Geopolitik Timteng Berubah, Indonesia Konsisten Dukung Palestina Merdeka

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 19:51 WIB
loading...
Geopolitik Timteng Berubah,...
Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto mengungkapkan, Indonesia tetap konsisten untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto mengungkapkan bahwa Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina walaupun kondisi geopolitik Timur Tengah (Timteng) terus berubah.

Bagi Indonesia, dukungan kemerdekaan Palestina adalah amanah konstitusi dan wujud kesungguhan dukungan terhadap resolusi PBB terkait Palestina.

(Baca juga: Update Corona: 151.498 Positif, 105.198 Sembuh dan Meninggal 6.594 Orang)

"Indonesia berada pada posisi yang kuat, jelas dan konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada bangsa Palestina meliputi dukungan politik, ekonomi, sosial, diplomasi kemanusiaan dan lain-lain," kata Andy dalam seminar daring bertajuk 'Pergeseran Politik Timur Tengah Pasca-Ledakan di Lebanon dan Manuver UAE: Bagaimana Sikap Indonesia?', Sabtu (22/8/2020).

(Baca juga: Megawati Minta Cakada Tiru Jokowi, Tidak Angkuh dan Turun ke Rakyat)

Andy mengatakan, hingga saat ini pemerintah aktif menggalang dukungan internasional bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina, baik secara bilateral maupun multirateral. Dalam berbagai forum internasional Indonesia selalu menyuarakan aspirasi kemerdekaan Palestina berdasarkan resolusi PBB.

(Baca juga: Gaya Jokowi Keliling Kebun Raya Bogor Naik "Soekarno-Hatta")

Saat ini sedikitnya ada dua tantangan besar yang dihadapi bangsa Palestina. Pertama menyikapi proposal damai yang dibuat Donald Trump atau Deal of Century. Kedua masalah aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.

"Indonesia sangat serius memandang kedua masalah ini. Bagi kita masalah ini harus ditempatkan dalam kerangka amanah konstitusi dengan mempertimbangkan poin-poin resolusi PBB," ujar Andy.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta sependapat dengan Dubes Andy dan menekankan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak hanya merupakan amanat konstitusi UUD NRI 1945, melainkan juga peran kesejarahan Indonesia yang sukses menggalang Konperensi Asia Afrika (1955).

"Peran sejarah Indonesia mengilhami bangsa-bangsa yang terjajah agar tak lelah memperjuangkan kemerdekaan, semangat yang mungkin tidak dimiliki bangsa-bangsa Arab sekalipun. Kalau mereka menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Palestina belum merdeka, maka Indonesia sebaliknya, Palestina merdeka merupakan syarat untuk mewujudkan normalisasi dan perdamaian," kata Sukamta.

Sementara itu Sekretaris Eksekutif Institute Indonesia, Lili Nur Aulia menyebut apa yang terjadi di Timur Tengah saat ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap proses kemerdekaan Palestina. Karena apapun yang terjadi di kawasan teluk akan bermuara pada isu Palestina dan Israel.

Hal terbaru yang menurut Lili akan berpengaruh adalah dibukanya hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel. Lili mensinyalir, hubungan kerjasama ini akan diikuti oleh negara-negara Arab lain.

Lili menyebut ada enam peran yang dapat dilakukan bangsa Indonesia dalam menyikapi isu aktual di Timur Tengah yang akan berdampak pada proses kemerdekaan Palestina.

"Pertama, kita perlu memperkuat jati diri bangsa Indonesia berdasar Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika yang mendukung kemerdekaan dan melawan penjajahan. Kedua, mengikuti perkembangan geopolitik yang mempengaruhi persoalan Palestina. Ketiga, menyaring informasi yang benar dan menghindari importasi konflik ke negeri kita," ujar Lili.

Keempat, menyalurkan bantuan secara legal dan konstitusional. Kelima, bersikap proporsional dan keenam, membantu memberitakan masalah Palestina berdasar sudut pandang yang objektif. Lili menyebut kontribusi masyarakat sipil dan lembaga kemanusiaan Indonesia dalam keringanan beban derita rakyat Palestina seperti Adara Relief International, Komite Nasional untuk Rakyat Indonesia (KNRP), ACT, PKPU Human Initiative dll, disamping bantuan pemerintah Indonesia.

Adapun diskusi dilaksanakan Center for Indonesian Reform (CIR) berkolaborasi dengan Koalisi Perempuan Indonesia untuk al-Quds dan Palestina (KPIQP) dan Institut Indonesia. Selain Dubes Andy, Sukamta dan Lili, hadir juga sebagai pembicara Kepala Prodi Kajian Timur Tengah dan Islam, SKSG UI Dr. Yon Machmudi.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1607 seconds (0.1#10.140)