Terima Penghargaan dari PBB, Mbak Ita: Berkat Menu Resep Bu Mega
loading...
A
A
A
SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu membeberkan salah satu kunci sukses Kota Semarang ketika berhasil meraih penghargaan penanganan stunting dari United Nations atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Incheon, Korea Selatan, pada Rabu (26/6/2024).
Saat dijumpai setibanya di Semarang dari Korea Selatan, Kamis (27/6/2024), perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menuturkan jika keberhasilan pengentasan stunting di Kota Semarang salah satunya adalah pemberian makanan untuk anak stunting dan ibu hamil hasil masakan dari buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia arahan Megawati.
"Pada tahun 2023, Pemerintah Kota Semarang melakukan intervensi pemberian makanan dari buku resep tersebut. Dengan pengelolaan di daycare Rumah Pelita (Rumah Penanganan Lintas Sektor Baduta Stunting), kita berhasil menurunkan angka stunting yang semula berjumlah 1.386 anak menjadi 872 anak, serta menurunkan angka ibu hamil kekurangan energi kronis dari semula 1.634 ibu hamil menjadi 596 ibu hamil," tutur Mbak Ita.
Mbak Ita mengungkapkan jika buku resep makanan dari Megawati menjadi salah satu faktor yang mengantarkan Kota Semarang mendapatkan penghargaan dari PBB.
“Jadi kami melakukan salah satu upaya penurunan stunting dengan mengimplementasikan pemberian makanan dari buku resep masakan Ibu Megawati, bahwa masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, juga bisa disantap oleh semua keluarga. Alhamdulillah buku resep masakan yang pertama kemarin termasuk yang berhasil mengantarkan kami pada prestasi ini. Berkat implementasi buku resep tersebut, Kota Semarang dapat penghargaan dari United Nations (PBB) dalam acara UN Public Service Forum 2024," ujarnya.
Buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia. (Foto: dok Pemkot Semarang)
Melihat manfaat buku resep pertamanya, Megawati memberikan resep-resepnya untuk baduta dan ibu hamil di wilayah Indonesia bagian Timur. Saat ini, buku resep tersebut sudah disusun kembali oleh Mbak Ita dan siap untuk dilaunching bersama BKKBN dalam waktu dekat.
Buku resep ini berbeda dari buku yang pertama. Buku kedua berjudul “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia untuk Wilayah Indonesia Bagian Timur” yang memiliki empat jilid sesuai klasifikasi, yaitu balita usia 6-8 bulan, 9-11 bulan, 12-24 bulan, dan untuk ibu hamil.
“Buku ini berisi menu dengan makanan utama sorgum, sagu dan jagung. Sedangkan untuk lauk, lebih pada olahan ikan. Sayur pun sama, kami buat dari bahan-bahan yang familiar di wilayah Indonesia bagian Timur. Memang betul-betul disiapkan untuk anak-anak stunting di sana,” kata Mbak Ita.
Mbak Ita ingin peluncuran buku resep kedua tersebut dapat menyebarkan manfaat yang lebih luas, sekaligus memotivasi banyak pihak untuk terus semangat memerangi stunting. Dia berharap, Indonesia zero stunting 2024 dapat segera terwujud dan kualitas kesehatan semakin meningkat.
Saat dijumpai setibanya di Semarang dari Korea Selatan, Kamis (27/6/2024), perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menuturkan jika keberhasilan pengentasan stunting di Kota Semarang salah satunya adalah pemberian makanan untuk anak stunting dan ibu hamil hasil masakan dari buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia arahan Megawati.
"Pada tahun 2023, Pemerintah Kota Semarang melakukan intervensi pemberian makanan dari buku resep tersebut. Dengan pengelolaan di daycare Rumah Pelita (Rumah Penanganan Lintas Sektor Baduta Stunting), kita berhasil menurunkan angka stunting yang semula berjumlah 1.386 anak menjadi 872 anak, serta menurunkan angka ibu hamil kekurangan energi kronis dari semula 1.634 ibu hamil menjadi 596 ibu hamil," tutur Mbak Ita.
Mbak Ita mengungkapkan jika buku resep makanan dari Megawati menjadi salah satu faktor yang mengantarkan Kota Semarang mendapatkan penghargaan dari PBB.
“Jadi kami melakukan salah satu upaya penurunan stunting dengan mengimplementasikan pemberian makanan dari buku resep masakan Ibu Megawati, bahwa masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, juga bisa disantap oleh semua keluarga. Alhamdulillah buku resep masakan yang pertama kemarin termasuk yang berhasil mengantarkan kami pada prestasi ini. Berkat implementasi buku resep tersebut, Kota Semarang dapat penghargaan dari United Nations (PBB) dalam acara UN Public Service Forum 2024," ujarnya.
Buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia. (Foto: dok Pemkot Semarang)
Melihat manfaat buku resep pertamanya, Megawati memberikan resep-resepnya untuk baduta dan ibu hamil di wilayah Indonesia bagian Timur. Saat ini, buku resep tersebut sudah disusun kembali oleh Mbak Ita dan siap untuk dilaunching bersama BKKBN dalam waktu dekat.
Buku resep ini berbeda dari buku yang pertama. Buku kedua berjudul “Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia untuk Wilayah Indonesia Bagian Timur” yang memiliki empat jilid sesuai klasifikasi, yaitu balita usia 6-8 bulan, 9-11 bulan, 12-24 bulan, dan untuk ibu hamil.
“Buku ini berisi menu dengan makanan utama sorgum, sagu dan jagung. Sedangkan untuk lauk, lebih pada olahan ikan. Sayur pun sama, kami buat dari bahan-bahan yang familiar di wilayah Indonesia bagian Timur. Memang betul-betul disiapkan untuk anak-anak stunting di sana,” kata Mbak Ita.
Mbak Ita ingin peluncuran buku resep kedua tersebut dapat menyebarkan manfaat yang lebih luas, sekaligus memotivasi banyak pihak untuk terus semangat memerangi stunting. Dia berharap, Indonesia zero stunting 2024 dapat segera terwujud dan kualitas kesehatan semakin meningkat.