Tim Ekonomi di Kabinet Mendatang Harus Paham Investasi

Kamis, 09 Mei 2019 - 08:04 WIB
Tim Ekonomi di Kabinet Mendatang Harus Paham Investasi
Tim Ekonomi di Kabinet Mendatang Harus Paham Investasi
A A A
Gejolak politik di masyarakat selama pemilu dan pilpres turut mempengaruhi iklim investasi di Tanah Air. Hal itu diungkapkan Wapres Jusuf Kalla (JK) secara gamblang dalam wawancara bersama KORAN SINDO dan sindonews.com.

Pada wawancara tersebut, Wapres JK juga mengemukakan pandangannya mengenai tim ekonomi pada kabinet mendatang. Menurut JK, sosok anggota kabinet di bidang ekonomi pada pemerintahan mendatang memerlukan orang yang paham investasi dan ekspor.

Apakah pemilu memengaruhi investasi saat ini?


Ya saat ini orang menunggu itu benar. Untuk melihat kepastian. Biasanya wait and see untuk menunggu kabinet. Siapa di kabinet ini yang memberikan harapan dan kepastian. Lalu kebijakan apa yang akan diambil ke depan. Itu biasanya seperti itu. Tapi saya lihat bahwa begitu selesai tanggal 22 Mei, kemudian disusun dengan baik saya kira kepercayaan itu akan kembali.

Harapan Bapak untuk tim ekonomi mendatang?

Ya, tentu kita harapkan calon menteri yang memahami masalah-masalah ekonomi bangsa kita. Dapat meningkatkan investasi dan ekspor. Kan dua hal itu yang pokok. Memang dalam hal meningkatkan kesejahteraan itu ada investasi, tenaga kerja, bayar pajak, dan produksi naik. Tapi kita juga butuh ekspor untuk jangan kita defisit sehingga terjadi kesulitan pembayaran di belakang hari.

Apakah akan ada perombakan nomenklatur dalam pemerintahan mendatang?

Saya kira susunan kabinet mungkin satu dua ada perubahan. Tapi kalau menterinya lebih banyak perubahan-perubahan. Itu biasa-biasa saja. Itu terjadi setelah evaluasi kerja. Tentu ada yang bertahan dan diganti. Itu selalu demikian. Kita tunggu saja Oktober yang akan datang.

Apakah ada kemungkinan ada kementerian khusus investasi?

Ya, investasi kan masuk ke dalam Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Tingkatnya sama dengan menteri sebenarnya. Karena harus bersifat kelembagaan sehingga harus punya institusi yang permanen. Kalau kementerian bisa berubah-ubah kalau lembaga/badan itu akan lebih panjang.

Bagaimana menurut Bapak, pembangunan infrastruktur mendatang apakah akan terus dimaksimalkan?

Infrastruktur itu untuk memudahkan konektivitas, ya berhubungan. Ini akan memudahkan logistik. Infrastruktur itu suatu proyek yang tidak akan pernah berhenti walaupun negaranya sudah modern seperti Amerika Serikat dan China.

Walaupun sedemikian lengkap harus tetap dibangun karena untuk mengejar pertambahan penduduk, ekonomi, dan juga masyarakat makin maju beli mobil atau motor. Sehingga dibutuhkan infrastruktur yang lebih banyak lagi.

Jadi infrastruktur adalah suatu proyek yang tidak akan pernah berhenti. Kalau ada terjadi krisis ekonomi, biasanya pemerintah memberikan stimulan dan biasanya jatuhnya ke infrastruktur. Sekarang kita merasa ketinggalan dari negara lain dari sisi infrastruktur, akibatnya mahal logistik kita.

Apa yang perlu dipersiapkan terlebih dulu antara infrastruktur dan sumber daya manusia?

Kalau Kalimantan tidak banyak orang karena komunikasi terbatas. Begitu dibangun jalan maka banyak orang datang dari tempat lain. Seperti orang Jawa pindah ke Kalimantan, atau orang Kalimantan sendiri ekonominya jalan. Semua itu bersamaan infrastruktur dengan skill, pelatihan-pelatihan kerja dari masyarakat harus bersamaan.

Dengan begitu, akan timbul usaha dan ekonomi yang akan berkembang. Karena kalau tidak ada jalan di trans-Kalimantan contohnya, masyarakat membeli barang yang mahal karena sulit. Kemudian, produksi daripada masyarakat akan susah terjual. Jadi harus dua-duanya berjalaan bersamaan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5619 seconds (0.1#10.140)