Indeks Demokrasi Merosot, Faisal Basri: Indonesia Hadapi Ancaman Hancurnya Peradaban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengkritisi merosotnya demokrasi Indonesia pada 2023. Dia membandingkan indeks demokrasi Indonesia turun 22 peringkat dibanding 2019.
"Demokrasi kita hancur, indeks demokrasi kita tahun 2023 dibandingkan tahun 2019 turun 22 peringkat, anjlok 22 peringkat, gila nggak skornya dari 0,5 turun jadi 0,3 bentar lagi nol," kata Faisal dalam diskusi Membongkar Korupsi, Kolusi, Nepotisme yang digelar di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Merosotnya demokrasi ini menyebabkan Indonesia akan menghadapi ancaman yakni hancurnya peradaban.
"Taruhannya peradaban kita yang dihancurkan, ancaman adalah hancurnya peradaban yang benar jadi salah, yang salah jadi bener. Rakyat diadu, tokoh-tokoh agama disumpelin konsensi tambang, bikin kecurigaan di antara masyarakat, kampus-kampus operasi yang memungkinkan mereka tidak tahu apa-apa dibutakan," katanya.
Hal ini diperparah dengan adanya proses perusakan alam, perusakan hak asasi manusia hingga UU ITE yang bisa memenjarakan rakyat Indonesia. Oleh karena itu dia meminta agar masyarakat bersatu untuk melawan ketidakadilan.
"Kita makin enggak aman. Oleh karena itu, hanya ada satu Cara yang tertinggal, lawan, lawan, lawan. Saya yakin ditengah kebobrokan ini masih ada segelintir orang yang baik, Terus optimis tidak ada kata putus asa selalu ada jalan, kalau rakyatnya bersatu," katanya.
"Demokrasi kita hancur, indeks demokrasi kita tahun 2023 dibandingkan tahun 2019 turun 22 peringkat, anjlok 22 peringkat, gila nggak skornya dari 0,5 turun jadi 0,3 bentar lagi nol," kata Faisal dalam diskusi Membongkar Korupsi, Kolusi, Nepotisme yang digelar di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Merosotnya demokrasi ini menyebabkan Indonesia akan menghadapi ancaman yakni hancurnya peradaban.
"Taruhannya peradaban kita yang dihancurkan, ancaman adalah hancurnya peradaban yang benar jadi salah, yang salah jadi bener. Rakyat diadu, tokoh-tokoh agama disumpelin konsensi tambang, bikin kecurigaan di antara masyarakat, kampus-kampus operasi yang memungkinkan mereka tidak tahu apa-apa dibutakan," katanya.
Hal ini diperparah dengan adanya proses perusakan alam, perusakan hak asasi manusia hingga UU ITE yang bisa memenjarakan rakyat Indonesia. Oleh karena itu dia meminta agar masyarakat bersatu untuk melawan ketidakadilan.
"Kita makin enggak aman. Oleh karena itu, hanya ada satu Cara yang tertinggal, lawan, lawan, lawan. Saya yakin ditengah kebobrokan ini masih ada segelintir orang yang baik, Terus optimis tidak ada kata putus asa selalu ada jalan, kalau rakyatnya bersatu," katanya.
(abd)