Hadiri Pembukaan Konferensi Alquran, Menag Ingatkan Empat Hal Ini

Senin, 20 Mei 2019 - 23:40 WIB
Hadiri Pembukaan Konferensi Alquran, Menag Ingatkan Empat Hal Ini
Hadiri Pembukaan Konferensi Alquran, Menag Ingatkan Empat Hal Ini
A A A
JAKARTA - Pengurus Pusat Jamiyyah Qurro’ wal Huffadh (JQH) NU menggelar Konferensi Alquran yang dihadiri oleh ulama ahli Alquran seluruh Indonesia, Senin (20/5/2019).

Konferensi dilaksanakan di Hotel Sriwijaya Jakarta 21-22 Mei 2019. Acara dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Lukman menyampaikan titik fokus pemerintah mendatang adalah pembangunan sumber daya manusia.

Menurut dia, pemahaman terhadap kandungan Alquran memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi dengan kebutuhan masyarakat saat ini. “Sebanyak apa pun akademisi, ilmuwan dan para ahli yang nanti akan dilahirkan oleh sejumlah lembaga pendidikan kita, itu akan nyaris tidak memiliki arti jika tidak memiliki pemahaman agama yang benar. Apalagi kita merasakan gejala fenomena akan adanya jalan pintas dalam memahami Islam, termasuk mempolitisasi agama,” tuturnya.

Untuk itu, Lukman menegaskan empat hal ini. Pertama, umat Islam Indonesia harus disadarkan bagaimana menerjemahkan dan menafsirkan ayat-ayat Alquran. "Karena kita masih sering menghadapi kesalahpahaman seakan-akan terjemah Alquran atau Tafsir Alquran itu adalah Alquran itu sendiri," tandasnya.

Kedua, kata dia, ahli Alquran harus memberi penjelasan yang menyeluruh terkait dengan bagaimana mengontekstualisasikan Alquran dengan realitas kekinian. Teks Alquran itu memiliki relevansi yang tinggi karena dia menjadi sumber rujukan utama pedoman hidup umat.

Ketiga, ahli Alquran agar menyosialisasikan kandungan Alquran sehingga tetap memiliki relevansinya dengan kekinian. Dia berharap agar isu-isu aktual dan isu klasik bisa dirujuk sumbernya dalam Alquran, misalnya relasi antara negara dengan agama, Isu gender, isu hak asasi manusia.

Keempat, memahami Alquran itu tidak mudah. Lukman berpesan agar ulama Alquran menjelaskan kepada umat bahwa untuk menerjemahkan dan memahami Alquran harus menguasai berbagai macam ilmu, mulai dari ilmu kaidah bahasa Arab, ilmu Balaghag, Nasikh Mansukh, Ilmu Asbabun Nuzul dan lain sebagainya, sehingga umat Islam tidak cenderung mengambil jalan pintas dalam memahami Alquran
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5449 seconds (0.1#10.140)