Usul Anggaran Ditambah, BPIP: Gandeng Pegiat Medsos Perkuat Pancasila kepada Gen Z
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengajak pegiat media sosial untuk memperkuat ideologi Pancasila kepada generasi muda atau Gen Z.
Hal ini menyikapi beberapa pemberitaan yang kurang proporsional dan tidak objektif terkait permohonan tambahan anggaran yang diajukan BPIP pada Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR di Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024.
Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Tonny Agung Arifianto menjelaskan alasan pengajuan tambahan anggaran senilai Rp100 miliar pada RAPBN 2025, atau Rp45 miliar untuk pemberdayaan kreator konten dan para pegiat media sosial guna menyongsong Generasi Emas 2045.
Menurut Tonny, salah satunya karena tren penurunan anggaran BPIP dari tahun 2023 sampai pada tahun 2025. “BPIP mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp100 miliar bukan tanpa alasan karena memang tren anggaran BPIP terus mengalami penurunan dari mulai dari 2023,” tuturnya Selasa, (25/6/2024).
Tonny membeberkan, pagu anggaran BPIP berada di angka Rp357 miliar pada 2023. Lalu, pada 2024 pagu tersebut turun di angka Rp342 miliar dan pada 2025 mendatang hanya sebesar Rp299 miliar.
Tonny menyebut, BPIP dan kementerian/Lembaga lain juga mengajukan tambahan anggaran, salah satunya dikarenakan beragam kegiatan yang melibatkan banyak pihak, serta didasari atas kondisi kekinian guna menyongsong Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi 2030 yang banyak didominasi oleh usia produktif dari kalangan Milenial dan Gen Z.
“Dari situlah sebenarnya yang mendasari kenapa Gen Z dan ini menyikapi bonus demografi, itu yang perlu kita antisipasi sehingga salah satu kegiatan usulan tambahan anggaran yang kita sampaikan adalah bagaimana memberdayakan seluruh pegiat media sosial, influencer, YouTuber, TikToker, content creator yang menggunakan berbagai platform media sosial mulai dari YouTube, Instagram, TikTok dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Konsepnya bukan kita membiayai mereka, tidak. Tapi kita mengadakan yang namanya coaching clinic atau istilahnya adalah bimbingan teknis untuk menyusun konten-konten yang sifatnya kreatif yang positif, yang terkait dengan aktualisasi Pancasila,” ucapnya.
Tonny berharap melalui kegiatan pemberdayaan dan pembinaan kepada para penggiat media sosial, diharapkan produksi konten-konten positif menyebar, terutama di Gen Z.
"BPIP telah melakukan pemberdayaan, pembinaan, dan penguatan pengarusutamaan Pancasila pada pegiat media sosial di Kota Cirebon dan Kota Malang yang telah melibatkan hampir ribuan peserta dari generasi muda," katanya.
Para pegiat media sosial tidak hanya menampilkan konten-konten dari sisi komersialisasi saja, tetapi nilai-nilai Pancasila perlu dikembangkan.
"Itulah maksud penambahan kegiatan, bagaimana memberdayakan dan membina para pegiat media sosial itu untuk memproduksi konten-konten kreatif yang sifatnya positif, tentunya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Itulah #PancasilaDalamTindakan yang merupakan slogan BPIP,” ucapnya.
Hal ini menyikapi beberapa pemberitaan yang kurang proporsional dan tidak objektif terkait permohonan tambahan anggaran yang diajukan BPIP pada Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi II DPR di Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024.
Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Tonny Agung Arifianto menjelaskan alasan pengajuan tambahan anggaran senilai Rp100 miliar pada RAPBN 2025, atau Rp45 miliar untuk pemberdayaan kreator konten dan para pegiat media sosial guna menyongsong Generasi Emas 2045.
Baca Juga
Menurut Tonny, salah satunya karena tren penurunan anggaran BPIP dari tahun 2023 sampai pada tahun 2025. “BPIP mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp100 miliar bukan tanpa alasan karena memang tren anggaran BPIP terus mengalami penurunan dari mulai dari 2023,” tuturnya Selasa, (25/6/2024).
Tonny membeberkan, pagu anggaran BPIP berada di angka Rp357 miliar pada 2023. Lalu, pada 2024 pagu tersebut turun di angka Rp342 miliar dan pada 2025 mendatang hanya sebesar Rp299 miliar.
Tonny menyebut, BPIP dan kementerian/Lembaga lain juga mengajukan tambahan anggaran, salah satunya dikarenakan beragam kegiatan yang melibatkan banyak pihak, serta didasari atas kondisi kekinian guna menyongsong Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi 2030 yang banyak didominasi oleh usia produktif dari kalangan Milenial dan Gen Z.
“Dari situlah sebenarnya yang mendasari kenapa Gen Z dan ini menyikapi bonus demografi, itu yang perlu kita antisipasi sehingga salah satu kegiatan usulan tambahan anggaran yang kita sampaikan adalah bagaimana memberdayakan seluruh pegiat media sosial, influencer, YouTuber, TikToker, content creator yang menggunakan berbagai platform media sosial mulai dari YouTube, Instagram, TikTok dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Konsepnya bukan kita membiayai mereka, tidak. Tapi kita mengadakan yang namanya coaching clinic atau istilahnya adalah bimbingan teknis untuk menyusun konten-konten yang sifatnya kreatif yang positif, yang terkait dengan aktualisasi Pancasila,” ucapnya.
Tonny berharap melalui kegiatan pemberdayaan dan pembinaan kepada para penggiat media sosial, diharapkan produksi konten-konten positif menyebar, terutama di Gen Z.
"BPIP telah melakukan pemberdayaan, pembinaan, dan penguatan pengarusutamaan Pancasila pada pegiat media sosial di Kota Cirebon dan Kota Malang yang telah melibatkan hampir ribuan peserta dari generasi muda," katanya.
Para pegiat media sosial tidak hanya menampilkan konten-konten dari sisi komersialisasi saja, tetapi nilai-nilai Pancasila perlu dikembangkan.
"Itulah maksud penambahan kegiatan, bagaimana memberdayakan dan membina para pegiat media sosial itu untuk memproduksi konten-konten kreatif yang sifatnya positif, tentunya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Itulah #PancasilaDalamTindakan yang merupakan slogan BPIP,” ucapnya.
(cip)