DPR Dukung Upaya Pemerintah Temukan Vaksin Covid-19

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 14:10 WIB
loading...
DPR Dukung Upaya Pemerintah...
Ketua Banggar DPR MH Said Abdullah. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Badan Anggaran ( Banggar ) DPR mendukung penuh atas upaya nyata pemerintah menemukan obat dan vaksin untuk antisipasi Covid-19 hasil karya anak bangsa.

Obat Covid-19 hasil kerja sama TNI Angkatan Darat, Badan Intelijen Negara (BIN) dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ( Unair ) Surabaya serta didukung oleh Kimia Farma merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah mendorong upaya pemulihan kesehatan rakyat. (Baca juga: DPR Pertanyakan Standar Ganda BPOM Terhadap Obat Buatan Unair)

“Saya kira, wajib kita apresiasi kegigihan berbagai pihak dalam menemukan obat dan vaksin di dalam negeri. Ini wujud ikhtiar nyata yang seharusnya patut kita banggakan bersama,” tandas Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR MH Said Abdullah di Jakarta, Jumat (21/8/2020).

Menurut dia, pandemi Covid-19 telah berkembang sedemikian rupa menjadi awan tebal bagi kesehatan umat manusia di seluruh dunia. Karena itu, upaya bahu-membahu dan gotong royong menemukan obat Covid-19 patut didukung oleh segenap anak bangsa. (Baca juga: Politikus PKS: Orang Lebih Butuh Vaksin Hasil Riset daripada Celoteh Influencer)

Sebab, bila pandemi ini berlarut-larut, maka dunia akan menghadapi ancaman kehancuran ekonomi yang jauh lebih serius, termasuk juga angka kematian di berbagai negara yang kemungkinan akan terus meningkat.

“Begitu beratnya beban kesehatan, sosial, dan ekonomi oleh warga dunia, berbagai negara berpacu dengan waktu menemukan obat dan vaksin untuk mengatasi Covid-19,” tegasnya. (Baca juga: Soal Obat Covid-19 Unair, Pemuda Muhammadiyah: Perlu Diapresiasi, Bukan Dikerdilkan)

Said mengaku, terdapat pro dan kontra soal obat dan vaksin Covid-19 ini. Namun, alangkah bijaknya jika perbedaan ini diselesaikan melalui mimbar akademik-klinis.

Sebab, persengketaan opini para ahli di media massa justru akan menimbulkan ketidakpercayaan publik atas pihak-pihak yang sedang berupaya menemukan obat dan vaksin. Hal itu sangat kontraproduktif.

“Jadi, jika para ahli menemukan beberapa kelemahan proses dan prosedur akademik-klinis, maka alangkah baiknya dibicarakan dan diselesaikan melalui mimbar atau forum yang pas,” tegasnya.

Sejak Covid-19 muncul di Wuhan, Tiongkok akhir tahun lalu, hingga kini telah menjangkiti 22,57 juta warga dunia. Hal ini mengakibatkan 791 ribu manusia meninggal dunia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)