatan itu, Atssania menjelaskan, ternyata di AS banyak yang bisa dipelajari tentang Islam, terutama terkait toleransi dan budaya-budaya Islam lain yang didapatnya dari sesama pelajar di Amerika Serikat.
"Terkait anggapan adanya pandangan yang tidak baik terhadap muslim di sana saya tidak merasakannya sama sekali," kata Atssania, seperti dikutip dari YouTube Channel USAID Teman LPDP, Selasa (30/7/2024).
"Hal ini bisa dirasakan ketika kami yang memakai hijab tidak mempengaruhi pandangan masyarakat disana untuk saling sapa dan saling membantu," tambah Melati.
Bahkan kata keduanya, untuk yang muslim tidak sulit untuk menemukan tempat untuk beribadah karena disedikan oleh pihak kampus.
"Di sinilah saya melihat bahwa kehidupan di kampus di Amerika Serikat menjunjung tinggi nilai toleransi jadi kami bisa tenang dalam menjalankan Salat," ucap Atssania.
"Selain itu, jika ada acara-acara kampus para panitia juga memperhatikan keberadaan pelajar muslim dengan menjamin makanan-makanan yang tersedia halal untuk dimakan," sambung Melati.
Atssania pun mengimbau kepada para mahasiswa/mahasiswi Indonesia yang berkeinginan kuliah di Amerika Serikat untuk tidak takut karena kabar miring tentang kehidupan muslim di sana tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
"Karena masyarakatnya punya toleransi yang tinggi dan tidak perlu khawatir untuk kesulitan menemukan tempat Salat karena di setiap kampus menyediakan tempat ibadah untuk mahasiswa," tegasnya.
Untuk informasi program yang didapat Atssania dan Melati ini adalah program khusus dari LPDP yang menyasar mahasiswa dan mahasiswi dari kampus yang berbasis ilmu Islam di Indonesia. Jadi, untuk apply program ini, harus mendaftar di LPDP seperti beasiswa LPDP pada umumnya.
Untuk diketahui, Atssania dan Melati yang merupakan mahasiswa S2 dari PTIQ adalah awardee beasiswa LPDP yang bekerja sama dengan Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU MI) mendapat kesempatan kuliah di Hartford International University, Amerika Serikat, selama tiga bulan.
(maf)